Jika Anda seorang investor, mungkin sering mendengar istilah obligasi. Obligasi atau surat utang merupakan salah satu jenis investasi dengan tingkat modal yang besar. Berinvestasi pada obligasi sama halnya dengan memberi pinjaman kepada penerbit obligasi, yaitu pemerintah atau swasta.
Wujud obligasi hampi sama dengan saham yaitu berupa lembaran kertas yang berisi nominal jumlah dan ketentuan presentase bunga. Obligasi memiliki jangka waktu tertentu. Di akhir periode perjanjian, perusahaan swasta atau pemerintah yang menerbitkannya akan mengembalikan modal yang dipinjamkan beserta bunga sebagai keuntungan pembeli obligasi.
Layaknya investasi saham, ada ketentuan minimal untuk menginvestasikan dana dalam bentuk obligasi. Investasi minimalnya bisa mencapai lima miliar rupiah atau lebih. Oleh karena itu, investasi obligasi cocok untuk investor individu yang bermodal besar.
Apa itu Obligasi?
Berbeda dengan investasi saham tempat investor membeli surat kepemilikan modal suatu perusahaan, investasi obligasi adalah investasi dana pinjaman. Dalam investasi obligasi, investor mernbeli surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Dengan kata lain, investor memberikan pinjaman dana kepada perusahaan atau pemerintah dalam bentuk surat utang atau obilgasi. Dana ini kemudian digunakan oleh perusahaan atau pemerintah untuk menggerakkan dan mengembangkan usaha milik perusahaan atau pemerintah tersebut.
Ada yang mengatakan bahwa obligasi itu semacam utang piutang Ini tidak sepenuhnya tepat sebab obligasi merupakan surat perjanjan berjangka waktu satu hingga sepuluh tahun yang diterbitkan negara ataupun perusahaan. Surat perjanjian tersebut merinci besaran pinjaman, kupon, hingga tanggal jatuh tempo, juga nama pembeli oligasi.
Dengan memiliki obligasi berarti negara atau perusahaan berutang pada Anda sebesar yang dijanjikan. Negara atau perusahaan juga akan mengembalikan utang dan bunganya pada waktu yang disepakati, serta membayarkan kupon setiap bulan.
Sama seperti saham, penerbitan obligasi menjadi cara untuk menghimpun dana dari masyarakat. Negara membutuhkan dana untuk membangun infrastruktur sementara perusahaan memerlukan dana untuk ekspansi, Obligasi kemudian menjadi salah satu solusi sumber pendanaan mereka.
Obligasi bisa dimiliki siapa aja, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, meski ada juga yang penjualannya dikhususkan bagi warga negara Indonesia saja, misalnya obligasi yang diterbitkan negara. Anda bisa membeli obligasi di pasar perdana dan pasar sekunder. Di pasar perdana, obligasi dengan Initial Public
Offering (IPO) ditawarkan ke investor individu atau institusi yang dianggap penjamin emisi atau berpotensi membeli. Sementara pasar sekunder, obligasi diperoleh di bursa efek atau mitra-mitra distribusi yang ditunjuk. Misalnya, obligasi negara yang dijual mitramitra distribusi seperti bank.
Baca juga: Apa Itu IPO? Berikut Tujuan, Syarat, Proses, Kelebihan, Dan Kekurangannya
Jenis-jenis dan Contoh Obligasi
Bergantungantung pada penerbitnya, ada beberapa jenisa obligasi, yaitu:
- Obligasi Perusahaan (Corporate Bonds). Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pemerintah dan perusahaan swasta. Contohnya BUMN.
- Obligasi Negara (Goverment Bonds). Obligasi yang diterbitkan oleh negara. Contohnya adalah Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
- Obligasi Daerah (Municipal Bonds). Obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah. Contohnya adalah BUMD
- Obligasi Ritel. Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah kemudian dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk. Contohnya adalah Obligasi Negara Ritel (ORI).
