Selama bertahun-tahun, jajak pendapat banyak menggunakan saluran telekomunikasi atau kontak langsung dengan respondennya. Metode dan teknik jajak pendapat sangat bervariasi dan terus berkembang. Serta bisa diterima di banyak tempat. Inovasi dari teknologi juga ikut memengaruhi metode dan teknik jajak pendapat, dari penggunaan telepon hingga internet. Hal tersebut membuat jajak pendapat semakin rumit, efisien, dan yang paling penting adalah lebih akurat. Daripada metode-metode atau teknik sebelumnya yang rawan manipulasi, baik disengaja maupun tidak.
Jajak pendapat berkembang menjadi aplikasi populer melalui pemikiran populer, meskipun tingkat respons untuk beberapa survei menurun, juga menghasilkan pembedaan dalam hasil. Beberapa penyelenggara jajak pendapat, seperti Angus Reid Public Opinion, YouGov, dan Zogby, menggunakan survei melalui internet. Dimana sampel yang diambil sangat besar dan hasilnya berhasil mencerminkan demografi kepentingan dari populasi yang beragam. Jajak pendapat melalui web bisa menarik siapa pun yang ingin berpartisipasi daripada sampel populasi dari model jajak pendapat ilmiah. Karena pada umumnya tidak dianggap profesional. Baru-baru ini, metode pembelajaran statistik mengusulkan untuk mengeksploitasi konten media sosial untuk mencari model dan memprediksi kecenderungan niat atau minat.
Jajak pendapat dapat digunakan pula di bidang public relations. Pada awal 1920-an, ahli hubungan masyarakat menggambarkan pekerjaan mereka sebagai jalan dua arah. Pekerjaan mereka akan menyajikan kepentingan yang disalahartikan dari lembaga-lembaga besar kepada masyarakat. Mereka juga akan mengukur kepentingan yang biasanya diabaikan dari masyarakat melalui jajak pendapat. Berikut dibawah ini terdapat beberapa metode dan teknik dalam jajak pendapat, bedasarkan buku Opini Publik (2019). Simak yuk!
9 Metode Jajak Pendapat dalam Opini Publik
1. Benchmark Poll
Benchmark poll (jajak pendapat patokan) adalah jajak pendapat yang Umumnya dilakukan pertama kali dalam sebuah kampanye. Hal ini sering diambil sebelum calon mengumumkan tawaran mereka untuk sesuatu atau sebelum seseorang mencalonkan diri untuk sebuah posisi. Akan tetapi, kadang-kadang dilakukan segera setelah pengumuman pencalonan atau pada kesempatan untuk mengumpulkan dana. Umumnya dilakukan dengan survei singkat dan sederhana untuk melihat kemungkinan pemilih.
Selain itu, benchmark poll biasanya dilakukan untuk mencari beberapa tujuan dalam kampanye, baik kampanye politik atau kampanye lain. Pertama, memberikan gambaran kepada pemilih di mana posisi mereka berdiri dalam sebuah isu sebelum kampanye berlangsung (mendukung atau menolak sebuah isu). Jika jajak pendapat dilakukan sebelum seorang kandidat mengumumkan untuk maju dalam perebutan sebuah posisi. Jajak pendapat jenis ini dapat digunakan untuk calon itu maju atau tidak dalam sebuah pemilihan. Misalnya, digunakan untuk mengambil keputusan apakah seseorang akan ikut dalam pemilihan bupati atau tidak.
Kedua, benchmark poll bisa digunakan untuk menunjukkan dimana kelemahan dan kekuatan dua bidang utama. Pertama, pemilih. Sebuah jajak pendapat dapat menunjukkan jenis pemilih. Jenis pemilih apa yang mereka perkirakan dapat memenangkan dan memperkirakan pada jenis pemilih seperti apa mereka akan mengalami kekalahan. Hal ini memungkinkan kandidat dan tim kampanyenya mengetahui pemilih mana yang bisa dibujuk. Sehingga mereka bisa menggunakan keterbatasan sumber daya dalam cara yang paling efektif. Kedua, dapat memberikan gambaran tentang apa pesan, ide, atau slogan terkuat untuk meyakinkan pemilih.
2. Tracking Poll
Tracking poll adalah jajak pendapat yang diulang pada interval tertentu. Misalnya, sebuah jajak pendapat yang dilakukan dengan menggunakan pengambilan data mingguan (bulanan dan sebagainya) dan mengabaikan atau membuang data sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat kecenderungan, apakah menurun, naik, atau stagnan. Untuk seorang calon bupati, misalnya, jika ada kecenderungan menurun, bisa dipakai untuk pertimbangan menyusun ulang strategi atau mencari isu baru.
3. Brushfire Poll
Merupakan jajak pendapat yang diambil selama periode antara benchmark poll dan tracking poll. Jajak pendapat jenis ini bisa digunakan untuk melihat seberapa kompetitif persaingan antarcalon dan berapa banyak uang kampanye yang akan dan sudah dihabiskan.
