Saat kamu ingin membangun suatu bangunan, kamu memiliki kesempatan yang baik untuk bisa mendesain bangunan tersebut dengan desain kamu sendiri, lho! Kamu bisa menggunakan desain interior yang sesuai dengan selera kamu pastinya! Tapi sebelumnya, apakah kamu tahu apa itu desain interior? Bagaimana cara kerja? Simak penjelasan berikut ini, ya.
Apa Itu Desain Interior?
Desain interior adalah proses penyusunan dan penciptaan elemen-elemen interior agar menjadi suatu kesatuan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu, baik pada aspek estetis, maupun keamanan dan kenyamanan ruangan.
Apabila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, desain interior terdiri dari 2 suku kata, yaitu desain dan interior. Desain artinya kerangka, rancangan. Sementara interior adalah ruang atau bagian dalam gedung. Jadi, desain interior merupakan aktivitas merancang bagian dalam gedung.
Menurut Francis D. K. Ching, interior design adalah perencanaan tata letak serta perancangan ruang bagian dalam pada suatu bangunan. Jadi, secara fisik, bangunan dapat berfungsi untuk memenuhi setiap kebutuhan mendasar hunian sebagai tempat berlindung dan bernaung.
Selain itu, desain interior bisa memengaruhi pemikiran, atmosfer hati, serta karakter pemiliknya. Desain interior juga ditujukan agar bisa memudahkan penghuninya dalam menentukan, mengatur aktivitas, dan mengekspresikan ide. Bagaimana sejarah dari desain interior dari dahulu kala hingga saat ini, ya? Simak artikel berikut ini!
Baca Juga: Gaya desain interior favorit kaum milenial!
Sejarah Dari Desain Interior
Desain interior sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Mulai dari yang bergaya kuno sampai bentuk modern saat ini. Buktinya bisa terlihat melalui gambar yang terdapat pada dinding gua. Penemuan ornamen penghias rumah manusia purba ini menjadi lahirnya desain interior. Ya, sejak saat itu desain interior terus dikembangkan.
Ketika bangsa Roma dan Yunani terbiasa menghiasi ruangan bagian dalam huniannya dengan lantai berbentuk mosaik. Kemudian ditambah lukisan dinding dan vas bunga, desain interior akhirnya memasuki era revolusi di bidang industri.
Di Indonesia, arsitek hingga insinyur pada era 1950-an berinisiatif menghadirkan desain rumah tanpa memasukkan desain bernuansa Jepang maupun Belanda. Inisiatif yang menghasilkan tren arsitektur jengki. Ciri khas arsitektur jengki terletak pada fasad rumah, dinding miring, serta penggunaan batu alam pada dinding rumah.
Prinsip Desain Interior
Prinsip atau aturan dasar desain interior memang sangat penting peranannya untuk menciptakan konsep atau desain interior yang tampak luar biasa. Jika kamu menguasai atau mengetahui prinsip-prinsip dasar desain interior ini, kamu dapat mengubah tata ruang pada rumah menjadi ruang yang nyaman dan menarik. Ruangan dengan desain interior yang tepat akan tampak menyatu (kohesif). Pada dasarnya ada empat prinsip dasar desain interior yang perlu diterapkan. Prinsip dasar desain interior di antaranya:
1. Keseimbangan
Keseimbangan pada desain interior dapat menciptakan rasa atau nuansa kesetaraan. Rasa kesetaraan ini erat kaitannya dengan usaha untuk menyamakan objek atau setidaknya hampir sama antar visual objek yang satu dengan objek yang lainnya. Keseimbangan tidak hanya didapat dari bentuk saja, melainkan juga warna, tekstur, dan pola.
Keseimbangan pada desain interior itu sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu simetris (formal), asimetris (informal), dan keseimbangan radial. Keseimbangan simetris (formal) biasanya diaplikasikan pada desain interior tradisional, yaitu desain yang satu sisi mencerminkan sisi lawannya.
Baca Juga: Desain ruang kantor minimalis!
2. Harmoni
Harmoni tercipta ketika semua elemen dalam ruangan bertindak bersama-sama untuk menciptakan suatu pesan. Harmoni pada ruangan dapat menciptakan kenyamanan dan kegembiraan. Sebagai contoh, kamu dapat menciptakan ruangan agar tampak harmoni dengan menempatkan berbagai elemen dengan satu jenis warna saja. Fokuskan pada warna yang sama antar elemen tanpa melihat bentuk, ukuran, pola, ataupun tekstur.
