Pernahkah kalian dihadapkan oleh dua pilihan yang membuat kalian bingung untuk memilih mana yang harus kalian ambil? Misalnya, kalian bingung antara membeli makanan ringan yang murah namun tidak mengenyangkan, atau makanan berat yang bisa menambah energi tubuh dengan harga yang cukup mahal. Hal itu pasti membuat kalian berpikir dua kali untuk menghitung atau mengkalkulasi antara kebutuhan, keinginan, ketersediaan uang, peluang, dan resikonya agar bisa menentukan jenis makanan apa yang akan dibeli.
Contoh sederhana ini merupakan beberapa pilihan hidup yang harus segera diputuskan untuk dipilih. Dalam skala yang lebih besar apalagi di dunia bisnis, keputusan seperti ini harus dipertimbangkan secara matang. Kejadian inilah yang memunculkan istilah bernama biaya peluang atau opportunity cost untuk membantu memperkirakan seberapa besar peluang yang dilewatkan atau seberapa banyak manfaat dari peluang yang dipilih. Kemudian keputusan tersebut lebih baik akan memberi banyak manfaat daripada yang tidak dipilih
Baca juga: Biaya Tetap (Fixed Cost): Pengertian, Jenis, Contoh, dan Rumus Penghitungannya!
Apa Itu Biaya Peluang?
Secara sederhana, biaya peluang atau bisa juga disebut opportunity cost yaitu biaya yang dikeluarkan atau digunakan karena melepas suatu pilihan demi pilihan yang lain yang dirasa lebih bermanfaat. Biasanya biaya peluang ini digunakan karena sumber keuangan atau financial sedang terbatas keterbatasan inilah yang menjadikan biaya peluang sebagai biaya alternatif setelah beberapa pilihan tidak dapat dipilih.
Dalam contoh di atas, jika memang kalian benar-benar merasa lapar lebih baik membeli makanan berat saja karena dengan begitu kalian tidak merasa kelaparan dan bisa melanjutkan aktivitas kalian. Dengan keputusan ini maka kalian akan menggunakan biaya peluang atau harus menggunakan uang untuk membeli makanan berat, sedangkan makanan ringan tersebut menjadi resiko tidak dipilih karena memilih membeli makanan berat dalam kasus ini merupakan sebuah kebutuhan.
Jenis-jenis Biaya Peluang
Penghitungan biaya peluang ini biasanya merujuk pada bidang bisnis yang terbagi menjadi dua, yaitu:
Biaya peluang implisit
Yaitu biaya peluang yang tidak bisa dilihat atau lebih sulit ditanggulangi dengan angka atau dihitung. Contoh biaya peluang implisit ini, yaitu tingkat kepuasan, rentang waktu, kebahagiaan, dan keuntungan jangka panjang.
Biaya peluang eksplisit
Biaya ini merupakan biaya yang bisa dilihat sehingga bisa dihitung secara nyata. Contoh biaya eksplisit, yaitu uang, jumlah barang, kerugian dan keuntungan, besarnya aset, dll.
Baca juga: Biaya Operasional: Pengertian, Komponen, Manfaat, dan Cara Menghitungnya!
Manfaat Menghitung Biaya Peluang
Secara individu, menggunakan biaya peluang tentu dapat membantu dalam mengambil suatu keputusan, apalagi saat dihadapkan dengan beberapa pilihan. Menggunakan biaya peluang dapat menentukan pilihan yang tepat dengan risiko yang tetap terkendali.
Apalagi di skala yang lebih besar, seperti dalam suatu bisnis perusahaan. Dengan memperhitungkan biaya peluang maka dapat memungkinkan pebisnis mengambil keputusan dan langkah yang tepat untuk kelangsungan bisnis berjangka panjang, yaitu dengan cara mempertimbangkan berbagai pilihan yang muncul dan meninggalkan pilihan yang dirasa tidak cocok dengan iklim bisnisnya. Beberapa manfaat yang didapatkan oleh suatu perusahaan jika menerapkan biaya peluang seperti:
- Membantu memperhitungkan modal
- Mempermudah dalam menentukan skala prioritas
- Membuka kesempatan usaha yang lebih terbuka
- Dapat meminimalisir pengeluaran usaha
- Meminimalisir terjadinya kerugian perusahaan
Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Setelah mengetahui pengertian dan jenis-jenis biaya peluang maka selanjutnya, yaitu mengetahui cara menghitung biaya peluang dengan cara mengurangi nilai peluang yang tidak dipilih dengan nilai peluang, yang memiliki rumus:
Biaya peluang = FO – CO
Dengan keterangan:
FO = Return on best foregone option (nilai peluang yang tidak dipilih)
CO = Return on chosen option (nilai peluang yang dipilih)
Contoh Penghitungan Biaya Peluang
Pak Andi memiliki sebuah toko tua yang sudah digunakan sejak lama untuk menjual kain. Suatu hari ia diberi tawaran oleh rekannya untuk pindah ke gedung yang baru dan berencana menyewakan toko lamanya karena sudah cukup rapuh untuk ditinggali. Lalu Pak Andi mendapatkan 2 pilihan, apabila ia terus menetap di toko tersebut maka ia harus mengeluarkan uang sekitar 2 juta perbulan untuk biaya perawatan. Pilihan kedua, yaitu ia pindah ke toko yang baru dengan biaya sewa sebesar 3 juta perbulan. Lalu Pak Andi sepakat bersama karyawannya untuk pindah ke tempat yang baru. Berapa biaya peluangnya?
Biaya peluang = biaya jika menetap di toko lama – biaya sewa toko baru
= 2.000.000 – 3.000.000
= – 1.000.000
Hal ini berarti bahwa Pak Andi harus mengeluarkan uang sebesar Rp1.000.000 untuk mengganti fasilitas dan keadaan toko. Jadi, Pak Andi mengeluarkan uang sebesar 3 juta untuk pindah ke toko baru (dengan biaya peluang 1 juta jika memilih menetap). Contoh ini merupakan salah satu penghitungan biaya peluang secara implisit karena tidak bisa secara pasti ditentukan hasilnya.
Demikianlah ulasan singkat tentang cara menghitung biaya peluang yang tidak hanya berguna secara individu saja dalam mengatur keuangan pribadi, tapi juga bermanfaat bagi suatu bisnis atau perusahaan dalam memperhitungkan langkah yang akan diambil kedepannya agar bisnis tetap berjalan stabil dan tidak sampai mengalami kerugian.
Leave a Reply