Kemudian jajak pendapat ini biasanya fokus pada pemilih potensial dan panjangnya survei bervariasi, tergantung jumlah pesan yang diuji. Jajak pendapat jenis ini digunakan untuk beberapa tujuan. Pertama, memungkinkan calon tahu apakah mereka telah membuat kemajuan, berapa besar kemajuannya. Serta pada jenis pemilih apa mereka bisa menang dan di mana mereka kalah.
- Baca Juga : 7 Tips Mengatasi Rasa Bosan pada Pasangan
- Baca Juga : 8 Tips Menjaga Hubungan Persahabatan agar Selalu Harmonis
4. Delibera Opinion Poll
Terkadang disebut deliberative poll (jajak pendapat deliberatif) merupakan bentuk jajak pendapat yang menggabungkan prinsip-prinsip demokrasi deliberatif. Profesor James S. Fishkin dari Stanford University adalah yang pertama kali menjelaskan konsep ini pada 1988. Ciri khas jajak pendapat ini adalah mengambil ampel acak. Kemudian merepresentasikan keseluruhan warga dan melibatkan mereka dalam musyawarah tentang isu-isu saat ini. Bisa juga mengenai perubahan kebijakan yang diusulkan. Melalui diskusi kelompok kecil serta percakapan dengan para ahli untuk menciptakan opini publik yang lebih tepat dan reflektif.
Hanya saja, jajak pendapat jenis ini tidak selalu cocok untuk setiap isu publik. Misalnya, dalam rangka pengambilan keputusan pada masa krisis yang menuntut keputusan cepat, jenis jajak pendapat ini tidak sesuai. Selain itu, mengorganisasi jajak pendapat seperti ini memerlukan biaya yang sangat besar. Jajak pendapat ini juga butuh mengumpulkan orang-orang untuk berkumpul di satu tempat untuk membahas masalah yang ditargetkan. Meskipun random sampling yang digunakan dianggap ilmiah karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Tidak setiap individu yang dipilih akan memiliki waktu dan minat untuk bergabung dalam peristiwa tersebut.
5. Entrance Poll
Entrance Poll adalah sebuah jajak pendapat yang diambil sebelum pemilih memberikan suara mereka di tempat pengambilan suara (TPS). Hal ini mirip dengan sebuah jajak pendapat dengan mengacukan berbagai pertanyaan pada pemilih. Misalnya, pemilih berencana untuk memilih siapa atau pertanyaan lain. Kemungkinan bahwa calon pemilih berubah pikiran setelah jajak pendapat sangat kecil. Dibandingkan dengan jajak pendapat yang dilakukan jauh sebelum pemilihan karena margin of error entrance polling diperkirakan akan lebih rendah dari sebuah jajak pendapat lainnya.
6. Exit Poll
Exit Poll adalah sebuah jajak pendapat yang dilakukan pemilih segera setelah mereka keluar dari TPS. Tidak seperti jajak pendapat entrance polls yang bertanya tentang siapa yang akan dipilih, exit poll bertanya siapa yang sudah dipilih. Ini adalah kebalikan dari entrance poll. Surat kabar atau televisi-melakukan metode ini untuk memperoleh lembaga survei-biasanya perusahaan swasta yang bekerja untuk indikasi awal bagaimana pemilihan terjadi. Serta memperkirakan hasilnya dengan lebih cepat karena, seperti di banyak pemilu. Hasil yang sebenarnya mungkin memerlukan beberapa jam atau bahkan berhari-hari untuk menghitung hasilnya.
7. Open Access Poll
Sebuah jajak pendapat akses terbuka adalah jenis jajak pendapat di mana sampel yang diambil adalah nonprobability dan peserta melibatkan diri untuk ikut berpartisipasi. Dalam jajak pendapat ini, responden tidak dipilih oleh penyelenggara, tetapi merupakan kesediaan responden sendiri untuk terlibat. Istilah lainnya adalah call-in (dengan telepon), mail-in (melalui email atau surat), dan jajak pendapat online.
8. Push poll
Sebuah jajak pendapat yang merupakan teknik interaktif, yang juga biasa digunakan selama kampanye politik. Dimana seorang individu atau organisasi mencoba untuk memanipulasi atau mengubah calon pandangan serta kepercayaan calon pemilih dengan kedok melakukan jajak pendapat. Dalam push poll, sejumlah besar pemilih dihubungi dengan sedikit usaha yang dilakukan untuk benar-benar mengumpulkan dan menganalisis data respons pemilih.
9. Straw poll
Sebuah jajak suara ad-hoc (pembantu) atau jajak suara tidak resmi. Straw poll menyediakan dialog di antara gerakan-gerakan dalam kelompok besar. Biasanya bersifat dadakan, dan sering dilakukan untuk melihat apakah ada dukungan yang cukup. Dukungan tersebut untuk sebuah ide untuk mencurahkan waktu pertemuan yang lebih dari itu. Serta (bila bukan pemungutan suara rahasia) peserta bisa melihat siapa yang ada di satu pihak.
Nah, itu tadi sembilan metode jajak pendapat dalam opini publik. Bagaimana pendapatmu, komen dibawah ya!
- Baca Juga : Begini 5 Bentuk Komunikasi dalam Public Speaking
- Baca Juga : 9 Model Komunikasi Massa Menurut para Ahli