3. Tekanan
Tampilan sebuah ruangan akan tampak membosankan dan monoton jika semua elemen pada ruangan terlihat rata atau sama. Hal yang kamu perlukan untuk mengubah tampilan ruangan yang monoton ini adalah pemberian aksen yang dapat menjadi daya tarik ruangan.
Beberapa contoh titik daya tarik pada sebuah ruangan adalah perapian dengan desain yang unik atau jendela dengan suguhan pemandangannya yang indah. Kamu juga dapat menciptakan aksen/ titik fokus sendiri dengan menempatkan furnitur dan dekorasi ruangan yang ada di dalam ruangan dengan baik.
4. Proporsi dan Skala
Proporsi dalam dunia desain interior adalah ukuran antar bagian elemen yang satu dengan bagian elemen lainnya dalam sebuah ruangan. Sedangkan skala adalah ukuran objek. Perbandingan ukuran bagian yang lebih kecil ke bagian yang lebih besar sebaiknya sama dengan perbandingan ukuran dari bagian yang lebih besar ke keseluruhan. Demikian juga dengan pengaturan elemen-elemen interior rumah yang harus ditempatkan sedemikian rupa agar tampak indah dan menarik saat dipandang mata.
Tujuan Desain Interior
Dilihat dari pencapaian yang ingin diraih, tujuan desain interior amatlah sederhana. Tujuan desain interior berkaitan dengan proses merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior yang ada di dalam sebuah bangunan, termasuk perabot dan pengaruhnya. Beberapa tujuan dari desain interior, di antaranya:
- Memperbaiki fungsi
- Memperkaya nilai estetika
- Meningkatkan aspek psikologis dari sebuah ruangan
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari desain interior tidak hanya memperindah suatu ruangan saja, namun juga memperbaiki atau memastikan fungsi setiap elemen interior dapat berjalan dengan baik, serta meningkatkan aspek psikologisnya pula dari setiap ruangan yang dirancang.
Baca Juga: Aplikasi desain interior pc
Ruang Lingkup Desain Interior
Tugas dan jangkauan pekerjaan desainer interior meliputi perancangan furniture dan aksesoris ruangan lainnya, tidak hanya memilih dan mencocokannya saja seperti dekorator interior. Berikut beberapa ruang lingkup pekerjaan dari seorang desain interior, di antaranya:
- Merancang bentuk perabot furniture dengan pertimbangan ekonomi, fungsi, gaya, keawetan finishing, kestabilan struktural dalam penggunaan, memilih rel laci, engsel, dan handle yang tepat, serta penentuan penggunaan bahan dan penempatan dalam ruang.
- Menentukan tipe dan gaya jendela atau daun penutup lain yang tepat berdasarkan pengendalian cahaya dan sinar matahari, privasi, anti api, perlengkapan akustik dan sistem pengontrolnya.
- Memilih bentuk dan metode yang tepat dalam penempatan benda seni atau dekorasi dan memastikan bahwa benda tersebut tidak akan jatuh atau melukai seseorang.
- Memilih jenis pelapis dinding yang tepat berdasarkan aspek keindahan, keawetan, fungsi akustik, kemudahan dalam pembersihan, keamanan dari api, dan memastikan bahwa wall finishes yang digunakan tidak menimbulkan alergi atau beracun.
- Memilih jenis tanaman yang sesuai dan memastikan bahwa tanaman yang dipilih tidak memiliki bau kuat atau beracun yang membahayakan manusia, terutama untuk anak-anak.
- Menggambarkan rencana ruang dan menunjukkan letak perabot yang sesuai dengan keinginan klien maupun persyaratan aksesibilitas ruang.
- Memilih jenis dan bentuk lampu berdasarkan fungsi dan kesan yang diinginkan, menggambarkan dan menunjukkan lokasi penempatan lampu serta pengontrolannya.
- Menentukan bahan, bentuk, warna, dan pola lantai yang tepat berdasarkan fungsi dan kesan yang diinginkan. Unsur fungsi yang harus diperhatikan, meliputi ketahanan terhadap api, kemampuan meredam suara, dan keamanan (tidak licin).
Nah, itulah pembahasan mengenai pengertian, prinsip, tujuan, dan ruang lingkup dari desain interior. Semoga bermanfaat dan kamu bisa menghasilkan desain interior yang memuaskan, ya.