Panic attack merupakan salah satu gangguan mental yang muncul tanpa peringatan, bisa terjadi di mana pun dan kapan pun. Biasanya, reaksi panik ini disertai dengan perasaan bingung dan sedikit kaget dengan apa yang sedang terjadi. Umumnya, penyebab panic attack datang dari faktor genetik, kondisi stres, tempramen, atau bahkan bagian otak yang mengalami perubahan.
Penderita serangan panik sering merasa dirinya seperti terkena serangan jantung atau akan mati mendadak. Sebuah serangan panik dapat berlangsung dari 5 hingga 20 menit. Dalam kondisi tertentu, gejalanya dapat berlangsung hingga satu jam. Lantas, apa sebenarnya panic attack itu? Apa penyebabnya? Dan apa saja gejala dari serangan panik tersebut? Berikut penjelasannya!
Apa Itu Panic Attack?
Menurut seorang psikolog klinis dari Ohana Space, Kantiana Taslim, panic attack atau serangan panik adalah suatu situasi panik yang datang secara tiba-tiba. Pada dasarnya, rasa cemas atau takut yang hadir saat panic attack terjadi biasanya diikuti juga dengan beberapa gejala fisik.
Meski secara umum serangan panik bukan gangguan mental yang tergolong membahayakan nyawa, namun kondisi ini bisa terasa menakutkan bagi orang yang mengalaminya. Belum lagi, kondisi ini bisa memengaruhi kualitas hidup pengidapnya.
Baca juga | Quarter Life Crisis: Arti, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Penyebab Panic Attack
Pada dasarnya, gejala fisik dan penyebab panic attack ini disebabkan karena tubuh mengalami mode ‘fight or flight’ (melawan atau terbang). Tubuh berusaha menghirup oksigen lebih banyak sehingga pernapasan menjadi lebih cepat. Hormon adrenalin juga dihasilkan tubuh, sehingga denyut jantung menjadi lebih cepat dan otot-otot menjadi tegang.
Serangan panik diduga merupakan respons yang diberikan tubuh sebagai bentuk pertahanan karena tubuh merasa terancam. Sebenarnya, masih belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan terjadinya serangan panik. Namun terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Genetik
Percaya atau tidak, panic attack mungkin kondisi yang turun-temurun dalam keluarga. Artinya, jika orangtua atau saudara kandung kamu mengalami gangguan panik, risiko untuk mengalami kondisi yang sama jauh lebih besar.
2. Karakteristik Tertentu
Ada sebagian orang yang dianggap lebih sensitif atau lebih peka jika dibandingkan dengan sebagian orang lainnya. Rasa sensitif yang dimiliki pada sebagian orang ini bisa membuatnya memiliki gangguan kecemasan termasuk serangan panik. Meskipun begitu, tidak semua orang yang sensitif akan mengalami kondisi ini. Bahkan, ada pula orang yang terlihat tenang dan kalem, tapi memiliki gangguan panik.
Baca Juga | Girls, Begini Lho 7 Tips Mengatasi Mood Swing Saat Haid. Yuk Simak!
3. Stres Berlebihan
Perlu kamu ketahui, stres juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya serangan panik. Artinya, saat sedang stres, kamu semakin rentan untuk merasa cemas hingga mengalami serangan panik. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kamu juga bisa mengalami depresi karena serangan panik tersebut.
Baca Juga | 8 Cara Mengatasi Gangguan Tidur, Efektif Kamu Coba!
4. Adanya Trauma
Seseorang yang memiliki kerentanan biologis atau trauma masa lalu, cenderung merasakan kecemasan ketika pengalaman yang membuat dirinya sangat tertekan, kembali lagi ke dalam pikirannya. Bahkan ketika melihat peristiwa tragis yang serupa dengan yang pernah dialami, rasa panik, takut, dan cemas tersebut akan datang dan menciptakan perasaan yang sangat tidak nyaman bagi pengidapnya.
Baca juga | Bantu Kesehatan Mental, Ini Dia 4 Manfaat Terapi Mindfulness
Gejala Umum dari Panic Attack
Pengalaman serangan panik dapat berbeda bagi setiap orang dengan gejala yang bervariasi. Akan tetapi, terdapat ciri-ciri atau gejala dari panic attack yang umum dan harus kamu perhatikan seperti yang sudah terangkum di bawah ini.
- Gelisah atau berpikir yang tidak masuk akal
- Takut yang berlebihan
- Sesak napas
- Mual
- Berkeringat secara berlebihan
- Gemetar atau mengigil
- Jantung berdebar
- Otot menjadi tegang
- Kram perut
- Nyeri dada
- Mulut kering
- Telinga berdengung
- Sakit kepala
- Pusing atau pingsan
- Mati rasa atau kesemutan
- Keinginan untuk BAB atau BAK
Ketika panic attack ini selesai, rasa lelah di tubuh pengidap akan muncul. Namun rasa takutnya tidak hilang secara total. Sebab sudah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, rasa takut tersebut malah akan terbayang-bayang.
Bila kamu merasakan satu atau lebih dari gejala tersebut, lebih baik segera periksakan kondisi kesehatanmu ke dokter spesialis atau ke seorang psikolog yang tepercaya. Jangan pernah melakukan self diagnose atau mendiagnosis diri sendiri, karena hal tersebut sangat berbahaya untuk kesehatan fisik dan mentalmu. Perlu dicatat, bahwa gejala yang disebutkan di atas juga dapat menjadi gejala dari kondisi lain.
Baca Juga | Introvert Atau Antisosial? Berikut Perbedaannya