Pendekatan dalam Project Management
-
Waterfall
Ketika project management menggunakan pendekatan waterfall, maka terdapat aturan main yang mengharuskan untuk menyelesaikan pekerjaan lama yang masih kamu tanggani hingga selesai terlebih dahulu barulah kamu bisa melanjutkan pekerjaan yang selanjutnya.
-
Critical Path Method
Pendekatan ini critical path method ini lebih menekankan pada sumber daya apa yang sedang dibutuhkan pada saat itu. Yang mana tugas dan pekerjaan lain yang senyatanya lebih penting ya bisa dilakukan terlebih dahulu. Bahkan pekerjaan eksternal yang bisa menghambat apa yang sedang dibutuhkan bisa dilakukan paling akhir saja, nih.
-
Critical Chain Project Management (CCPM)
Di dalam pendekatan critical chain project management nantinya project manager akan menganalisis, mengidentifikasi, hingga menentukan tugas mana yang berada dalam skala prioritas tinggi, sedang, dan rendah. Yang mana tentu saja adanya skala prioritas itu menuntut adanya fokus dan sangat besar pada tugas dengan skala yang tertinggi, ya.
-
Agile
Pada dasarnya pendekatan agile di dalam suatu project management akan lebih berfokus pada kolaborasi tim daripada struktur hirarki, nih.
-
Scrum
Pendekatan scrum ini akan memungkinkan bahwa setiap anggota dari satu tim itu bisa punya beban dan tanggung jawab yang bisa diemban oleh suatu projet manajer, nih. Yang mana jabatan yang memimpin serta fasilitator dalam scrum ini akan diberikan oleh scrum master.
-
Kanban
Pendekatan Kaban ini hampir sama dengan scrum, bedanya adalah periode atau rentang waktu kerjanya lebih bersifat kontinyu, ya.
-
Extreme Programming (XP)
Pendekatan extreme progeamming ini diciptakan khusus untuk mengerjakan software engineering. Pendekatan seperti ini sangat cocok untuk proyek dengan klien yang belum memiliki pengetahuan tentang apa yang diperlukan dari hasil akhir nantinya, nih. Mengapa demikian? Ya karena dengan menggunakan pendekatan XP, seorang project manager itu nantinya bisa melakukan percobaan dan juga memberikan feedback pada kliennya. ya.
-
Adaptive Project Framework (APF)
Terakhir ada pendekatan adaptive project framework yang juga sangat sesuai untuk mengerjakan suatu proyek yang lebih berbasis teknologi dan informasi yang memang di dalamnya memerlukan tingkat fleksibilitas serta adaptasi yang tinggi, nih.
Tahapan dalam Project Management
1. Permulaan (Initiating)
Hal pertama yang harus dilakukan saat membangun project management ialah dengan melakukan inisiasi proyek, nih. Yang mana pada proses ini, ada banyak variabel yang harus ditentukan. Apa saja sih variabel tersebut? Mulai dari tujuan proyek, ruang lingkup proyek, pemilihan manajer proyek, risiko yang mungkin akan muncul, besaran anggaran yang diperlukan, hingga perkiraan jadwal yang lebih besar.
Lebih lanjutnya, dari keenam variabel itu yang paling penting ialah tujuan proyek, hal seperti apa yang ingin dicapai, juga ruang lingkup proyek, nih. Mengapa bisa demikian? Tentu saja atas dasar karena project management itu ya untuk memastikan bahwa seluruh proses yang akan dilakukan itu nantinya berakhir dengan sesuai tujuan awal yang telah dibuat, ya.
2. Perencanaan (Planning)
Setelah menyebutkan berbagai jenis variabel yang penting di dalam suatu proyek seperti penjelasan poin di atas, maka langkah selanjutnya adalah perencanaan, nih. Yang mana dalam proses perencanaan ini, manajer harus bisa membuat suatu rancangan terkait keseluruhan proyek yang akan dijalankan ke depannya, ya intinya rancangan proses proyek dari awal gingga akhir secara detail deh. Misalnya saja nih seperti rancangan dalam proyek tentang berapa banyak sumber daya manusia yang dibutuhkan, berpa sumber daya ekternal yang harus disiapkan, timeline secara detail, hingga rencana pelaksanaannya.
Lebih lanjutnya, ketika sedang melakukan perencanaan suatu proyek itu, pihak stakeholder pun akan masuk dalam pertimbangan. Mengapa demikian? Hal tersebut atas dasar karena mereka harus dilibatkan supaya bisa mengetahui hal penting lainnya, seperti risiko dan juga progres ketika proyek sedang berlangsung.
3. Pelaksanaan (Executing)
Nah, saat detail terkait perencanaan sudah dibuat dan juga disetujui oleh pihak project manager serta pihak stakeholder, maka proyek baru bisa untuk dilakukan, ya. Yang mana dalam pelaksanaannya, project manajer memiliki tugas untuk memastikan bahwa segala hal sudah berjalan on track sesuai dengan yang telah dijadwalkan serta sesuai dengan besaran anggaran yang juga telah ditentukan sebelumnya, ya.
Selanjutnya, project manajer juga harus bisa memastikan bahwa segala pekerjaan yang ada di lapangan itu telah berjalan dengan baik dengan catatan tim tersebut telah sesuai dan mampu menjaga komunikasi dengan baik dengan para pemangku kepentingan alias stakeholder.
4. Pengawasan (Control and Monitoring)
Saat suatu proyek sedang berjalan nih, maka seorang projet manajer harus bisa menilai setiap perkembangan yang ada apakah sudah lancar dengan takaran yang sesuai perencanaan atau belum. Hal tersebut tentu saja bertujuan bahwa pengawasan yang dilakukannya bisa meminimalisir hingga mendeteksi kesalahan alias adanya hal yang tak sesuai dengan perencanaan dan bisa segera dicari solusinya, nih. Bahkan apabila di tengah jalan diperlukan adanya perubahan, baik dari kinerja maupun sistemnya ya otomatis bisa diketahui dari hasil pemantauannya di tahapan ini, ya. Sehingga pada akhirnya demi keberlangsungan proyek yang sesuai tujuan awal perlu adanya pengawasan yang ketat, ya.
5. Penutupan (Closing)
Nah, pada saat seluruh proses sudah selesai dijalankan dan disetujui oleh pihak stakeholder, maka proyek yang ada itu bisa dinyatakan selesai, ya. Yang mana saat proses penutupan ini pihak project manager bisa menyelesaikan kontrak dengan berbagai pihak luar yang terlibat, membuat arsip pada berbagai dokumen yang penting, hingga membuat laporan akhir proyek.