Saat ini teknologi kian membuat bisnis makin berkembang pesat, dimana sekarang kita bisa melakukan transaksi tanpa bertemu secara langsung yaitu melalui online. Hal tersebut membuat sebagian orang terbiasa dan senang berbelanja melalui online. Dengan adanya teknologi yang sekarang, berbagai usaha bisnis membuka dropshipper dan reseller, lalu apa sih perbedaan dropshipper dan reseller?Apa saja sih keuntungan dan kerugian bergabung menjadi dropshipper atau reseller? untuk mengetahui itu semua, yuk disimak!
Pengertian Dropship dan Reseller
Dropshipper adalah salah satu jenis usaha yang memiliki bisnis model sederhana dan tidak memerlukan modal yang tinggi seperti layaknya usaha yang lainnya. Inilah mengapa usaha dropshipper banyak sekali diminati oleh masyarakat. Selain itu dropshipper juga bukan jenis usaha yang perlu dipantau setiap saat. Terlebih, di era digital saat ini sudah bisa memanfaatkan berbagai macam platform untuk digunakan.
Sedangkan reseller dilakukan dengan anda membeli di supplier terlebih dahulu kemudian barang tersebut anda jual kembali kepada konsumen. Apabila dropshipper anda memesan kepada supplier apabila ada orang yang membeli.
Saat ini sudah banyak orang yang telah berhasil mendapatkan penghasilan dari metode pemasaran bahkan mendapatkan hingga jutaan melalui metode reseller maupun dropshipper.
Perbedaan Dropshipper dan Reseller
Menurut Detikfinance ada beberapa perbedaan dropshipper dan reseller yakni
Cara Kerjanya
Sistem dropship pada dasarnya adalah bisnis yang mendukung pemasaran suatu produk dimana seorang dropshipper membantu memasarkan produk dan nantinya apabila ada yang membeli produk mereka akan memesan ke supplier agar nanti supplier bisa mengirimkan produk kepada konsumen. Oleh karena itu dropshipper tidak membutuhkan gudang untuk menyimpan produk.
Sedangkan Reseller yaitu bisnis yang dimana seseorang membeli produk kepada supplier dan nantinya dijual kembali kepada konsumen. oleh karena itu reseller memerlukan gudang untuk menyimpan produk mereka.
Modal
Untuk dropshipper, mereka tidak harus mengeluarkan modal dikarenakan mereka akan memesankan produk apabila ada konsumen yang membeli. Sedangkan seorang reseller membutuhkan modal dikarenakan mereka harus resstok terlebih dahulu, tetapi untuk harga yang ditawarkan supplier biasanya akan diberikan potongan harga karena membeli dengan jumlah yang banyak.
Strategi Pemasaran
Untuk menawarkan produk kepada calon pembeli, seorang reseller bisa melakukannya secara online maupun langsung karena ia mengetahui berapa banyak stok yang dimiliki. Namun, seorang dropshipper tidak bisa melakukan hal yang sama karena ia tidak mengetahui berapa banyak stok yang dimiliki supplier. Hal inilah yang menyebabkan dropshipper lebih disarankan untuk mempromosikan produknya melalui media sosial dan pengirim pesan instan.
Kisah Reseller Sukses
Drop out dari SMA dan memiliki utang ratusan ribu dolar tidak membuat Larry Lubarsky patah semangat. Kini ia berhasil menjadi miliuner hanya dengan menjadi third-party seller atau reseller di Amazon.
Satu dekade lalu, WN Amerika Serikat (AS) ini tidak memiliki uang tabungan dan berhutang US$ 100.000. Tetapi kini keadaannya berubah, ia memiliki beberapa karyawan dan usahanya sebagai reseller bahkan sempat menghasilkan US$ 18 juta atau setara Rp 259 miliar (asumsi Rp 14.400/US$) pada 2018 lalu. (Diambil dari cbcindonesia.com)
Dengan penjelasan tersebut jadi disini kita lebih paham mengenai perbedaan dropshipper maupun reseller. Berbagai manfaat pun nanti kita dapatkan ketika sudah bergabung. Apabila anda tertarik menjadi dropshipper atau reseller anda bisa bergabung dengan mencari supplier di bukalapak
Referensi: https://blog.bukalapak.com/bukasend/reseller-adalah-arti-keuntungan-dan-cara-menjadi-reseller-120957
Ditulis Oleh Fera Rachmatika (Mahasiswa Peserta Studi Independen Batch 4) Kelompok B