Dalam dunia akuntansi, terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional. Dari prinsip dasar, konsep, metode, hingga etika, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk mendalami akuntansi dalam konteks syariah dan konvensional. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tujuh perbedaan kunci antara akuntansi syariah dan konvensional, yang akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kedua bidang ini.
Pengertian akuntansi syariah
Akuntansi syariah adalah suatu sistem yang mengatur kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkas, melaporkan, serta menganalisis data keuangan menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai ajaran agama Islam. Dalam akuntansi syariah, dasar hukumnya bersumber dari prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berasal dari Allah dan tertuang dalam Al-Qur’an serta ijma para ulama. Akuntansi syariah merupakan disiplin ilmu yang berakar pada prinsip-prinsip hukum syariat, yang terpadu dalam konteks kehidupan masyarakat Muslim. Prosesnya dilakukan oleh para akuntan yang menggabungkan keterampilan dan kecakapan profesional dengan integritas dan kejujuran kerja. Perbedaan utamanya terletak pada pondasi dasar dari akuntansi, yaitu transaksi, yang harus sesuai dengan syariah, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu, laporan keuangannya perlu memuat laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan serta laporan sumber dan penyaluran dana zakat.
Pengertian akuntansi konvensional
Akuntansi konvensional adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan keuangan yang cenderung menggunakan logika atau rasionalisme ekonomi yang meliputi prinsip-prinsip individualisme, kepentingan pribadi, dan maksimalisasi keuntungan. Sistem ini sangat mengandalkan logika dalam perhitungan dan telah diterapkan sejak lama oleh masyarakat yang berhubungan langsung dengan perhitungan akuntansi. Akuntansi konvensional fokus pada tujuan ekonomi, mementingkan para pemilik modal atau kapitalis, dan tidak mengenal adanya peraturan yang melarang beberapa jenis transaksi tertentu dengan alasan tertentu. Dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan tidak memuat laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan serta laporan sumber dan penyaluran dana zakat seperti dalam akuntansi syariah.
Ciri- ciri akuntansi syariah
Ciri-ciri akuntansi syariah meliputi:
- Konsep: Akuntansi syariah tidak membenarkan pembagian laba atau keuntungan yang belum terkumpul. Transaksi jual-beli juga dinyatakan sebagai laba harus sesuai dengan prinsip syariah.
- Prinsip: Akuntansi syariah didasarkan pada prinsip kebenaran, keadilan, dan pertanggungjawaban. Hal ini membedakannya dari akuntansi konvensional yang lebih fokus pada tujuan ekonomi dan kepentingan pribadi.
- Laporan Keuangan: Laporan keuangan dalam akuntansi syariah perlu memuat laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan serta laporan sumber dan penyaluran dana zakat, yang tidak umum terdapat dalam akuntansi konvensional.
- Landasan Syariah: Akuntansi syariah memiliki landasan syariah yang bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadits, dan fatwa syariah. Prinsip-prinsip ini mengatur transaksi keuangan agar sesuai dengan nilai ajaran agama Islam.
Dengan ciri-ciri tersebut, akuntansi syariah menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mencatat, menganalisis, dan melaporkan data keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Ciri – ciri akuntansi konvesional
Ciri-ciri akuntansi konvensional meliputi:
- Konsep: Akuntansi konvensional menerapkan prinsip laba secara universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram. Berlawanan dengan prinsip syariah yang memisahkan antara keuntungan yang diperoleh dari kegiatan inti dan modal, dibandingkan dengan yang timbul dari transaksi.
- Teori: Dalam akuntansi konvensional, klasifikasi aset adalah sebagai modal tetap (aset tetap) dan modal lancar (aset lancar), sedangkan dalam akuntansi Islam, klasifikasi aset adalah sebagai properti dalam bentuk uang tunai dan properti dalam bentuk barang, seperti saham, dikelompokkan kembali dengan mengklasifikasikan barang tersebut sebagai properti atau aset perdagangan.
- Praktik: Akuntansi konvensional mempraktekkan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dengan ciri-ciri tersebut, akuntansi konvensional menekankan prinsip-prinsip ekonomi dan keuangan yang berbeda dengan akuntansi syariah, yang lebih menekankan pada prinsip-prinsip syariah Islam.
