Silo SEO adalah salah satu strategi andalan untuk mengoptimasi SEO. Strategi ini memberi manfaat tidak hanya untuk website kamu, namun juga untuk Google dan pengguna. Oleh sebab itu, tidak heran jika teknik ini menjadi senjata untuk menaikkan peringkat pada hasil pencarian Google.
Apa itu Silo SEO?
Silo SEO adalah teknik mengelompokkan ke halaman website ke dalam kategori dan saling menghubungkannya dengan internal link. Teknik ini membuat website terlihat lebih rapi, terstruktur, dan terencana. Hubungan antar halaman pun menjadi lebih baik berkat kategori yang disebut sebagai siloing.
Secara teknis, penerapan teknik ini menggunakan subfolder untuk setiap kategori. Tidak seperti website, pada umumnya yang menempatkan semua konten ke folder root. Model ini disebut sebagai SEO silo structure. Contohnya adalah:
- Non-Silo: namasitus.com/halaman/
- Silo: namasitus.com/kategori/halaman/
Pada perbandingan di atas, kamu bisa melihat bagaimana contoh silo SEO menggunakan subfolder ;kategori’ untuk menampilkan ‘halaman’. Kamu bisa mengatur jumlah dan nama kategori sesuai niche website dan tema konten. Coba pelajari contoh yang lebih spesifik seperti di bawah ini:
- Tutorial SEO
contohseo.com/tutorial/dasar-seo/
contohseo.com/tutorial/tools-seo/
- Loker SEO
contohseo.com/loker/seo-specialist/
contohseo.com/loker/seo-writer/
- Jasa SEO
contohseo.com/service/keyword-research/
contohseo.com/service/audit-website
Nah, itulah contoh subfolder kategori dalam siloing. Langkah Silo SEO selanjutnya adalah menambahkan internal link antar konten dalam satu kategori. Misal, konten ‘seo-specialist’ kita beri internal link ke konten ‘seo-writer’. Jika kamu sudah memahami apa itu SEO, mari kita lanjutkan mengenai penjelasan manfaat Silo SEO.
Manfaat Silo SEO
siloing terbukti mampu menjaga struktur konten, meningkatkan keuntungan, menaikkan peringkat, dan memuaskan pengguna.
1. Membantu Menentukan Topik Utama Website
Manfaat Silo SEO yang pertama adalah untuk menentukan topik (niche) utama website. Saat pertama kali membangun website, kamu mungkin sudah memikirkan topik yang akan menjadi topik utama. Namun, seiring berjalannya waktu, tema konten kamu mungkin berkembang lebih lebar hingga keluar dari topik utama.
Dengan menerapkan siloing, kamu bisa menjaga batas pembahasan agar tetap dalam satu lingkup niche. Bahkan, jika kamu harus memperluas niche, kamu bisa melakukannya secara halus dengan menambahkan kategori, sehingga tidak mengacaukan struktur yang sudah ada.
2. Manajemen Konten Lebih Rapi
Manfaat Silo SEO yang kedua adalah untuk membantu manajemen konten. Content plan kamu mungkin sudah menyertakan topik, judul, keyword, hingga jadwal postingan. Namun, dengan siloing, kamu juga bisa membuat content plan terpisah untuk setiap kategori. Siloing membuat content plan kamu lebih baik dengan cara di bawah ini:
- Membuat jadwal posting untuk setiap kategori konten.
- Merencanakan struktur keyword pada setiap konten dari kategori yang sama.
- Mengatur internal link antar konten sejak tahap content planning.
Dengan perencanaan yang matang, kamu memproduksi konten yang berkualitas dengan lebih terencana. Dari struktur per halaman hingga struktur website secara keseluruhan, semua akan tertata dengan baik.
3. Mempercepat Indexing Google
Manfaat Silo SEO yang ketiga adalah untuk memudahkan Google dalam melakukan indexing. Saat kamu mengunggah sebuah konten, Google mungkin memerlukan waktu untuk menemukan dan menaruh konten kamu ke dalam indeks. Siloing adalah salah satu trik untuk mempercepat proses ini.
Salah satu faktor kunci dalam siloing adalah internal link. Saat Google membaca suatu halaman pada website yang kamu kelola, maka Google juga akan mengevaluasi setiap link yang kamu taruh di dalamnya. Dengan demikian, kamu bisa mengarahkan Google ke setiap halaman dan memastikan bahwa semuanya akan terindeks.
