Komunikasi interpersonal ini sering disebut dengan komunikasi antar pribadi. Secara umum, komunikasi interpersonal ini merupakan pertukaran informasi, ide, pendapat, maupun perasaan antara dua orang. Komunikasi interpersonal merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan pertolongan dari orang lain. Sehingga manusia akan terus berinteraksi dengan orang lain. Umumnya komunikasi interpersonal terjadi secara langsung. Namun dengan adanya perkembangan zaman komunikasi interpersonal ini bisa terjadi dengan percakapan di telepon ataupun secara video call.
Secara teoritis komunikasi interpersonal mengkaji tentang bagaimana pola interaksi dan hubungan individu sstu dengan lainnya. Kemudian pesan-pesan apa yang mereka sampaikan, dan bagaimanakah efek dari pesan tersebut. Dari kajian-kajian tersebut maka lahirlah teori-teori komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Yuk langsung saja kita simak penjelasan mengenai dua puluh teori komunikasi interpersonal menurut para ahli!
20 Teori Komunikasi Interpersonal Menurut para Ahli
Berikut adalah penjelasan mengenai 20 (dua puluh) teori komunikasi interpersonal menurut para ahli.
1. Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interactionism)
George Herbert Mead merupakan tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari teori interaksi simbolik. Pada tahun 1934 melalui bukunya yang berjudul Mind, Self, and Society George Herbet Mead menggagas teori interaksi simbolik. Setelah George Herbet Mead teori ini selanjutnya dikembangkan oleh Herbert Blumer pada tahun 1962. Dilansir dari media neliti.com teori interaksi simbolik dalam ilmu sosial. Khususnya komunikasi merupakan teori dasar, dan variannya mencakup berbagai teori, di antaranya labelling theory, dan teori transformasi identitas. Teori tersebut dapat digunakan dalam menganalisis gejala masyarakat, karena berakar dan berfokus pada hakikat manusia sebagai makhluk relasional.
Jadi teori ini memberikan pandangan yang menonjol mengenai perilaku komunikasi antar manusia dalam konteks yang sangat luas dan bervariasi. Teori ini dikembangkan dengan baik, mulai dari peranan diri dan kemudian berkembang pada penelitian mengenai diri dalam masyarakat.
2. Teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation atau FIRO
Pencipta sejarah teori fundamental interpersonal relationship orientation ini adalah William C. Schultz. Teori FIRO ini ditemukan pada tahun 1960 untuk menggambarkan hal dasar mengenai perilaku komunikasi di suatu kelompok kecil. Selain itu teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memasuki kelompok karena adanya tiga kebutuhan interpersonal, yaitu : inclusion, control, dan affection.
Teori FIRO memiliki kesinambungan dari yang diuraikan oleh Cragan dan Wright bahwa ada dua dimensi interpersonal yang mempengaruhi keefektifan suatu kelompok. yaitu kebutuhan interpersonal dan proses interpersonal yang meliputi keterbukaan (disclosure), percaya, dan empati. Asumsi dasar dari teori ini adalah suatu individu terdorong untuk memasuki suatu kelompok karena didasari oleh beberapa hal, yaitu :
- Inclusion, yaitu keinginan seseorang untuk masuk dalam suatu kelompok.
- Control, yaitu suatu sikap seseorang untuk mengendalikan atau mengatur orang lain dalam suatu kelompok.
- Affection, yaitu suatu keadaan dimana seseorang ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
3. Teori Produksi Pesan (Action Assembly Theory)
Dipelopori oleh John Green pada tahun 1984. Teori ini menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Kemudian menjelaskan bagaimana produksi pesan dan penerimaan pesan mempunyai tiga masalah psikologis. Pertama yang berfokus pada penjelasan mengenai sifat individual (trait explanation). Kedua penjelasan mengenai situasi dan keadaan (state explanation), dan ketiga penjelasan mengenai proses dan penggambaran (process explanation).
4. Teori Atribusi (Atribution Theory)
Teori Atribusi (Atribution Theory) merupakan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Harold Kelley pada tahun 1972. Dalam Teori ini menjelaskan bahwa ketika individu mengamati perilaku seseorang, individu tersebut berupaya untuk menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan berbagai faktor. Berbagai faktor tersebut baik secara internal atau eksternal.
Perilaku yang disebabkan secara internal merupakan perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi seorang individu. Dengan kata lain tidak terpengaruh oleh hal lain. Perilaku yang disebabkan secara eksternal merupakan perilaku yang dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar. Maksudnya yaitu individu tersebut dianggap telah dipaksa berperilaku demikian oleh situasi.
5. Teori Konstruktivisme (Constructivism Theory)
Dikemukakan oleh Jesse Delia pada tahun 1980. Teori ini berupaya untuk menjelaskan mengapa beberapa orang lebih sukses dalam mencapai tujuan komunikasi interpersonal dibandingkan dengan orang lain.
6. Teori Pelanggaran Harapan (Expectancy Violation Theory)
Teori Pelanggaran Harapan Nonverbal merupakan salah satu teori komunikasi yang menggambarkan bahwa seseorang memiliki harapan terhadap jarak perilaku nonverbal orang lain. Sehingga seseorang tersebut yang dapat memberikan kenyamanan kepadanya. Teori ini digagas oleh Judee Burgoon dkk pada tahun 1970-an.
7. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)
Digagas oleh John Thibaut dan Harold Kelley. Teori ini didasarkan pada pertukaran rewards dan cost untuk menghitung nilai-nilai keluaran yang berasar dari berbagai situasi yang berbeda bagi individu.
8. Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory)
Teori penetrasi sosial merupakan perkembangan hubungan yang bergerak mulai dari tingkatan yang paling dangkal.Kemudian menuju ke tingkatan yang terdalam atau ketingkatan yang lebih bersifat pribadi.
9. Teori Manajemen Koordinasi Makna (Coordinated Management of Meaning)
Makna dari teori ini menggambarkan bagaimana individu berkomunikasi dalam upaya untuk memahami dunia atau untuk menemukan makna. Teori ini diperkenalkan Barnett Pearce dan Vernon Cronen di akhir tahun 1970-an.
10. Teori Akomodasi Komunikasi (Communication Accomodation Theory)
Teori satu ini adalah teori yang diperkenalkan oleh Howard Giles pada tahun 1960-an. Selain itu teori ini berpijak pada premis bahwa ketika pembicara berinteraksi, mereka menyesuaikan pembicaraan, pola vokal, dan tindak-tanduk mereka untuk mengakomodasi orang lain.
11. Teori Hubungan Pengembangan (The Relationship Development Models)
The relationship development models disajikan oleh Mark Knapp pada tahun 1980an. Model ini menjelaskan tahapan yang mengidentifikasi dan mengembangkan pemahaman tentang pengalaman komunikasi interpersonal dalam kerangka perubahan dalam tingkatan kedekatan. Model ini berguna sekali untuk diterapkan dalam semua situasi dimana komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi terjadi. Selain itu model ini juga relevan bagi hubungan romantis seperti hubungan platonik atau hubungan gender yang sama.
12. Teori Tindakan (Speech Act Theory)
Teori Aksi atau Teori Tindakan adalah salah satu teori yang berasal dari paradigma definisi sosial. Pelopor dari Teori Aksi adalah Maximilian Weber, sedangkan penyempurnaan dan pengembangaannya dilakukan oleh Talcott Parsons.
13. Teori Reduksi Ketidakpastian (Uncertainly Reduction)
Teori pengurangan ketidakpastian merupakan noda satu teori komunikasi yang membahas tentang strategi untuk mengurangi ketidakpastian kognitif. Serta perilaku dengan pencarian informasi menempuh komunikasi dengan orang lain.
14. Teori Etika (Politeness Theory)
Politeness theory dikenalkan kepada publik oleh Penelope Brown dan Stephen Levinson pada tahun 1980. Teori ini berpendapat bahwa orang akan menggunakan pesan-pesan yang berbeda tergantung pada persepsinya terhadap situasi dan pendengar. Teori ini menitikberatkan pada bagaimana orang membentuk pesan-pesan yang ditujukan pada satu atau dua aspek wajah. Serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi produksi pesan.
15. Teori penghubung Dialek (Relational Dialectics Theory)
Dikemukakan oleh Leslie Baxter. Teori ini berpendapat bahwa dalam suatu hubungan terdapat 3 (tiga) dialektik atau rangsangan keinginan yaitu integration-separation, stability-change, dan expression-privacy.
16. Teori Sosial Kognitif (Social Cognitive Theory)
Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-keterampilan, strategi- strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap.
17. Teori Ketentuan Sikap (Theory of Planned Behavior/Reasoned Action)
Theory of planned behavior/reasoned action yang digagas oleh I. Ajzen dan M. Fishbein menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh perhatiannya terhadap penampilan perilaku yang pada gilirannya fungsi sikap yang dimilikinya berdampak pada perilaku serta kaidah subyektivitas yang dimiliki.
18. Teori ACT (ACT Theory)
Teori ini berasumsi bahwa kognisi tingkat tinggi merupakan satu sistem yang tunggal. Isu pokok dalam pikiran tingkat tinggi ialah kontrol kognisi, yakni apa yang mengarahkan pikiran. Serta apa yang mengendalikan perubahan dari satu pikiran ke pikiran lain. Teori act ini dikembangkan oleh Jhon Anderson.
19. Teori Disonansi Kognitif (Cognitive Disonance Theory)
Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang. Ketidaknyamanan iti akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Teori ini digagas oleh Leon Festinger.
20. Teori Elaborasi (Elaboration Likelihood Model)
Teori ini diperkenalkan oleh Richard E. Petty dan J. Cacioppo. Mereka memberikan sebuah gagasan bahwa sikap sangat penting karena sikap membimbing berbagai keputusan dan perilaku lainnya. Sikap dapat dihasilkan dari sejumlah hal dan persuasi adalah sumber utamanya.
Nah itu dia tadi 20 (dua puluh) teori komunikasi interpersonal menurut para ahli. Semoga bermanfaat!
Baca Juga : 4 Sistem dalam Komunikasi Intrapersonal