Setiap perusahaan pasti berusaha untuk mendapatkan pelanggan setia. Brand voice adalah kunci untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan membangun kepercayaan mereka terhadap brand. Saat bisnismu sudah memiliki brand voice, pasti akan lebih mudah terhubung dengan pelanggan. Tidak hanya itu saja, pelanggan juga akan merasa lebih percaya dan terlibat dengan bisnis.
Sebelum mulai mengembangkan brand voice, kamu harus paham bahwa prosesnya tidak bisa dilakukan dengan instan. Setiap perusahaan tentunya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan strategi yang tepat sebelum akhirnya memiliki brand voice yang sukses. Yuk pelajari lebih jauh mengenai definisi brand voice, cara mengembangkannya, hingga contohnya dalam dunia bisnis dalam ulasan berikut.
Pengertian Brand Voice
Brand voice adalah kumpulan kata, kondisi, perilaku, dan ekspresi yang dimiliki oleh suatu brand. Kompilasi tersebut bisa ditulis di media sosial suatu brand dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen. Tidak hanya itu, brand voice juga bisa menjadi simbol untuk menyampaikan produk tersebut. Singkatnya, brand voice adalah cara konsumen melihat merek, dan persepsi mereka adalah identitas merek yang sebenarnya.
Misal, beberapa merek dikenal karena kedamaian dan humornya ketika menyampaikan pesan merek. Ada juga beberapa brand yang memilih untuk menyampaikan pesannya secara profesional. Pada dasarnya semua itu tergantung dari target brand audience. Untuk menentukan brand voice, kita tidak bisa memisahkan nadanya. Merek dan tone adalah dua hal yang berbeda, dan perusahaan sering mengabaikan untuk membedakannya. Brand voice sebenarnya adalah sebuah kepribadian, seperti ceria, positif, skeptis atau profesional, sedangkan tone adalah alat untuk menyampaikan informasi melalui merek.
Kamu bisa mengomunikasikan brand kepada pelanggan bisa dengan gaya yang menyenangkan, intelektual, lucu, dan menghibur, hingga sedikit menggunakan hiperbola. Sama seperti berkomunikasi dengan teman atau keluarga, kamu tentunya memiliki gaya bicara yang berbeda dan khas. Gaya bicara menjadikan suaramu dikenali oleh orang lain, meskipun tidak melihat wujudmu secara langsung.
Gaya komunikasi dengan pelanggan bisa disesuaikan dengan jenis bisnis dan karakteristik pelanggan. Jika kamu memiliki bisnis digital yang banyak menggunakan teknologi dan media sosial, kamu bisa menggunakan komunikasi kasual yang lebih santai. Pastikan slogan dari brand-mu mudah diingat dan mudah untuk disebutkan.
Pentingnya Brand Voice
Keberadaan brand voice mampu memberikan efek yang signifikan terhadap penjualan. Dengan begitu, mampu membuat produk kamu lebih menonjol dibandingkan dengan produk kompetitor. Berdasarkan data, brand voice mampu memberikan kontribusi sebesar 40% terhadap kesan yang ditinggalkan produk untuk konsumen. Dengan demikian, mereka akan lebih mudah mendapatkan produk sesuai dengan selera mereka.
Selain itu, 33% konsumen mengatakan bahwa konten yang lebih berkesan mampu membuat mereka membuat keputusan pembelian dengan mudah. Terlebih lagi, berdasarkan review dari brand voice yang kerap muncul ternyata mampu memberikan sebanyak 32% peningkatan angka pembelian.
Keberadaan strategi pemasaran ini tentunya tidak terlepas dari proposisi gambar, video, hingga review produk. Dengan memperhatikan komposisi yang tepat maka akan membuat produk lebih menonjol dan secara signifikan mampu membuat konsumen menentukan keputusan pembelian.
