Site icon Vocasia

Strategi Analisis Data dan Kritik terhadap Miles dan Huberman serta Moleong

Analisis Data(pexels.com/christina morillo)

Dari berbagai varian penelitian kualitatif yang berkem bang saat saat ini. Pada prinsipnya ada tiga model desain yang paling sering digunakan di kalangan peneliti. Yaitu format desain deskriptif-kualitatif. Lalu format desain kualitatif-verifikatif, dan format desain kualitatif-grounded  theory.

Format desain deskriptif-kualitatif banyak memiliki kesamaan dengan desain deskriptif kuantitatif. Karena itu desain deskriptif-kualitatif bisa disebut pula dengan kuasi kualitatif, atau desain kualitatif semu. Artinya desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif (deduktif). Terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya.

Kemudian format desain kualitatif-verifikatif merupakan upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, format desain penelitiannya secara total berbeda dengan format penelitian kuantitatif (maupun deskriptif-kualitatif). Pada format penelitian kualitatif-verifikatif lebih banyak mengkonstruksi format penelitian dan strategi memperoleh data dari lapangan secara induktif. Varian desain ini seperti juga desain penelitian kualitatif-evaluatif, audit komunikasi, dan semacamnya.

Selanjutnya, grounded theory dipengaruhi oleh pandangan bahwa peneliti kualitatif. Yang dalam hal ini tidak membutuhkan pengetahuan dan teori tentang objek penelitian untuk mensterilkan subjektivitas peneliti. Maka format desain grounded theory dikonstruksi agar peneliti dapat mengembangkan semua pengetahuan dan teorinya setelah mengetahui permasalahannya lapangan.

Analisis data kualitatif bertumpu pada ketiga strategi format desain kualitatif. Sehingga masing-masing format desain menentukan strategi analisis datanya berdasarkan format masing-masing desain.

Menurut sumber buku Penelitian Kualitatif edisi ke-2 (2007). Berikut adalah strategi analisis data dan kritik terhadap Miles dan Huberman serta Moleong. Simak penjelasannya, dibawah ini yuk!

Strategi Analisis Data dan Kritik terhadap Miles dan Huberman serta Moleong

1. Strategi Analisis Data Deskriptif-Kualitatif

Dalam strategi analisis data deskriptif-kualitatif pada dasarnya memiliki kesamaan dengan desain deskriptif-kuantitatif. Seperti yang dijelaskan di atas, dan perlu dipertegas lagi. Bahwa desain deskriptif-kualitatif biasa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Oleh karena itu, desain strategi ini belum benar-benar kualitatif.  dikarenakan konstruksinya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif. Terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya. Lalu dikatakan kuasi kualitatif, juga karena sifatnya yang tidak terlalu mengutamakan makna. Sebaliknya, penekanannya pada deskriptif menyebabkan format deskriptif kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data. Hanya memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena. Bukan kedalaman data ataupun makna data.

Hal inilah juga yang banyak dilakukan dalam penelitian sosial dengan berbagai format penelitian kuantitatif. Walaupun demikian, deskriptif-kualitatif mengadopsi cara berpikir induktif untuk mengimbangi cara berpikir deduktif.

Baca Juga : Begini Perspektif Khalayak dalam Jurnalisme

2. Strategi Analisis Data Kualitatif-Verifikatif

Selanjutnya, strategi analisis data kualitatif-verifikatif merupakan sebuah upaya analisis induktif. Terhadap data penelitian yang dilakukan pada seluruh proses penelitian yang dilakukan. Maka dari itu, format strategi analisis data penelitiannya secara total berbeda dengan format penelitian kuantitatif, atau bahkan kualitatif-verifikatif. Di dalam format penelitian kualitatif-verifikatif mengkonstruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di lapangan. Dengan mengesampingkan peran teori (sebagaimana desain deskriptif-kualitatif menggunakannya sebagai alat utama analisis). Walaupun demikian, teori bukanlah sesuatu yang tidak penting dalam format ini. Dengan kata lain peneliti bukan seseorang yang buta, atau pura-pura buta terhadap teori. Namun peran data lebih penting dari teori itu sendiri.

Baca Juga : Begini Efek Media terhadap Masyarakat

3. Strategi Grounded Theory

Kedua format analisis di atas bertolak belakang dengan format desain grounded theory. Dimana format ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa peneliti kualitatif tidak membutuhkan pengetahuan dan teori tentang objek penelitian. Untuk mensterilkan subjektivitas peneliti. Maka format desain grounded theory dikonstruksi agar peneliti dapat mengembangkan semua pengetahuan dan teorinya. Yaitu setelah mengetahui permasalahan dan data di lapangan.

Lanjut, strategi Grounded theory melihat data sebagai awal semua kegiatannya. Meskipun demikian, kadang peneliti tak paham terhadap apa yang dihadapinya ketika ia mula pertama bertemu dengan data. Teori pun tak dapat membantunya karena terkadang masalah yang dihadapi adalah benar-benar baru. Alhasil ia harus terus-menerus melakukan eksplorasi.

Apa yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data dan analisis data, merupakan suatu langkah ke dalam kehidupan objek-subjek penelitian. Sehingga ia secara lambat laun dapat mengklasifikasi semua masalah yang menonjol dan menarik perhatiannya. Terkadang upayanya mengeksplorasi menyebar ke mana-mana. Namun terkadang pula tertuju kepada suatu tema spesifik. Kemudian akhirnya ia dapat menangkap tema-tema penting yang ada dalam tema spesifik ini. Peneliti kemudian mengembangkan tema-tema itu sebagai fokus penelitiannya dan terus-menerus dikembangkan.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai strategi analisis data dan kritik terhadap Miles dan Huberman serta Moleong. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa pada artikel-artikel selanjutnya.

Baca Juga : Definisi, Bentuk dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)

Exit mobile version