Keuntungan dan Kekurangan Investasi Obligasi
Obligasi diterbitkan oleh pihak penerbit dengan nilai pari (nilai nominal) tertentu dan juga dalam waktu jatuh tempo tertentu. Ini artinya, nilai pinjaman dan batas waktu pengembalian pinjaman sudah ditentukan dalam obligasi tersebut. Sebagai contoh obligasi diterbitkan dengan nilai pari lima miliar rupiah dan jatuh tempo setelah sepuluh tahun.
Pengembalian yang dilakukan oleh pihak penerbit obligasi meliputi nilai pokok pinjaman dan bunga pinjaman. Jenis obligasi yang umum diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah obligasi kupon dengan tingkat bunga tetap. Salah satu yang menjadi sasaran investor adalah bunga dari obligasi tersebut.
Semakin besar nilai pari sebuah obligasi, semakin besar bunga yang akan diterima investor. Selain itu, investor perlu mengetahui tingkat sensitivitas terhadap perubahan suku bunga. Semakin panjang jangka waktu sebuah obligasi, semakin tinggi tingkat sensitivitas perubahan suku bunga.
Baca juga: 6 Jenis Investasi Jangka Panjang
Selain dari bunga, keuntungan lain dari investasi jenis obligasi ini adalah capital gain, yakni penjualan obligasi sebelum jatuh. Penjualan bell obligasi yang belum jatuh tempo dapat dilakukan di pasar sekunder. Keuntungan penjualan obligasi ini diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual.
Popularitas obligasi sebagai investasi sejauh ini memang masih di bawah deposito maupun saham. Namun, bukan berarti obligasi menjadi investasi yang sepi peminat. Sebaliknya, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) selalu diburu para investor, Hingga saat ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan sudah menerbitkan ORI sebanyak 15 kali, dan penjualan terakhir dilakukan pada tahun 2018.
Baca juga: Yuk Kenali Jenis-Jenis Deposito Dan Perbedaannya!
Sebagal salah satu instrumen investasi, obligasi memiliki beberapa keuntungan tambahan selain yang telah dijelaskan di atas, yaitu:
- Peroleh kupon secara berkala sebagai return investasi. Kupon diberikan satu kali setiap satu bulan, tiga bulan, ataupun enam bulan, tergantung perjanjian. Kupon terbagi menjadi kupor tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon)
- Pinjaman pasti dibayarkan berikut returm yang diperoleh khusus obligasi negara karena dijamin UU No. 24 Tahun 2002 atau UU No. 19 Tahun 2008.
- Keuntungan dari kupon lebih besar dari untung bunga deposito.
- Dapat dijadikan sebagai agunan.
Apapun Investasinya pasti ada saja kekurangannya. Berikut beberapa kekurangan investasi obligasi.
- Ada risiko gagal bayar yang berakibat pada hilangnya uang yang menjadi dana obligasi. Selain itu, sisa kupon yang belum dibayarkan juga bisa ikut hilang. Risiko ini umumnya terjadi pada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, sementara yang diterbitkan pemerintah (ORI) lebih aman.
- Besarnya kupon sangat tergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia. Biasanya ini terjadi pada obligasi kupon me-ngambang.
- Harga obligasi juga tergantung besarnya suku bunga. Kalau suku bunga naik, harga turun, sebaliknya, apabila suku bunga turun, harga jadi naik.
- Menjual saat yang tidak tepat bisa menimbulkan kerugian atau capital loss.
Nah, itulah sekilas informasi mengenai obligasi, bagaimana? apakah Anda ingin mencobanya? Tapi sebelum Anda melakukannya, Anda perlu memahami secara mendalam tentang dunia bisnis dan investasi. Anda bisa mengikuti kelas Investing 101: Cara Cepat Belajar Reksa Dana, Saham, Deposito, dan Emas dari Vocasia yang akan membantu Anda untuk memahami lebih jauh bagaimana cara berinvestasi yang baik dan benar. Segera klik dan ikuti kelasnya sekarang juga!