Pernikahan merupakan salah satu momen sakral dan hanya terjadi sekali seumur hidup. Untuk itu biasanya banyak pasangan memilih konsep yang unik agar dapat selalu diingat. Bagi masyarakat Indonesia yang dikenal dengan beragam sukunya, tentu adat pernikahan setiap suku berbeda-beda. Tak jarang adat pernikahan ini memiliki rangkaian ritual yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bahkan ada beberapa yang masuk ke dalam golongan adat pernikahan termahal di Indonesia.
Namun meskipun terbilang mahal, tradisi tersebut tetap dipertahankan demi melestarikan budaya. Selain itu, makna yang terkandung di dalamnya juga bernilai tinggi. Berikut telah kami rangkumkan suku-suku dengan biaya pernikahan adat paling mahal di Indonesia. Yuk, simak!
Baca juga: 13 Isi Seserahan Pernikahan Yang Harus Ada
Daftar Adat Pernikahan Termahal Di Indonesia
Beberapa suku dikenal memiliki tradisi adat pernikahan yang kompleks dan menelan biaya yang tidak sedikit. Berikut daftarnya di bawah ini.
1. Adat Bugis, Sulawesi Selatan
Suku ini terkenal dengan pernikahan yang mahal karena nilai mahar yang diberikan berupa emas. Tidak hanya maharnya saja yang mahal, proses adat yang dimiliki suku ini pun cukup panjang dan meriah. Tentunya hal tersebut akan melibatkan seluruh orang keluarga kedua belah pihak dihampir setiap prosesnya. Ditambah dengan kelengkapan lainnya seperti baju pengantin, catering, dan hal lainnya, total biaya pernikahan adat suku ini bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran.
Dalam prosesi pernikahan suku Bugis, akan dimulai dalam tiga acara besar yaitu, sebelum akad nikah, saat akan nikah, dan setelah nikah. Adapun pengeluaran terbesar yang menjadikan adat suku ini mahal adalah adat uang panaik. Uang panaik merupakan mahar yang dibayarkan oleh calon mempelai pria untuk meminang calon mempelai wanita.
Jumlah uang panaik ini biasanya disesuaikan dengan beberapa faktor yaitu, garis keturunan si gadis, jenjang pendidikan, pekerjaan, bahkan ada keluarga yang menjadikan kecantikan sebagai penentu besaran Panaik. Bagi masyarakat Bugis, uang Panaik menentukan keseriusan dari calon mempelai pria dalam mendapatkan si gadis untuk diperistri.
2. Adat Minangkabau (Padang), Sumatera Barat
Adat pernikahan suku Minangkabau di Padang memiliki perbedaan dengan adat lainnya. Jika biasanya pihak laki-laki yang mendatangi pihak perempuan, di adat Minangkabau pihak perempuanlah yang mendatangi pihak laki-laki.
Rangkaian tradisi yang dilakukan pun panjang dan memerlukan biaya yang besar. Adat yang dilakukan mulai dari malam bainai hingga parade penjemputan mempelai laki-laki manjapuik marapulai. Biaya yang harus dikeluarkan untuk penjemputan pihak laki-laki ini juga bisa mencapai ratusan juta dan perlu ditanggung pihak perempuan.
3. Adat Batak, Sumatera Utara
Suku Batak dikenal sebagai suku yang memiliki proses panjang yang harus dilalui sebelum pasangan menuju hari pernikahan. Umumnya, proses tersebut ialah pertemuan antar keluarga yang rutin dilakukan, mulai dari proses perkenalan keluarga kedua belah pihak hingga ke acara pertunangan. Dari serangkaian acara tersebut hampir seluruhnya melibatkan keluarga besar.
Pernikahan dengan adat batak tidak bisa dibilang murah lantaran ada banyak prosesi adat yang wajib dilakukan. Kisaran biaya pernikahan mulai dari proses perkenalan keluarga sampai ke pesta pelaminan, ialah minimal Rp120 juta. Adapun biaya ini sudah termasuk hitungan biaya mahar (sinamot), konsumsi, penyewaan gedung, dekorasi, dokumentasi, riasan, pakaian pengantin, pemusik dan para tokoh adat.
4. Adat Nias, Sumatera Utara
Suku Nias merupakan salah satu suku yang terkenal dengan pernikahan adat yang bisa dibilang mahal yang ada di wilayah Indonesia. Suku ini menerapkan kebiasaan pemberian mahar untuk acara pernikahan. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung secara turun-temurun. Mahar yang diberikan kepada pengantin tidak main-main karena memerlukan biaya yang cukup besar.
Warga setempat menerapkan standar mahar setara dengan 25 ekor babi. Harga babi bisa dibilang selayaknya harga kambing, yang tentunya cukup mahal yang berada di kisaran 2-4 juta rupiah per ekor. Selain itu, Semakin tinggi tingkat pendidikan mempelai wanita, semakin tinggi pula mahar yang harus diberikan. Namun, jika ternyata mempelai pria tidak dapat membayar mahar sesuai dengan perjanjian tersebut, maka mempelai pria harus mengabdi kepada mertua hingga mahar tersebut dianggap telah lunas.
Baca juga: 7 Tugas Bridesmaid di Acara Pernikahan!
