Site icon Vocasia

10 Perilaku Orang Tua yang Menyebabkan Anak jadi Stres!

Perilaku orang tua yang menyebabkan anak stres. Sumber: unsplash.com

Suasana dan kondisi di rumah tentu menjadi salah satu indikator keharmonisan keluarga. Apabila di dalam suatu rumah tangga ditinggali oleh orang tua dan anak yang bahagia, pastinya menjadi keluarga yang juga bahagia. Namun, bagaimana jadinya jika beberapa perilaku orang tua justru hanya akan membuat anak menjadi stres?

Mungkin kebanyakan orang dewasa mengeluhkan permasalahan seputar pekerjaan, komunikasi antara suami istri, atau masalah keuangan. Sementara, umumnya bagi anak penyebab stres berasal dari pelajaran sekolah, bullying oleh teman-teman, atau bahkan dari sikap dan perilaku orang tua terhadap anak di rumah.

Penasaran apa saja perilaku orang tua yang membuat anak stress? Simak penjelasannya di bawah ini agar sebagai orang tua menyadari dan segera merubah perilaku tersebut.

Baca juga: Pengertian Past Future Perfect Tense

Perilaku Orang Tua yang Membuat Anak Stres

Anak stres karena perilaku orang tua. Sumber: unsplash.com

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya agar tumbuh menjadi orang yang sukses dan berguna di lingkungan masyarakat. Wajar saja jika sebagai orang tua kamu pun menaruh harapan yang besar pada anak. 

Harapan orang tua inilah yang biasanya menyebabkan adanya tuntutan demi tuntutan dan secara tidak langsung bisa membuat anak jadi tertekan dan stres. Tidak ingin hal itu terjadi? Berikut ini beberapa perilaku orang tua yang bisa membuat anak jadi stress! 

1. Melarang tanpa Menjelaskan Alasan

Orang tua selalu ingin hal yang terbaik untuk anak-anaknya dan sebisa mungkin menghindari hal buruk yang akan menimpa anak. Namun, hal ini terkadang menjadi over protective. Hal tersebut dilakukan pada orang tua yang selalu melarang anaknya melakukan segala hal dan lebih parahnya tidak dibarengi alasan yang mendukung.

Orang tua boleh melarang anak dengan sewajarnya. Melarang anak tanpa memberi penjelasan dapat membuat anak tidak memahami maksud dari orang tua, sehingga anak terkekang karena berpikir bahwa orang tua berbuat seenaknya.

2. Mengkritik tanpa Memuji

Mengkritik bisa menjadi suatu hal yang perlu dilakukan orang tua. Namun, jika yang dikritik orang tua adalah kesalahan-kesalahan dulu pernah diperbuat sama saja halnya dengan meruntuhkan rasa percaya dalam dirinya. 

Hal ini bisa orang tua akali dengan melakukan kritik dan memuji hal yang dilakukan anak. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pun kamu sebagai orang tua. Cobalah untuk melihat hasil yang diperoleh anak terlebih dahulu dibanding mengkritik banyak hal.

Baca juga: Mengapa Dolar sebagai Mata Uang-dunia

3. Mengatur dan Menuntut Banyak Hal

Suatu tuntutan berawal dari ketakutan seseorang akan ekspektasi yang bisa jadi tidak tercapai. Kamu sebagai orang tua boleh memiliki harapan kepada anak, tetapi jangan sampai mengatur dan menuntut hal di luar batas kemampuan anak. 

Orang tua yang mengatur dan menuntut banyak hal biasanya merasa perlu dilibatkan dalam segala aktivitas anak. Hal ini akan berdampak buruk bagi anak karena ia tidak dapat secara bebas mengeksplorasi diri dan tidak baik bagi perkembangan psikisnya. 

Cukup menjadi orang tua yang bersedia untuk menuntun anak agar tidak jatuh ke dalam jalan yang salah tentu dengan komunikasi yang baik. Ingat bahwa tidak hanya orang tua yang merasa ekspektasinya tidak tercapai, anak pun bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam ketika menyadari bahwa ia belum bisa memenuhi harapan orang tuanya.  

4. Membandingkan dengan Anak Lain

Budaya membandingkan biasanya dilakukan pada orang tua di Indonesia yang dilakukan dengan membandingkan anaknya dengan anak orang lain. sebagai orang tua, mungkin kamu membenarkan perilaku tersebut karena dianggap memberikan motivasi bagi kemajuan anak. Padahal, secara tidak langsung melakukan perbandingan ini akan membuat anak menjadi orang yang lebih minder dan tidak percaya diri. 

Kamu bisa memosisikan ketika anak membandingkan orang tua dengan orang tua lainnya, tentu kamu tidak ingin dibandingkan juga bukan? Oleh karena itu, kamu dapat memotivasi anak dengan cara yang lebih baik. 

5. Memberi Label Negatif

Hati-hati dalam berucap karena ucapanmu bisa saja buruk bagi perkembangan anak. Misalnya secara tidak sadar kamu mengatakan bodoh, pesek, nakal, hitam, atau kurus kepada anak tanpa memerhatikan perasaan sang anak.

