Saat ini, sudah banyak pebisnis yang menggunakan digital marketing sebagai salah satu teknik pemasarannya. Akibatnya, muncul banyak mitos yang mengelilingi dunia digital marketing. Terutama para pemilik usaha kecil atau yang sering disebut startup business, banyak yang percaya dengan mitos-mitos tersebut.
Siapapun kamu, marketing profesional atau bukan, perlu mengetahui mana yang merupakan fakta mana yang merupakan mitos digital marketing. Kamu perlu membuat strategi digital marketing yang berdasarkan fakta, bukan mitos.
Dengan membaca artikel ini, kamu akan mengetahui 5 mitos seputar digital marketing yang sering beredar di dalam lingkup pemasaran.
1. “Gunakan setiap channel media digital yang ada”
Ada banyak channel media digital yang bermunculan setiap saat. Ini menimbulkan mitos bahwa semakin banyak channel media digital yang digunakan, semakin baik hasil yang akan diperoleh sehingga kamu harus menggunakan semua platform tersebut.
Padahal, faktanya tidak selalu demikian. Memang benar bahwa setiap channel dapat menarik audiens yang berbeda dan digunakan untuk mencapai tujuan marketing yang berbeda pula.
Namun, menggunakan terlalu banyak channel media digital dapat menyebabkan dispersi fokus dan biaya yang tidak perlu. Selain itu, menggunakan channel yang tidak efektif juga dapat mengurangi efektivitas dari kampanye digital marketing-mu.
Jadi, daripada menggunakan banyak channel media digital tanpa pertimbangan, lebih baik hanya memilih channel yang tepat untuk bisnis kamu dan tujuan marketing yang ingin dicapai. Dengan cara ini, kampanye digital marketing kamu akan lebih efektif dan efisien, dan akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. “Lebih tinggi traffic berarti lebih banyak konversi penjualan”
Tidak selalu. Banyak orang mengira bahwa semakin banyak traffic yang didapat dari situs website atau media sosial bisnismu, maka semakin banyak pula arahan dan penjualan yang akan datang ke bisnismu. Padahal, traffic tinggi dan konversi penjualan merupakan dua hal yang berbeda dan perlu arahan lebih lanjut.
Traffic kunjungan yang tinggi diperoleh dari konten website atau media sosial kamu yang menarik bagi audiens. Sedangkan, untuk mendapatkan penghasilan, kamu perlu memicu traffic yang tinggi menjadi sebuah konversi penjualan/prospek yang bagus sehingga customer bisa melakukan closing.
Caranya adalah dengan menargetkan kata kunci (keyword) yang tepat, memproduksi konten secara konsisten, konten interaktif, dan melakukan periklanan digital melalui saluran Meta atau Google, atau SEO.
3. “Media sosial hanya digunakan oleh anak muda”
Dilansir dari Kompas.com, pengguna internet di Indonesia pada awal 2022 dilaporkan mencapai 210 juta jiwa dan terus bertambah. Dari kelompok pengguna usia 13-18 tahun, sebanyak 99,16 persen sudah mengenal dan terhubung dengan internet. Selanjutnya, di kelompok usia 19-34 tahun, sebanyak 98,64 persen sudah terhubung internet. Adapun di kelompok usia 35-54 tahun, yakni 87,3 persen, serta kelompok usia 55 tahun ke atas dengan angka 51,73 persen.
Cukup banyak juga orang dewasa yang menggunakan media sosial, bukan? Jadi, kamu tidak perlu khawatir lagi, jika target pasar-mu adalah orang dewasa. Kamu tetap bisa menggunakan digital marketing sebagai strategi pemasaran-mu.
4. “Toko offline tidak memerlukan digital marketing”
Mitos digital marketing yang satu ini sering kali jadi perdebatan. Padahal, walaupun pemasaran dilakukan secara digital, tetapi customer tetap dapat melakukan pembelian di mana saja dan kapan saja.
Tidak jarang pula customer mengulik informasi melalui platform digital, lalu mengunjungi toko/gerai offline pada hari berikutnya. Artinya, kehadiran digital marketing berdampak baik bagi bisnis apa pun, termasuk bisnis yang beroperasi di area tertentu.
Saat ini, terdapat juga fitur pencarian “terdekat dari saya” yang menjadi semakin populer sehingga kamu perlu memastikan bisnis kamu muncul saat seseorang menelusuri di area bisnismu. Ya, hal ini berkaitan erat dengan Local SEO dan Google My Business (Reviews). Local SEO akan mengoptimalkan bisnismu untuk pencarian lokal dan menempatkan pemeringkatan bisnis kamu di hasil pencarian Google dan Google Maps.
5. “Email marketing tidak lagi dibutuhkan”
Mitos digital marketing yang terakhir mengenai email marketing. Seiring berkembangnya teknologi digital, banyak yang beranggapan bahwa email marketing tidak lagi efektif.
Faktanya, email marketing adalah jalur terbaik untuk tetap menjaga hubungan hangat dengan pelanggan. Pemasaran melalui email juga telah terbukti berkali-kali secara statistik sebagai salah satu saluran pemasaran digital yang memberikan ROI tertinggi.
Meskipun sering kali masuk ke dalam menu spam, kamu dapat menjaga hubungan erat dengan customer yang loyal jika kamu melakukan teknik email marketing dengan tepat.
Untuk menghindari spam, kamu dapat mengirim email dengan konten yang benar-benar berharga (misalnya; promosi, kupon, tips). Itu bisa menjadi strategi pemasaran digital yang sangat kuat sehingga mampu menarik konsumen dengan tepat yang dapat terus mempertimbangkan pembelian produk/layanan bisnis kamu.
Nah, itu dia beberapa mitos seputar digital marketing beserta fakta yang sebenarnya. Selain 5 mitos digital marketing di atas, masih banyak sekali mitos di luar sana yang perlu kamu ketahui.
Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam melakukan digital marketing, ya! Jika punya pertanyaan, silakan sampaikan melalui kolom komentar di bawah ini.
Untuk kamu yang ingin mempelajari digital marketing lebih dalam, kamu dapat mengikuti kursus Digital Marketing di Vocasia. Klik gambar di bawah ini untuk dapatkan kursus dengan harga promo hanya Rp26.000,- saja atau kunjungi vocasia.id untuk melihat kursus lainnya.