5. Adat Sasak, Lombok
Pernikahan khas adat sasak bisa dikatakan unik jika dilihat dari urutan prosesinya. Hal ini karena sebelum dilakukan pernikahan calon pengantin laki-laki akan menculik calon pengantin perempuan dan dibawa ke rumah keluarganya. Tradisi ini lebih dikenal dengan sebutan Memari. Setelah itu, pihak keluarga laki-laki akan datang ke rumah keluarga perempuan untuk memberitahukan bahwa anak gadisnya berada di rumah mereka. Selanjutnya kedua keluarga akan melakukan proses tawar menawar mahar dan biaya perkawinan.
Bagi masyarakat Sasak, keluarga perempuan akan tersinggung jika ada laki-laki yang langsung datang tanpa menculik terlebih dahulu. Mereka menganggap tindakan seperti ini tidak menghargai anak perempuan mereka karena tawar menawar mahar tanpa menculik terkesan seperti hendak membeli anak mereka. Selain itu, perhitungan jumlah mahar di masyarakat Sasak akan disesuaikan dengan jarak dari rumah keluarga perempuan ke keluarga laki-laki. Sebagai contoh, berapa jembatan atau masjid yang dilewati.
Sehingga bagi pengantin yang berdomisili di kampung yang sama, biasanya mahar akan lebih murah, yaitu kisaran Rp. 500 ribu sampai dengan Rp. 1 Juta. Sedangkan bagi pasangan yang berbeda kampung atau kota, biaya mahar bisa mencapai puluhan juta tergantung jarak tempuh. Proses tawar menawar mahar ini pun melibatkan banyak pihak seperti pejabat desa atau kepala desa.
Selain jarak, perbedaan kasta atau status keturunan juga menentukan besarnya mahar. Jika pasangan berasal dari kasta berbeda, maka lebih mahal lagi maharnya. Untuk mengetahui garis keturunan ini bisa dilihat dari gelarnya yang masih digunakan hingga saat ini seperti Raden (laki-laki)/Lala (perempuan), Lalu (laki-laki)/Baiq (perempuan), Bapak, dan Amaq.
6. Adat Bali
Rangkaian pernikahan dengan biaya mahal berikutnya dapat dilihat di Pulau Bali. Pernikahan ala Bali mahal karena adanya perarakan. Memang bagian perarakan ini tidak harus ada, tapi jika ingin diadakan, biaya bisa sampai ratusan juta Rupiah. Sebenarnya pernikahan adat Bali sangat simpel. Prosesnya hanya mulai dari rapat besar keluarga yang berupa pertemuan seluruh anggota dari pihak laki laki dan perempuan.
Hal ini dilanjutkan siraman dan terakhir adalah rombongan pihak lelaki mengetuk pintu pihak perempuan. Jika dibukakan pintu, pesta pernikahan baru dilaksanakan. Hal ini adalah jalur simpel modern-nya. Jika kembali ke jalan tradisional, perarakan pasangan bisa lebih jauh. Contoh saja saat siraman. Perarakan wanita akan menuju pantai atau sumber air besar terdekat dari rumah. Proses ini dilakukan rombongan besar warga sekitar plus lagu.
Kemudian wanita kembali ke rumah dan tidak boleh bertemu siapapun kecuali keluarga sendiri. Selanjutnya rombongan pria yang mendatangi rumah si mempelai juga bisa meriah. Membawa group musik dan tari-tarian adalah hal biasa pada rombongan ini. Jika ingin lebih meriah, tidak jarang ada yang sewa kereta kuda dan bahkan mobil hias mahal. Biaya dari bayar rombongan ini sendiri bisa makan puluhan juta Rupiah padahal masih belum hitung pesta nikahnya.
7. Adat Jawa
Biaya pernikahan adat Jawa bisa dipandang murah jika melihat prosesnya secara umum. Namun, jika berbicara model adat Kraton, biaya yang dikeluarkan bisa lebih tinggi. Pada saat pernikahan keluarga Keraton Yogyakarta, biaya yang dikeluarkan sampai miliaran Rupiah. Hal ini tentu tidak aneh mengingat besaran acara yang terjadi termasuk even kenegaraan.
Anggota Keraton menikah artinya ada perubahan pada struktur Kraton. Di Yogyakarta, perubahan pada Keraton akan berimbas pada semua perangkat Kraton. Perangkat Kraton di sini meliputi semua aparat kenegaraan di DIY. Event juga lebih besar dibandingkan pernikahan adat Jawa biasa. Masyarakat mendapatkan bazar besar sebagai tempat pesta rakyat. Tidak jarang juga ada pagelaran seni seperti nanggap wayang yang makan waktu sehari untuk digelarkan.
Baca juga: 13 Ide Kado Pernikahan yang Bermanfaat
Walaupun terkesan mewah dan merepotkan, seluruh proses pernikahan pada setiap adat memiliki arti dan kepercayaan dari masing-masing suku. Biasanya setiap proses yang ada bermakna keharmonisan, kerukunan, dan keberkahan. Itulah 7 adat pernikahan termahal di Indonesia yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber. Mahal juga ya? Meski begitu, adat pernikahan ini tentu saja mempunyai tujuan untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat setempat. Semoga bermanfaat!