Site icon Vocasia

Mengenal Gaslighting: Pengertian, Dampak, dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari

gaslighting adalah

source: freepik

Pernahkah kamu mendengar istilah gaslighting? Pada dasarnya, istilah tersebut berasal dari film “Gaslight”. Dalam film tersebut, tokoh suami memanipulasi sang istri dengan meyakinkannya bahwa ia akan gila. Atas dasar itu, dapat diartikan gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi yang patut kamu waspadai. Hal itu dapat terjadi di berbagai lingkup kehidupan; kerja, pertemanan, pasangan, hingga keluarga.

Dalam banyak kasus, gaslighting sering kali terselubung sehingga korban tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi. Justru korban akan mempertanyakan tingkat ‘kewarasan’ pada dirinya. Sehingga, kepercayaan dirinya akan menurun dan menggantungkan value yang dimiliki kepada pelaku gaslight.

source: freepik

Apakah kamu cukup familiar dengan kondisi tersebut? Untuk memahami lebih lanjut, baca artikel ini sampai akhir, ya!

Apa itu Gaslighting?

Melansir dari Wikipedia, gaslighting merujuk pada salah satu bentuk penyiksaan secara psikologis yang terjadi dalam hubungan interpersonal. Pelaku akan melemahkan rasa percaya diri korban dengan membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, bahkan kewarasan mereka. Dengan menggunakan penyangkalan yang berulang-ulang, manipulasi, kontradiksi, dan kebohongan, sang pelaku berusaha untuk menggoyahkan kondisi psikologis korban dan melemahkan rasa percaya dirinya.

Sementara itu, menurut Psychology Today, gaslighting adalah perilaku pelecehan secara emosional. Gaslighter akan merancang tindakannya sedemikian rupa untuk menanam benih keraguan diri pada korbannya. Perilaku gaslighting lebih sering terjadi dalam hubungan asmara, yang mana seseorang bertujuan untuk memegang kendali atas pasangannya. Dari perilaku tersebut, pelaku akan berusaha meyakinkan bahwa tindakannya benar dan tindakan kekasihnya salah, meski kenyataannya tidak selalu demikian.

Baca juga: Cara Bijak Mengatasi Gaslighting di Tempat Kerja

Apa Saja Dampak yang Dialami korban Gaslighting?

source: freepik

1. Enggan mengakui realita

Ketika melihat sesuatu di depannya, si korban tahu bahwa ia tidak membayangkan sesuatu. Melainkan, ia akan berpikir bahwa ada yang salah. Perlu diingat bahwa ini merupakan salah satu taktik dari pelaku gaslighting untuk menyangkal atas pernyataannya.

2. Menjadi terlalu sensitif

Pelaku gaslighting kerap merasa terluka terhadap tindakan sang korban. Sehingga, ia menunjukkan bahwa korban lah yang terlalu sensitif terhadap pelaku. Selain itu, si korban tidak tahu bahwa ia tengah disorot oleh gaslighting yang sengaja mengambinghitamkannya.

3. Mempertanyakan dan meragukan diri sendiri

Biasanya, pelaku gaslighting juga bermanifestasi dengan menaburkan keraguan pada korban atau peristiwa tertentu. Cara tersebut membuat si korban mulai kebingungan sehingga ia akan meragukan dirinya sendiri.

4. Sering meminta maaf, meski dirinya tak sepenuhnya salah

Misalkan ada seorang istri yang mengaku kepada suaminya bahwa ia telah membaca chat dari smartphone-nya ketika suaminya tengah beristirahat. Tapi, sang suami justru geram dan merasa dituduh tengah berselingkuh dengan wanita lain. Atas kejadian itu, sang istri justru meminta maaf berulang kali karena merasa bersalah kepada suaminya. Padahal, tuduhan dari suaminya tak sepenuhnya benar. Contoh tersebut menunjukkan bahwa pelaku gaslighting sering membuat si korban merasa kecil, salah, dan merasa bergantung pada pelaku.

5. Merasa rendah diri di hadapan orang lain

Dampak yang dialami korban lainnya adalah selalu merasa rendah diri di hadapan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa pelaku gaslighting selalu menemukan cara terbaik untuk menjatuhkan harga diri si korban. Si korban pun tidak menyadari akan perilaku gaslighting tersebut hingga membuat dirinya merasa buruk dan rendah diri.

Contoh Kalimat yang Kerap Dilontarkan Gaslighter di Kehidupan Sehari-hari

Para pelaku gaslighting akan membuat korbannya meragukan diri sendiri, bahkan kewarasannya. Untuk gambaran yang lebih jelas, beberapa contoh gaslighting di antaranya:

1. “Itu hanya lelucon”

Ketika kamu merasa dihina secara pribadi ataupun di depan publik, gaslighter akan mengatakan itu hanya sebuah candaan dan tak perlu ditanggapi dengan serius. Merendahkan itu tidak lucu, tetapi gaslighter tidak mau menurunkan egonya dan kesulitan untuk minta maaf.

2. “Semuanya salahmu”

Perbedaan pendapat adalah hal yang normal dalam sebuah hubungan. Akan tetapi, hal ini bisa menjadi gaslighting saat pasanganmu justru menyalahkanmu. Alih-alih melakukan komunikasi dengan kepala dingin, sang gaslighter justru akan langsung point out bahwa kamu lah penyebab dari segala masalah.

Bagaimana Cara Menyembuhkan Efek Gaslighting?

Efek gaslighting tentu negatif bagi emosional korban dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah korban terlepas dari pelaku. Korban gaslighting tumbuh dengan mempercayai semua yang mereka dengar, rasakan, dan ingatan mengenai pelecehan psikologis yang mereka terima.

source: freepik

Melansir dari Psychology Today, cara terbaik untuk menyembuhkan diri dari efek gaslighting adalah dengan belajar untuk mengidentifikasi pola perilaku pelaku. Sadari bahwa pelaku melakukan itu semua karena rasa malu dan insecure. Bandingkan pelecehan yang diterima dengan perilaku pelaku karena gaslighter cenderung melecehkan berdasarkan proyeksi diri. Ini berarti apabila ia menuduh korbannya sebagai pembohong tanpa adanya bukti, berarti ia sendiri merupakan pembohong.

Menyembuhkan kepercayaan diri korban juga dibutuhkan dukungan orang-orang sekitar, termasuk keluarga dan sahabat. Apabila diperlukan, cari bantuan dengan mendatangi lembaga konseling atau psikolog.

Semoga bermanfaat!

Baca juga: Apa itu Body Shaming? Berikut Penjelasan dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari!

Exit mobile version