Pengertian Rasis
Rasisme atau rasialisme adalah paham bahwa ras sendiri adalah ras yang paling tinggi dibandingkan ras lainnya. Rasisme jenis ini sering dikaitkan dengan konsep yang mendiskriminasi ras, agama, suku, adat, kelas, atau karakteristik fisik seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rasisme didefinisikan sebagai rasisme, di mana rasisme adalah prasangka berdasarkan asal suku; perlakuan sepihak terhadap (ras) negara yang berbeda.
Dengan demikian, rasisme adalah pemahaman tentang diskriminasi ras, agama, etnis, kebiasaan (SARA), kelompok atau karakteristik fisik umum untuk beberapa tujuan (biologis). Secara umum rasisme dapat diartikan sebagai serangan terhadap sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan untuk atau terhadap kelompok masyarakat, terutama karena identitas ras.
Perilaku rasis terjadi di semua bidang kehidupan sosial, seperti pendidikan, layanan kesehatan, hiburan, dan lain-lain. Adanya perilaku rasisme tersebut bisa menyebabkan perpecahan, baik antarsesama maupun golongan tertentu.
Baca Juga | Mengenal Defensif, Sikap Bertahan Atau Merasa Selalu Benar
Bentuk-bentuk Rasisme
1. Rasisme Internal
Rasisme internal adalah hasil dari kepercayaan pada doktrin superioritas kulit putih atau status superior. Korban rasisme internal sering merasa rendah diri, tidak menarik, tidak kompeten, dan tidak berharga, dan sering ingin memiliki kulit putih. Contoh terakhir, keinginan memiliki kulit putih tidak hanya sering terjadi di Afrika tetapi juga di Asia, tak terkecuali Indonesia.
Selain itu, banyak didukung oleh berbagai media yang seringkali menanamkan “dogma” bahwa “cantik harus putih”. Selanjutnya, sikap bahwa budaya sendiri lebih rendah dari budaya negara lain juga merupakan contoh rasisme internal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga | 5 Cara Profesional Menghadapi Perbedaan Pendapat Dengan Rekan
2. Rasisme Intrarasial
Jenis rasisme ini muncul akibat dari rasisme internal. Rasisme intrarasial mengacu pada diskriminasi dan pertikaian yang dilakukan oleh orang kulit hitam terhadap orang yang memiliki kulit lebih hitam dari mereka.
Baca Juga | Waspadai Hikikomori, Fenomena Menarik Diri Dari Lingkungan Sosial!
3. Eurosentrisme
Eurosentrisme adalah keyakinan bahwa budaya Eropa memiliki status paling tinggi daripada budaya dari bangsa atau ras lain. Dalam eurosentrisme, terdapat istilah First World, Second World, Third World, dan Fourth World yang merupakan penggolongan ras dari berbagai negara. First World anggotanya terdiri dari Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat; dan Second World yang mencakup populasi kulit putih Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan bekas negara blok Uni Soviet.
Kemudian ada Third World yang terdiri dari negara berkembang secara teknologi seperti Amerika Tengah dan Selatan, India, Afrika, dan negara di Asia Tenggara. Lalu yang terakhir adalah Fourth World yang anggotanya merupakan penduduk pribumi yang negaranya dikuasai orang kulit putih atau diatur oleh budaya mayoritas yang mengelilingi mereka. Contoh dari penduduk pribumi tersebut adalah suku Aborigin di Australia yang kini menjadi kaum minoritas, penduduk asli Amerika, dan orang non-kulit putih yang tinggal di negara First World seperti ras campuran Afrika Amerika.
Baca Juga | Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Retorika
4. Rasisme Interpersonal
Sesuai namanya, rasisme interpersonal cakupannya lebih sempit yaitu terjadi dari satu individu terhadap individu lainnya yang berbeda ras dan budaya.
Baca Juga | Mengenal Imposter Syndrome: Keraguan Terhadap Diri Sendiri
5. Rasisme Institusional
Jenis rasisme ini merupakan perbuatan diskriminasi atau ketidaksetaraan ras yang dilakukan dalam praktik kelembagaan dan budaya. Tujuan dari rasisme institusional adalah untuk menguntungkan kelompok yang kuat dan mengorbankan kelompok lain.
Baca Juga | Apa Itu Law Of Attraction? Yuk, Ketahui Tujuan Hidup Dan Cara Mendekatkan Mimpi Kita
6. Rasisme Struktural
Rasisme struktural dilakukan oleh lembaga dengan mempraktikkan ketidaksetaraan kekuasaan, peluang, dan hasil kebijakan berdasarkan ras. Rasisme jenis ini sulit dicari penyebabnya, bersifat kumulatif, meluas, dan berjangka waktu panjang.
Baca Juga | Apa Itu Toxic Positivity? Pengertian, Ciri, Dampak Dan Cara Menghindarinya
Waspadai Rasisme
Rasisme di sekeliling kita memang sangat berbahaya walau rasisme tidak dilakukan secara langsung atau lisan. Akibat dari rasisme, kamu bisa saja mengalami trauma ataupun menjadi orang yang tidak dapat membuka diri. Kamu harus mengetahui bagaimana cara kamu dalam berwaspada terhadap fenomena rasisme ini.
Jika kamu mendapatkan perlakuan rasisme dari orang yang berada di sekitarmu, kamu tidak perlu malu ataupun bersedih, apalagi takut. Hal yang harus kamu lakukan saat ini diperlakukan rasis adalah jangan cemberut atau menunjukkan rasa tidak suka lewat mimik wajah. Orang yang memperlakukanmu dengan rasis akan semakin senang saat kamu terlihat tidak nyaman.
Baca Juga | Apa Itu Growth Mindset? Pengertian, Manfaat, Penerapan, Dan Bedanya Dengan Fixed Mindset
Cobalah ikut sedikit tertawa dengan mereka saat kamu diperlakukan rasis, mereka akan menjadi malas mengolok-olok dirimu karena mereka merasa gagal membuatmu sedih dan terpojokkan. Dengan cara ini, kamu sudah dapat membuktikan kepada mereka kalau kamu itu tidak peduli dengan tingkah kekanakan seperti itu. Cara itu juga membantu untuk mengurangi perlakuan rasisme secara tidak langsung.
Jangan ikut mengolok-olokan kondisi fisik, suku, maupun latar belakang seperti yang dilakukan pelaku rasisme, nanti kamu malah tidak ada bedanya dengan mereka. Jika ingin membalas orang yang telah memperlakukanmu dengan buruk seperti itu, kamu bisa mengatakan bahwa ia seperti anak kecil dengan pikiran seperti itu. Dan jangan lupa katakan padanya bahwa kamu tidak mau meladeni anak kecil yang sedang mengoceh.
Ayo Sobat Vocasia, kamu pasti bisa melawan rasisme!
Baca juga | 8 Cara Tepat Mengatasi Perlakuan Rasisme Di Masyarakat