4. Menaikkan Peringkat di SERP (Search Engine Result Page)
Manfaat Silo SEO selanjutnya adalah untuk menaikkan peringkat website pada SERP. Kamu bisa mendapatkan peningkatan peringkat melalui siloing karena:
- PageRank (PR): merupakan indikator Google dalam menilai kualitas halaman. Sedangkan link juice adalah indikator kekuatan backlink. Dengan siloing, kamu bisa mengalirkan PR dan link juice ke semua halaman menggunakan internal link.
- Internal link antar konten akan lebih kontekstual dan relevan.
- Pengalaman pengguna akan lebih memuaskan karena navigasi menjadi lebih mudah.
Baca juga| Internal Link: Panduan Lengkap Untuk Optimasi SEO
Cara Menerapkan Silo SEO
Untuk menerapkan SEO Silo structure, kamu harus membuat rencana matang sejak website belum dirilis. Siloing pada website yang sudah berumur bukanlah hal yang mustahil. Namun, kamu perlu lebih mengupayakan karena harus mengevaluasi semua halaman dan konten. Nah, berikut adalah langkah-langkah siloing:
1. Tentukan Kategori Topik
Cara menerapkan Silo SEO yang pertama adalah dengan menentukan pembagian kategori. Sebelum kamu merilis sebuah website, bahkan sebelum kamu membuat content plan, pertama kamu harus menentukan kategori apa yang akan kamu buat, Tahap ini sangat penting, karena akan berpengaruh pada langkah selanjutnya.
2. Buat Navigasi untuk Merefleksikan
Setelah menentukan SEO Silo structure, selanjutnya adalah membuat navigasi sebagai pintu menuju setiap kategori. Kamu bisa mengambil contoh dari portal berita yang menampilkan menu navigasi pada bagian atas. Navigasi inilah yang akan menjadi jalan bagi pengguna untuk mengakses kategori konten tertentu.
3. Bangun Internal Link
Cara menerapkan Silo SEO selanjutnya adalah dengan membangun internal link. Setiap konten semestinya menyertakan internal link yang mengarahkan pada konten lain dalam kategori yang sama. Setidaknya ada 2 manfaat utama internal link, yaitu:
- Memperjelas navigasi dan struktur website dalam sisi pengguna.
- Seluruh halaman web terdistribusi dengan baik.
4. Rutin Post Konten untuk Semua Kategori
Cara menerapkan Silo SEO yang terakhir adalah dengan memposting konten. Lanjutkan content plan, namun dengan jadwal posting yang merata untuk semua kategori. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kategori mendapat jatah posting yang ideal, sehingga niche tidak berat sebelah.
Setiap memposting konten baru, evaluasi konten-konten sebelumnya untuk menemukan topik yang relevan untuk kamu beri internal link. Namun, kamu harus tetap mempertahankan struktur dan alur PR. Prioritas kamu adalah halaman utama, dilanjutkan dengan artikel utama, dan berakhir pada konten pendukung.
Baca juga| Simak 9 Cara Mendapatkan Backlink Dofollow Berkualitas Ini!
Tips Membangun Silo SEO yang Kuat
Nah, agar strategi Silo SEO kamu berjalan optimal, berikut adalah empat tips siloing yang dapat kamu lakukan:
- Gunakan struktur internal link piramida dengan halaman utama di puncak, konten pilar di tengah, dan konten pendukung di kaki.
- Sebar internal link antar postingan yang relevan. Jangan memaksakan internal link, jika topiknya memang tidak berkaitan.
- Tambahkan content hub atau ‘artikel terkait’ pada setiap halaman.
- Jangan letakkan konten penting terlalu dalam. Jika kamu menggunakan Ahrefs, kamu bisa memeriksanya pada Site Audit – Structure Explorer. Konten yang penting idealnya memiliki depth kurang dari 5.
Baca juga| Apa Itu Schema Markup? Arti, Jenis Dan Pentingnya Untuk SEO
Nah, itu dia informasi mengenai Silo dalam SEO. Salah satu tahap terberat dalam siloing adalah membuat konten pilar. Konten pilar adalah konten terpenting dalam setiap kategori, maka kualitas dan optimasinya harus maksimal.