Perkataan tersebut termasuk ke dalam label negatif yang dapat membekas di pikiran dan perasaan anak selama-lamanya. Meski orang tua hanya mengucapkannya satu kali, tetapi anak bisa mengingatnya seumur hidup.

Selain membuat anak minder dan tidak percaya diri, hal ini juga akan berdampak pada anak yang tidak memaksimalkan kemampuannya untuk berkembang karena teringat oleh label negatif yang diberikan orang tua.  

Baca juga: Cara Investasi Bitcoin bagi Pemula

6. Pertengkaran Orang Tua

Orang tua yang sering bertengkar di depan anak akan membuat anak kehilangan rasa aman dan dapat menimbulkan perasaan khawatir kalau orang tuanya akan berpisah. Orang tua bisa melihat kondisi terlebih dahulu jika ada yang perlu dibicarakan antara suami istri. 

Jika dilakukan dengan sering, lambat laun akan menjadi penyebab anak stres. Apalagi bila pertengkaran yang dilakukan orang tua melibatkan kekerasan fisik seperti memukul ini akan berdampak pada trauma yang diderita anak. 

7. Tidak Menerima Pendapat

Posisi orang tua yang seringkali dianggap memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan anak terkadang membuat pendapat anak tidak dihargai. Merasa pendapatnya selalu benar mengakibatkan anak tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi dan diajak untuk bertukar pikiran. Bila dibiarkan terus-menerus, anak tidak hanya memiliki ketakutan untuk berpendapat tetapi dapat menyebabkan anak menjadi stres. 

8. Pemberian Hukuman yang Terlalu Berat

Hukuman bagi sebagian orang tua menjadi hal yang perlu dilakukan ketika anak berbuat kesalahan yang agak fatal. Namun, orang tua yang terlalu keras memberikan sanksi (punishment) dan tidak diimbangi dengan pujian (reward) yang memadai justru akan membuat anak menjadi sangat terpukul atau tertekan.

Hukuman bisa dianggap suatu hal yang penting agar membuat anak disiplin, tetapi orang tua juga perlu mengimbanginya saat anak mendapatkan pencapaian bukan malah terus membuat anak menjadi tertekan dengan segala hal yang telah diatur orang tua. 

Baca juga: Franchise Susu Mbok Darmi

9. Curahan Hati Orang Tua kepada Anak

Sebagian orang tua banyak terbuka terhadap anaknya dengan menceritakan curahan hatinya kepada anak. Hal tersebut bermaksud untuk berbagi dan menganggap anaknya seperti teman sehingga secara terbuka menceritakan permasalahan yang dihadapi. Biasanya hal ini dirasakan ketika anak sudah masuk tahap remaja dan mengerti mengenai permasalahan orang tua, lalu ibu atau ayahnya menceritakan permasalahan mereka pribadi seperti bertengkar atau tidak harmonis.

Hal tersebut memang menjadi lega bagi orang tua, tetapi belum tentu kepada anak. Sebagian besar anak yang mengetahui permasalahan kedua orang tuanya malah memiliki perasaan tertekan dan ketakutan bahwa orang tua mereka akan bercerai.

10. Kurang Peduli terhadap Keharmonisan Suasana Rumah

Orang tua yang hanya fokus terhadap satu masalah antara suami dan istri akan berdampak pada kurangnya memperhatikan kenyamanan dan kehangatan suasana rumah. Kondisi di rumah menjadi sangat individualis tanpa adanya belaian lembut, sapaan hangat atau bercengkrama yang harmonis. 

Ingat bahwa keharmonisan suasana rumah bukan dicari, melainkan dibuat oleh masing-masing orang tua juga anak. Kesibukan orang tua dan kurangnya waktu dengan anak terkadang membuat jurang pemisah yang tak terbatas antara anak dan orang tua.

Baca juga: Pengertian Simple Past Future Tense

Demikian penjelasan mengenai perilaku orang tua yang menyebabkan anak menjadi stress. Jika kamu sudah menjadi orang tua, renungi dan segera ubah perilaku tersebut. Sebagai orang tua, kita tidak boleh hanya mementingkan masalah sendiri, pikirkan dampak yang akan diperoleh anak jika orang tua memiliki perilaku-perilaku di atas.

Kamu bisa membaca artikel menarik lainnya untuk mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan hanya dengan klik tautan berikut. Jangan lupa ikuti kami di Instagram untuk mengetahui update dan informasi terbaru yang pastinya sangat berguna!

Vocasia adalah salah satu platform edukasi online bersertifikat yang menyediakan banyak pelatihan untuk menunjang keahlianmu dalam berbagai macam bidang. Selain itu, dengan bergabung bersama Vocasia tentunya kamu akan berkesempatan untuk belajar banyak bersama mentor-mentor yang berpengalaman dalam bidangnya!

Nikmati segala penawaran khusus di Vocasia berupa potongan harga untuk mengikuti berbagai kelas online agar kamu semakin mahir dalam berbagai kemampuan! Segera temukan kursus terbaru yang cocok untuk kamu hanya dengan klik tautan berikut.

Baca juga: Cara Membuat Wireframe Website

Exit mobile version