Setiap individu memiliki karakteristik dan pengalaman yang berbeda. Karakteristik seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Tentunya hal tersebut mengarah pada pengetahuan dan pengalaman individu masing-masing. Alasan itulah yang dapat membentuk tindakan efektif. Lalu, apa itu tindakan afektif? Afektif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, minat, emosi, dan nilai yang ada di dalam diri setiap individu. Tindakan ini memiliki ranah dan contohnya tersendiri. Kamu dan temanmu pasti memiliki perbedaan karakteristik. Semuanya akan mempengaruhi pola perilaku dalam aktivitas keseharian. Yuk, pelajari ranah sekaligus contoh tindakan afektif.
Ranah dan Contoh Afektif
1. Menerima atau memperhatikan
Aspek ini merupakan aspek yang menekankan adanya rangsangan atau stimulus dari luar. Rangsangan itu bisa berupa masalah, situasi, atau gejala lain. Melalui ranah ini kamu akan diarahkan agar bisa menerima nilai-nilai kebaikan dari luar. Kamu juga dituntut memperhatikan beragam rangsangan yang muncul. Seluruhnya menuntut aspek kepekaan sosial. Contohnya saat kamu diberikan tugas untuk dikerjakan tepat waktu. Kamu dengan sendirinya harus menerima sebagai wujud tindakan afektif. Lalu kamu harus bisa memperhatikan detail tugas dan tenggat yang diberikan. Menerima dan memperhatikan adalah wujud kamu menyadari ranah afektif yang memunculkan sikap positif.
2. Menanggapi (responding)
Pada aspek ini, kamu harus bisa melibatkan diri secara aktif dalam suatu kejadian dan memberikan reaksi. Proses menanggapi adalah bentuk poin keaktfitan kamu kepada hal sekitar. Tindakan afektif yang kamu munculkan dalam kehidupan sehari-hari tentu mencerminkan identitas diri sendiri. Tanggapan yang kamu lontarkan dapat menjadi pemicu keaktifan dari orang lain juga, lho. Contohnya saat kamu belajar memahami wilayah melalui peta Indonesia. Kamu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau mentor. Hal itu juga akan menjadi pemacu semangat rekan yang lain untuk ikut menanggapi. Untuk itu, sikap responsif dinilai sangat penting dalam rangka mencerminkan nilai positif dalam diri masing-masing.
3. Menilai atau menghargai (valuing)
Pada ranah ini kamu dituntut sudah mampu memberikan penilaian suatu kejadian baik atau buruk. Kamu juga harus berusaha untuk mengimplementasikan sisi baiknya dan menjauhi sisi buruknya. Semuanya menjadi bagian dari wujud tindakan afektif. Sikap menghargai akan menunjukkan karakteristik positif bagi diri kamu sendiri. Kamu akan dianggap sebagai orang yang ramah dan terbuka dalam menanggapi apa pun. Dalam menilai sesuatu, kamu juga harus bersikap objektif. Seluruhnya berdasarkan fakta dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Menilai sesuatu tidak boleh berlandaskan sikap subjektif pada salah satu individu, ya. Misalnya tetangga kamu sedang mengadakan hajatan atau perayaan tertentu. Kamu harus bisa menghargai dan menilainya sebagai hal positif. Lihat sisi positifnya untuk bisa merangkul kebersamaan. Menghargai pemberiannya pada orang-orang di lingkungan sekitar. Dan jangan menilainya sebagai tindakan yang mengganggu ketentraman umum.
4. Mengatur (organization)
Ranah tindakan afektif selanjutnya ialah mengatur atau mengorganisasikan. Kamu harus mampu mengatur beragam aspek dan mengombinasikannya menjadi satu kesatuan. Ranah ini sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari terutama aspek sosial dan hukum. Kamu dituntut taat dan teratur dalam hidup bermasyarakat. Hal inilah yang melandasi adanya ketertiban umum. Pasalnya semuanya telah berhasil terkelola dan diatur dengan seksama. Contoh dalam kehidupan sehari-hari ialah keikutsertaan kamu dalam menegakkan hukum dan norma yang berlaku. Kamu harus bisa menciptakan ketertiban yang dimulai dari diri sendiri. Kamu wajib mengatur tindakan dan perilaku diri sendiri agar sesuai dengan hukum sebelum mengatur orang lain.
5. Karakteristik dengan suatu nilai (characterization)
Aspek ini merupakan aspek tertinggi di ranah afektif karena kamu sudah mampu memadukan semua nilai. Hal inilah yang menyebabkan adanya cerminan dari kepribadian beserta tingkah laku. Artinya, pada aspek ini diri kamu sudah tertanam nilai-nilai secara konsisten membentuk kepribadian positif. Kamu akan terus mengulang tindakan kebaikan secara konsisten. Tentu hal tersebut sangatlah baik untuk dilakukan. Contohnya saat kamu memiliki karakteristik sikap disiplin. Kamu dengan sendirinya akan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu. Kedisiplinan juga akan mencerminkan karakter taat pada norma yang berlaku. Kamu bisa mengatur dan mengelola diri kamu secara lebih tertata.
Baca Lebih Banyak : Kenali Perbedaan Simpati dan Empati beserta Contohnya!
Nah, itulah penjelasan mengenai tindakan afektif. Tindakan tersebut yang akan mempengaruhi pola perilaku seseorang. Pelajari ranah tindakan afektif secara seksama, ya. Kamu juga bisa menerapkan contoh positifnya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat!