Saat ini hampir setiap bisnis menggunakan strategi pemasaran berbasis digital (digital marketing). Pemasaran berbasis digital akan memanfaatkan saluran pemasaran seperti website dan media sosial. Pebisnis akan menerapkan serangkaian tahapan strategi social media marketing untuk memperkenalkan brand dan memperluas jangkauan bisnis dalam mengakuisisi konsumen.
Dalam mencapai strategi marketing perlu dibantu promosi dan kampanye pemasaran. Memaksimalkan sosial media menjadi hal yang penting untuk pemasaran digital, dibutuhkan konten yang menarik agar engagement meningkat yang akan mempengaruhi pengalaman dan kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan brand.
Pada era digital, sosial media dapat dijadikan sebagai media pemasaran yang baik. Dengan meningkatkan engagement, perusahaan atau brand dapat menarik lebih banyak target audiens dan berkembang menjadi lebih besar.
Definisi Social Media Engagement
Social media engagement adalah adalah matriks pengukuran seberapa tertarik dan terlibat target pasar untuk berinteraksi dengan akun dan konten pemasaran pada media sosial milik bisnis (owned media). Misal, pada media sosial Instagram, Meta, Twitter, TikTok, Youtube, LinkedIn, dan Pinterest.
Semakin banyak interaksi yang terjadi pada konten yang dibuat, popularitas yang didapat akan semakin meningkat. Hal ini akan mendatangkan kepercayaan kepada produk yang ditawarkan.
Hal ini dapat memicu respon positif terhadap penawaran dan penjualan produk atau layanan bisnis (sales process atau sales cycle). Matriks-matriks tersebut adalah jumlah followers dan pertumbuhan audiens, likes, komentar, shares, mentions, retweet (pada twitter), hashtag brand terkait, atau click-through (pada CTA).
Melakukan pengukuran matriks-matriks di atas merupakan salah satu bagian dari penerapan strategi growth hack marketing yang terkenal efektif dapat meningkatkan nilai akun media sosial serta brand itu sendiri (brand value). Matriks engagement tersebut sangat krusial bagi setiap bisnis karena bermanfaat dalam:
- Mengukur seberapa baik kualitas kampanye pemasaran di lingkup media sosial.
- Membangun brand awareness dan brand experience audiens pasar yang lebih baik.
- Meningkatkan pengaruh bisnis pada segmen pasar yang luas (brand authority) berkat upaya dan gaya komunikasi branding perusahaan (brand voice) yang baik.
- Memperluas jangkauan dan impresi bisnis sebagai hasil dari keterlibatan target audiens dengan postingan konten penawaran di media sosial yang bersifat relevan dan menarik (social media branding).
- Membangun hubungan jangka panjang yang lebih bermakna antara perusahaan dan pelanggan potensial atau leads (relationship marketing). Maanfaat ini tidak akan didapatkan ketika menerapkan pemasaran melalui email atau pemasaran tradisional di mana hanya melakukan interaksi satu arah dengan audiens.
- Memberikan layanan pelanggan yang lebih baik. Misal, dengan menjawab pertanyaan atau permasalahan prospek dan pelanggan yang sudah ada (customer pain point).
Jenis Engagement pada Media Sosial
Ada tiga jenis pola interaksi yang termasuk ke dalam engagement media sosial:
1. Percakapan
Percakapan yang terjadi setelah mengunggah konten termasuk ke dalam engagement. Biasanya terjadi di kolom komentar maupun Direct Message (DM).
2. Amplifikasi
Membagikan atau menyebarkan konten melalui Instagram Story maupun media sosial lainnya juga termasuk ke dalam engagement.
3. Reaksi
Reaksi yang diberikan untuk konten yang diunggah, baik dalam bentuk like hingga respon emoji termasuk ke dalam engagement.
Baca Juga | Mengenal Konsep Marketing Mix Untuk Mengembangkan Bisnis Anda!
Cara Mengukur Engagement Rate pada Media Sosial
Engagement rate merupakan formula yang digunakan untuk mengukur jumlah interaksi audiens pada konten yang dibuat. Formula ini berguna untuk mengetahui seberapa efektif konten yang telah diunggah.
1. Engagement Rate by Reach (ERR)
ERR adalah formula yang paling sering digunakan untuk menghitung engagement. Hasil formula ini didapat dari hitungan persentase audiens yang berinteraksi berdasarkan jumlah reach dari konten. Rumus menghitung ERR adalah:
ERR = Total interaksi per postingan / Reach per postingan x 100%
Sedangkan rumus untuk mencari nilai rata-rata seluruh postingan adalah:
Average ERR = Total ERR / Total postingan.
2. Engagement Rate by Post (ERP)
ERP digunakan untuk mengukur interaksi followers pada postingan tertentu. Formula ini memiliki perbedaan dengan ERR, karena formula ini menggunakan postingan sebagai parameter pengukurannya, bukan reach seperti pada ERR. Rumus untuk menghitung ERP:
ERP = Total interaksi pada sebuah postingan / Total followers x 100%
Rumus untuk menghitung rata-rata ERP:
Average ER by Post = Total ER Postingan / Total Postingan.
3. Engagement Rate by View (ER View)
Jika konten utama yang dibuat adalah video, ER View akan cocok digunakan untuk mengukur engagement yang didapat. Rumus ER View adalah:
ER View = Total Engagement Postingan Video / Total Video Views x 100%
Sedangkan rumus untuk menghitung rata-rata ER View adalah:
Average ER View = Total ER View / Total Postingan.
4. Daily Engagement Rate (Daily ER)
Daily ER digunakan untuk mengetahui seberapa sering followers berinteraksi dengan akunmu setiap harinya. Untuk menghitung Daily ER menggunakan rumus:
Daily ER = Total Interaksi Satu Hari / Total Followers x 100%
Average Daily ER = Total Interaksi untuk X Hari / (X Hari) x Followers x 100%
Umumnya, engagement rate yang baik memiliki nilai antara 1% sampai 5%. Namun, angka tersebut tentunya akan berbeda tergantung faktor lain seperti demografi audiens, niche, hingga jumlah followers. Semakin banyak followers yang ada, akan semakin sulit untuk mencapai angka engagement rate yang tinggi.
Baca Juga | Intip Prospek Kerja Menjanjikan Sosial Media Specialist
Cara Meningkatkan Social Media Engagement
1. Lakukan Analisa
Sebelum meningkatkan engagement pada sosial media, kita harus mengetahui berapa engagement rate yang didapatkan saat ini. Hal tersebut berguna sebagai tolak ukur penerapan strategi pemasaran yang paling efisien.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menganalisis engagement pada sosial media. Pertama, menghitung secara manual menggunakan rumus-rumus di atas. Kedua, bisa juga dilakukan dengan masuk ke setiap platform media sosial dan gunakan fitur analitik deskriptif.
Setiap platform media sosial menyediakan data statistik berdasarkan matriks engagement yang tersedia. Mulai dari jumlah klik link tertentu, likes, retweet, hingga comment dan replies.
2. Tentukan Target Engagement yang ingin Dicapai
Gunakan matriks engagement untuk menentukan beberapa tujuan pemasaran, misalnya:
- Audiens dan pembeli berprospek (sales lead) mana yang hendak dijangkau.
- Apa tindakan pelanggan yang diharapkan setelah melihat konten Anda.
- Bagaimana Anda akan mengukur keberhasilan konten (customer success).
Cari tahu engagement mana yang harus dilacak berdasarkan tujuan dan target bisnis. Jika ingin menciptakan brand awareness, fokuslah untuk meningkatkan jumlah kunjungan halaman dengan membuat konten yang menarik dan responsif. Jika tujuannya adalah membangun komunitas, fokuslah pada peningkatan jumlah follower atau komentar di setiap postingan konten.
3. Kenali Target Audiens
Untuk mendapatkan engagement yang baik, sebuah perusahaan atau brand tentu harus mengetahui target audiensnya. Perusahaan harus mengetahui bagaimana style mereka, usia, gaya bahasa, nada berbicara dan lainnya untuk menerapkan strategi peningkatan.
Dengan mengenali target audiens, perusahaan dapat terbantu dalam beberapa hal, seperti:
- Media sosial seperti apa yang menarik bagi audiens (brand lain atau pesaing Anda).
- Menentukan waktu yang tepat untuk mempublish konten.
- Jenis konten apa yang audiens sukai.
- Menentukan ciri khas perusahaan.
4. Buat Konten yang Berkualitas dan Menarik
Setelah mengenali siapa target audiens, selanjutnya adalah membuat konten yang memiliki nilai bagi audiens. Konten yang berkualitas adalah konten yang dapat memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah audiens, konten juga harus tetap relevan dengan brand atau perusahaan yang sedang dibangun.
Tipsnya adalah buat konten yang interaktif sehingga memicu respon dari audiens (konsep conversational marketing), bukan hanya sekadar menggunakan komunikasi satu arah kepada audiens. Gunakan kreativitas untuk membuat berbagai jenis konten. Beberapa tipe konten untuk sosial media yang bisa menarik respon audiens seperti:
- Konten Polling
- Video
- UGC atau User Generated Content
- Kuis
- Humor
- Q&A (Question and Answers)
- dan lain-lain.
Setelah itu, terus bersikap proaktif dan responsif terhadap tanggapan atau feedback audiens (strategi proactive customer service). Dengan begitu, audiens akan bersedia selalu terlibat dengan brand Anda sehingga membangun loyalitas terhadap brand (brand loyalty).
5. Buat Konten yang Up to Date
Untuk mendapatkan engagement yang tinggi bisa dilakukan dengan berpartisipasi membuat konten yang berhubungan dengan momen yang sedang trending atau viral.
Contohnya ketika membuat konten dengan topik kejadian yang banyak dibicarakan orang, lalu kaitkan konten tersebut dengan brand atau produk Anda. Jika media sosial yang digunakan adalah Twitter, gunakan fitur Top Trend untuk melihat peristiwa apa yang sedang menjadi trending topic saat ini. Manfaatkan momen tersebut untuk membuat konten yang berguna untuk audiens atau konsumen Anda.
Baca Juga | 10 Langkah Membangun Personal Branding Di Sosial Media
6. Jaga Komunikasi
Komunikasi yang baik dapat berpengaruh agar audiens atau konsumen tetap terlibat dengan media sosial perusahaan atau brand kamu. Optimalkan penggunaan fitur direct message, mention, atau comment untuk menjaga komunikasi dengan audiens. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan atau brand peduli dengan keberadaan audiens atau konsumennya.
Ketika berkomunikasi dengan audiens di platform media sosial, kamu harus menunjukkan human sign agar audiens atau konsumen tidak merasa sedang berbicara dengan robot. Kamu juga bisa menggunakan emoticon atau nada hangat dan ramah agar audiens merasa dihargai.
Demikian informasi seputar social media engagement. Pemahaman tentang engagement merupakan modal yang sangat penting untuk mengelola akun media sosial untuk berbisnis. Ikuti kursus Vocasia untuk mempelajari segala hal seputar digital marketing di sini.