Perbedaan akuntansi syariah dan konvensional
Perbedaan antara akuntansi syariah dan konvensional dapat diamati dari beberapa aspek yang mencakup landasan, nilai yang dianut, hal-hal yang dilarang, konsep penilaian, konsep modal, prinsip dan cakupan laba, serta pandangan tentang mata uang.
1. Aspek Landasan
Akuntansi syariah merujuk pada kaidah dan syariah Islam yang terikat pada kehidupan masyarakat secara umum, sementara akuntansi konvensional bergantung pada logika manusia yang dapat berubah menyesuaikan kultur dan budaya masyarakat.
2. Aspek Nilai yang Dianut
Akuntansi konvensional didasarkan pada buah pikir manusia yang dapat terpengaruh oleh budaya kelompok dimana transaksi terjadi, sedangkan akuntansi syariah membawa nilai-nilai dan prinsip syariah.
3. Aspek Hal-hal yang Dilarang
Akuntansi syariah menghindari transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, sementara akuntansi konvensional tidak memiliki pembatasan khusus terkait hal-hal yang dilarang.
4, Aspek Konsep Penilaian
Akuntansi konvensional menekankan pada penilaian, pelaporan, dan pengungkapan informasi keuangan, yang memungkinkan investor, pemerintah, dan publik lainnya untuk membuat keputusan yang tepat, sementara akuntansi syariah menekankan pada pengungkapan informasi yang relevan bagi pembeli dan penjual produk syariah.
5. Aspek Konsep Modal
Konsep modal dalam akuntansi konvensional mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam akuntansi syariah, modal dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan kapital, dengan yang berasal dari transaksi.
6. Aspek Prinsip dan Cakupan Laba
Akuntansi syariah tidak membenarkan pembagian laba atau keuntungan yang belum terkumpul, sementara akuntansi konvensional menerapkan prinsip laba secara universal.
7. Aspek Pandangan tentang Mata Uang
Akuntansi syariah membagi keuntungan menjadi dua kategori, yaitu capital gain dan principal income, dan memperhatikan asal usul dan pengarahan sumber dana yang ada hanya ke lokasi yang diarahkan oleh ulama, sedangkan akuntansi konvensional tidak memiliki pembagian keuntungan yang serupa.
Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, akuntansi syariah dan konvensional menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mencatat, menganalisis, dan melaporkan data keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut masing-masing.
Jadi Ahli Akuntansi Dengan Kursus di Vocasia
Berikut adalah beberapa kursus yang mungkin sesuai dengan minat Anda:
- “Cepat Kaya Dengan Jadi Konsultan Keuangan / Professional Money Manager“: Kursus ini dapat membantu Anda memahami perencanaan keuangan, pengelolaan cashflow, manajemen utang, persiapan dana darurat, asuransi, dan konsep Time Value of Money. Kursus ini cocok bagi siapa saja yang ingin mengelola keuangan pribadi dan keluarga dengan baik.
- “Jago Akuntansi: Basic Accounting Course (IFRS)”: Kursus ini membantu Anda memahami siklus akuntansi dari bukti transaksi sampai menganalisis laporan keuangan. Kursus ini cocok bagi akuntan atau calon akuntan yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang akuntansi dan laporan keuangan.
- “Jago Akuntasi“: Praktik Membuat Laporan Keuangan”: Kursus ini fokus pada praktik membuat laporan keuangan mulai dari bukti transaksi hingga laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan neraca. Kursus ini disajikan dalam kemasan yang menarik dan langsung ke eksekusi secara praktik.
Sebelum memilih kursus, pastikan untuk memeriksa kurikulum, pengajar, serta apakah kursus tersebut menawarkan sertifikasi yang diakui. Selain itu, perhatikan juga ulasan dan testimoni dari peserta sebelumnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang kualitas kursus tersebut. Dengan memperoleh pemahaman yang kuat dalam akuntansi atau keuangan, Anda dapat mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ahli di bidang ini dan memperluas peluang karir Anda. Semoga Anda menemukan kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan minat Anda!
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah dan akuntansi konvensional memiliki perbedaan yang signifikan dalam prinsip dasar, konsep, metode, dan etika. Artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan kunci antara kedua bidang akuntansi ini, sehingga pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih luas tentang akuntansi dalam konteks syariah dan konvensional. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat memahami perbedaan-perbedaan tersebut dan mengaplikasikannya sesuai dengan konteks dan kebutuhan yang relevan.