Baca juga| Apa Itu Digital Branding? Kunci Sukses Dalam Penerapan Bisnis Online
Cara Mengembangkan Brand Voice
1. Deskripsikan Brand dengan Detail
Brand voice harus menunjukkan kepribadian dari brand. Oleh karena itu, langkah pertama dalam pengembangannya adalah dengan mendeskripsikan brand terlebih dahulu. Brand voice adalah suatu kepribadian unik yang diproyeksikan oleh brand melalui konten di platform komunikasi yang berbeda. Oleh karena itu, kepribadian tersebut harus dicari tahu terlebih dahulu. Menentukan kepribadian dari brand bisa dilakukan dengan mudah seperti saat kita menilai orang lain.
Dalam hal ini, kepribadian brand bisa diibaratkan seperti karakter film agar karakter di film bisa meyakinkan dan dipercaya oleh penonton, mereka harus memiliki dialog yang menunjukkan kepribadiannya. Kosakata yang dipilih oleh karakter, bagaimana nada suaranya, sertu seperti apa mereka saat mengomentari situasi dapat dijadikan pedoman.
Hal itu juga dapat diterapkan untuk sebuah brand. Saat bisa konsisten menunjukkan cara bersikap saat menghadapi berbagai situasi tentu akan membuat pelanggan tahu karakter dari brand. Selain itu, brand voice juga ditunjukkan dari pemilihan kata atau frasa yang digunakan di media sosial. Bahkan, panggilan sapaan untuk audiens juga termasuk dalam brand voice.
Sebelumnya, kamu bisa melakukan riset pada brand kompetitor untuk mengetahui karakter mereka. Coba pelajari kontennya mulai dari pemilihan kata atau sapaan untuk audiens. Hal itu bisa dijadikan acuan dalam mengembangkan brand voice dari bisnismu.
2. Lakukan Audit pada Brand Voice
Setelah mengetahui value dari brand dan seperti apa target pelanggan, kamu juga perlu melakukan audit pada brand voice yang sudah dilakukan perusahaan. Tanpa disadari, pasti brand sudah memiliki gaya bahasanya sendiri saat melakukan pemasaran lewat konten digital baik di media sosial atau blog.
Lakukan pembaruan pada brand voice-mu. Cari tahu apakah hal itu sudah mencerminkan value dari perusahaan dan sesuai dengan target pelanggan. Coba periksa setiap konten yang sudah dibuat pada media sosial, blog, atau lainnya. Hal itu akan memudahkan untuk menilai brand voice apakah sudah selaras atau belum. Terdapat empat dimensi pada tone of voice yang bisa diterapkan oleh brand, misalnya lucu vs serous, formal vs kasual, dan antusias vs mengedepankan fakta.
3. Buat Tabel Brand Voice
Setelah memilih tone of voice, langkah berikutnya adalah mengembangkannya lewat tabel. Melalui tabel kamu bisa menuliskan karakteristik sebuah brand. Misal, brand memiliki karakteristik yang passionate, tentunya harus memiliki brand of voice yang aktif dan terkesan antusias.
Dengan membuat tabel kamu bisa membuat kolom hal apa saja yang harus dilakukan dan dihindari. Tabel ini sangat berguna karena bisa menjadi referensi bagi seluruh tim yang nanti akan menggunakannya. Pasalnya, gaya penulisan brand harus sesuai dengan tone yang sudah dibuat baik untuk penulisan artikel di blog, caption Instagram, dan lainnya.
4. Buat Panduan Gaya Bahasa untuk Konten
Semua perusahaan yang peduli dengan perkembangan kontennya, pasti akan membuat panduan gaya bahasa konten. Strategi brand voice pasti akan sukses jika bisa konsisten dikenalkan ke pelanggan. Oleh karena itu, dibutuhkan panduan khusus penulisan gaya bahasa pada konten. Misal, untuk penulisan artikel blog dibutuhkan gaya bahasa khusus. Hal ini sangat dibutuhkan bagi content writer agar bisa membuat artikel yang sesuai dengan brand voice perusahaan. Buatlah panduan sedetail mungkin agar setiap anggota tim bisa memahaminya dengan mudah.
