Site icon Vocasia

Konsep Penulisan Laporan dan Karya Ilmiah Kualitatif

Pembahasan dalam tulisan ilmiah dimaksud agar penulis mengonstruksi sebuah pengetahuan. Melalui cara-cara berpikir deduktif-induktif dan induktif-deduktif. Cara seperti ini lebih tepat disebut melakukan analisis dialektika. Dengan dasar metode penjelasan reflective thinking. Kadang pada tahap ini sering pula dikatakan sebagai daerah otonomi penulis. Dimana penulis boleh berspekulasi secara ilmiah, menjelaskan asumsi-asumsi dasarnya.

Bahkan ada yang menyebutkan bagian ini sebagai petualangan ilmiah sang penulis. Karena itu sesungguhnya bagian ini bagian paling menarik bagi penulis. Alasannya adalah karena dia diberi kesempatan untuk mengemukakan pikiran-pikirannya. Atau pun gagasan-gagasan yang menurutnya benar berdasarkan apa yang ia yakini, dan alami selama menulis atau pengamatan. Serta berdasarkan apa yang ia pelajari dari teori sebelumnya.

Berdasarkan sumber buku Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Berikut adalah penjelasan mengenai konsep penulisan laporan dan karya ilmiah kualitatif. Simak dibawah ini, ya!

Baca Juga : Definisi, Bentuk dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)

Konsep Penulisan Laporan dan Karya Ilmiah Kualitatif

Laporan penelitian kualitatif adalah suatu proses dari suatu penelitian atau tahapan penelitian tertentu. Yang merupakan draf sementara ataupun draf terakhir hasil penelitian yang disusun secara sistematis, objektif, ilmiah. Kemudian dilaksanakan tepat pada waktunya. Selanjutnya, laporan penelitian menjadi semakin penting. Karena sebuah laporan penelitian akan menjadi karya yang ditinggalkan oleh peneliti. Yakni sebagai “tanda mata” dari kegiatan penelitiannya yang telah dilaksanakan. Sering kali peneliti melupakan betapa pentingnya tahapan terakhir ini. Karena disengaja ataupun tidak memahami konsep dan makna dari laporan itu sendiri.

Pokok-pokok Penting Laporan Penelitian

Pada kasus penelitian tertentu. Peneliti dianggap tidak berhasil karena hanya tidak melaporkan hasil penelitiannya. Tetapi juga pada program yang lain dianggap tidak berhasil. Hanya karena gara-gara laporan dibuat secara tidak obyektif dan hanya tulisan berdasarkan imajinasi penulis. Biasanya laporan penelitian semacam ini disebut sebagai manipulasi terhadap anggaran yang telah dikeluarkan untuk pembiayaan penelitian tersebut. Kendati demikian, proses pembuatan laporan penelitian. Memerlukan kreativitas dan imajinasi yang dapat memberikan roh kepada laporan penelitian itu. Kemudian dapat menggiring pembaca ke tengah makna laporan penelitian. Sehingga seakan-akan pembaca berada dan melaksanakan sendiri penelitian yang dilaporkan itu.

Hendaknya laporan penelitian ditulis dengan gaya bahasa terhormat, komunikatif kepada siapa laporan penelitian itu ditujukan. Bila Home Carey Hockett menyarankan kepada sejarawannya. Bahwa “sejarawan tidak akan dikutuk jika gaya penulisannya tandus, biasa-biasa dan tidak menarik”. Maka laporan penelitian harus tidak seperti saran itu. Gaya bahasa laporan penelitian harus tidak tandus, tetapi menarik, tidak monoton, dan harus berdasarkan fakta nyata. Oleh karena itu pula, laporan penelitian harus sedikit mungkin bebas dari interpretasi peneliti. Namun peneliti juga perlu melakukan revisi-revisi terhadap laporannya. Sepanjang tidak menjadi niat pertama untuk menyembunyikan kebenaran.

Selain itu, laporan penelitian yang baik tidak selalu disambut baik pula oleh pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian. Terutama apabila laporan penelitian itu dirasa merugikan pihak tertentu karena tidak sesuai dengan keinginannya. Bahkan dalam kasus tertentu sebuah karya penelitian yang dilaporkan sengaja disangkal. Hal ini karena dianggap merugikan pihak-pihak terkait. Pada hal secara ilmiah dan metodologis karya penelitian itu sah dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penutup

Perlu menjadi catatan bahwa laporan penelitian yang baik tidak selalu diukur dengan tebal atau tipisnya laporan tersebut. Akan tetapi laporan itu telah mendeskripsikan sosok hasil penelitian secara utuh atau tidak. Kadang laporan penelitian dibuat terlalu tebal padahal isi laporannya sangat sedikit. Selebihnya adalah basa-basu penulis saja. Namun juga ada laporan yang dibuat tipis, padahal isinya pun tidak terdeskripsikan dalam laporan itu.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai konsep penulisan laporan dan karya ilmiah kualitatif. Bagaimana pendapatmu?. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!

Baca Juga : Pendekatan Riset Kualitatif Khalayak, Beserta Penjelasannya

Exit mobile version