Site icon Vocasia

Lahirnya Internet dan Interaksi Sosial

Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya.

Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi secara face to face communication, maka dewasa in masyarakat berinteraksi di dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial online.

Melalui kecanggihan teknologi informasi, maka masyarakat memiliki alternatif lain untuk berinteraksi sosial.

Munculnya internet dapat menghubungkan antar manusia dari berbagai belahan dunia yang tidak saling kenal sebelumnya dengan cara mengkoneksikan komputer dengan jaringan internet. Interaksi antar manusia tersebut, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani maupun rohani.

Salah satunya adalah kebutuhan akan informasi. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupan dan sebagai penunjang kegiatannya. Internet sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan informasi tersebut.

Dilihat dari sisi sejarahnya, internet mulai digunakan oleh manusia pada tahun 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET (Sejarah internet, 2008).

Pada 1970, lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Dari data Internet World Stats, jumlah pengguna internet di dunia meningkat drastis.

Dari 0.4% pengguna dari seluruh penduduk dunia di tahun 1995, kini naik hampir 60 kali lipat pada 2008 yaitu 1,565,000,000 juta manusia yang mengakses internet.

Hal ini menunjukkan bahwa internet menjadi salah satu media untuk informasi masyarakat dunia. Internet sebagai media interaksi sosial telah terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Perkembangan pengguna internet juga terus bertambah. Jumlah pengguna internet di Indonesia pun juga berkembang sangat pesat.

Dalam waktu yang relatif singkat jumlah internet di Indonesia meningkat secara signifikan. Menurut data yang dipublikasikan oleh Republika.co.id (26 Agustus 2010), yang diambil pada tanggal 07 Oktober 2010, penggunaan internet di dunia mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo RI), pengguna internet kurang dari 200 juta orang pada tahun 1998. Kemudian meningkat tajam menjadi 1,7 miliar orang yang mengakses internet pada 2010. Pengguna internet di Indonesia mencapai 30 juta orang atau sekitar 12,5 persen populasi penduduk Indonesia.

Selain itu menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), akhir tahun 2001 mencatat sebanyak 2,4 juta pengguna dan pada tahun 2007 tercatat 20 juta pengguna internet, kemudian akhir tahun 2009 tercatat 25 juta pengguna.

Berdasarkan laporan, Tempo Interaktif pada tanggal 11 Oktober 2010, dinyatakan bahwa dalam riset yang dilaksanakan di 46 negara dan melibatkan 50 ribu pengguna situs jejaring sosial ini juga diketahui terdapat sebanyak 61% respondennya mengakses internet setiap hari. Sementara porsi untuk menonton televisi, mendengarkan radio dan membaca surat kabar masing-masing sebesar 54%, 36%, dan 32%.

Menurut Chief Development Officer TNS Mathew Froggatt, mengungkapkan bahwa internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan di abad 21. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Charp (2000) mengatakan bahwa 50% rumah di Amerika dapat dikatakan berhubungan melalui internet setiap jamnya. Internet mengalami pertumbuhan dengan pesat sekitar lebih dari 100% per tahun.

Di sisi lain, hasil polling deteksi Jawa Pos (2000) terhadap 252 responden pelajar SMA Surabaya didapatkan data bahwa, sebagian bear pengguna internet menggunakan chatting (62,3%).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Surya (2002) terhadap remaja yang duduk di bangku SMA dan perguruan tinggi di Kotamadya Surabaya ditemukan juga bahwa fasilitas internet yang sering digunakan mereka untuk berinteraksi adalah chatting dan e-mailing, disusul kemudian browsing dan downloading. Lalu, studi yang dilakukan Novanana (2003), menunjukkan bahwa dari 182 remaja-remaja SMA di Jakarta Selatan yang diteliti, ternyata chatting merupakan aktivitas internet yang paling dominan dilakukan, dengan jumlah responden sebanyak 50,5% (Astutik, 2010).

Data dari Pusat Nasional untuk survei 2003 Statistik Pendidikan (N = 56.000 keluarga) mengungkapkan bahwa sekitar 70% dari siswa di kelas 6 sampai 8 dan 79% dari siswa SMA yang menggunakan internet untuk kepentingan berinteraksi (DeBell & Chapman, 2006). Remaja akhir lebih sering menggunakan internet untuk komunikasi sosial, yaitu 64% dari siswa SMA, sedangkan sebanyak 45% remaja akhir tersebut di bulan Jun sampai Agustus menggunakan internet untuk mengirim email atau Instan Messenger.

Dari hasil survey dan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja perkotaan sat ini memanfaatkan internet untuk email dan chatting dalam rangka berinteraksi antar satu orang dengan lainnya. Hal ini dapat di analisis bahwa remaja sat in menggunakan aplikasi internet seperti email, chatting sebagai alat untuk menjalin hubungan online dan sebagai modal untuk pengembangan sosial.

Menurut Stren (2002) yang melakukan analisis terhadap remaja putri yang sedang menelusur informasi di website, dia menemukan bahwa internet merupakan ekspresi dir dalam rangka pengembangan kehidupan sosial.

Stren berpendapat bahwa internet menyediakan sumber yang baik untuk anak-anak dalam mengembangkan pengetahuan sosial dan seksual. Selain itu, remaja tidak hanya memperoleh informasi dengan membaca artikel di koran tetapi remaja juga dapat melakukan pertukaran informasi dengan berbagai teman melalui jejaring sosial. Hal ini dinamakan online relationship. Mereka membangun pertemanan di dunia maya.

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa semakin bertambahnya pengguna internet yang memanfaatkan chatting untuk berkomunikasi dengan orang lain maka semakin banyak pula terbentuknya komunitas-komunitas online, selain itu juga semakin banyak yang bergabung ke dalam komunitas online.

Exit mobile version