5. Jangan Malas Melakukan Revisi
Brand voice adalah salah satu elemen penting untuk membangun koneksi yang kuat dengan pelanggan. Itulah mengapa perusahaan harus selalu memantau apakah brand voice mereka telah tepat sasaran dan bisa memunculkan hubungan emosional dengan pelanggan. Jika hasilnya belum maksimal, tentu saja kamu bisa merevisi aturan gaya bahasa dan mencari pengganti yang paling tepat. Sebaiknya pembuat konten di perusahaan harus tetap melakukan evaluasi berkelanjutan mengenai brand voice.
Cari tahu apakah ada gaya bahasa yang masih tidak sesuai dengan value perusahaan atau tidak cocok dengan target audiens. Brainstorming akan lebih memudahkan ketika mencari tahu apakah konten yang dibuat memiliki dampak positif bagi perusahaan atau tidak. Jadi, pelanggan bisa merasakan koneksi emosional dengan konten yang dibuat hingga akhirnya menjadi pelanggan setia.
Baca juga| Apa Itu Personal Branding? Bangun Citra Dirimu Yang Unik!
Contoh Brand Voice
Brand voice yang ditemukan dalam dunia bisnis sangatlah beragam. Hal tersebut karena banyaknya tipe brand yang ada di dunia bisnis. Contoh brand voice yang paling sering ditemukan dari campaign yang dilakukan pelaku usaha di sosial media juga beragam, baik berupa brand fashion, gadget, hingga kuliner. Berikut adalah beberapa contoh campaign yang paling sering ditemukan.
1. Starbuck
Salah satu perusahaan yang menawarkan kopi paling laris di dunia ini seringkali memberikan brand voice di media sosial. Tidak jarang konsep yang mereka terapkan juga ditiru oleh beberapa pelaku usaha lain. Starbucks biasanya cenderung membawa bahasa yang lebih ekspresif dan fungsional, dengan bahasa yang santai dan cenderung memberikan koneksi nyata akan perasaan konsumennya saat meneguk produk kopi mereka. Misal, dengan menggunakan kalimat “Perasaan di tegukan pertama.” atau “Minuman favoritmu datang lagi!” dengan diikuti berbagai macam varian kopi yang ditawarkan.
2. Coca-cola
Perusahaan minuman sebesar Coca-cola juga menggunakan brand voice untuk campaign produk minuman mereka. Bahasa yang digunakan Coca-cola menggunakan bahasa yang ramah, membawa kesan positif, dan rendah hati. Jika perhatikan lebih dekat, Coca-cola menggunakan strategi pemasaran ini dalam campaign produknya di media sosial selalu membawa kesan bahwa dengan adanya Coca-cola berkumpul dengan teman atau keluarga terasa lebih bahagia.
3. Uber
Perusahaan transportasi sekelas Uber juga menggunakan brand voice dalam campaign jasa yang mereka tawarkan. Perusahaan ini menekankan bahasa yang sederhana, tegas, dan konsisten. Misal, ketika konsumen membuka aplikasi Uber untuk pertama kali. Pertanyaan langsung dengan tegas disampaikan ke konsumennya dengan kalimat “Mau kemana, Wardana?”.
4. Gojek
Konsep dari Uber juga ternyata cukup banyak ditiru oleh perusahaan jasa transportasi lokal seperti Gojek. Mereka juga menggunakan konsep yang sama seperti “Mau kemana, Wardana?” atau “Mau makan apa, Wardana?”. Contoh yang lebih menarik lagi pada aplikasi Gojek adalah dengan menggunakan mode pengingat seperti, “Wardana, jangan lupa makan siang ya..”
Baca juga| Brand Marketing: Terbukti Meningkatkan Brand Awareness Produk!
Sekian pembahasan mengenai brand voice yang merupakan suatu teknik penjualan yang disampaikan pelaku usaha melalui gaya bahasa yang menjadi ciri khas suatu merek. Jika teknik pemasaran ini dijalankan dengan tepat, target pasar akan lebih mudah ditemukan dan penjualan akan semakin meningkat.