Site icon Vocasia

Teori Warna: Pengertian, Pentingnya, Color Wheel dan Skemanya

Teori warna adalah pedoman yang biasanya digunakan oleh desainer sebagai dasar pemilihan kombinasi warna terbaik. Faktanya, seseorang dapat memutuskan untuk menyukai sebuah produk hanya dalam 90 detik saat pertama kali melihatnya. Nah, keputusan tersebut dipengaruhi oleh warna.

Oleh karena itu, memahami teori warna akan membantu kamu untuk membuat sebuah desain yang menarik. Lalu, apa sih pengertian teori warna dan bagaimana cara menerapkannya? Yuk, simak artikel ini!

Apa itu Teori Warna?

Teori warna adalah pedoman penggunaan warna yang dapat digunakan untuk komunikasi dan penyampaian pesan secara visual. Untuk dapat menggunakan teori warna dengan baik, kamu perlu mengaitkannya dengan berbagai pengetahuan lain yang berhubungan, seperti psikologi, kebudayaan, maupun kemampuan visual manusia.

Warna adalah sebuah persepsi yang dapat memengaruhi manusia. Dengan mempelajari teori warna, kamu bisa mengetahui bagaimana manusia memahami sebuah warna dan apa yang dipikirkan mereka saat melihat warna tertentu.

Teori warna sangat penting untuk kegiatan branding dan branding. Dengan memahami teori warna, kamu bisa memutuskan branding yang tepat. Misal, untuk memutuskan warna dasar pada logo, warna untuk desain website, dan warna tertentu yang dapat menggugah target konsumen yang telah ditentukan.

Selain itu, teori warna dapat membantu untuk menganalisis apa yang dilakukan kompetitor. Seperti, pesan apa yang ingin disampaikan kompetitor sebagai strategi untuk menarik konsumen.

Pentingnya Teori Warna

Aspek warna menjadi salah satu elemen penting ketika membuat sebuah logo, desain, ataupun ilustrasi untuk visualisasi pesan tertentu. Warna juga sering digunakan untuk menciptakan ide, menumbuhkan minat, mengekspresikan pesan, dan bisa membangkitkan emosi dari penggunanya.

Teori warna sangat penting sebagai salah satu pedoman yang harus diimplementasikan seorang desainer. Dengan memahami teori warna yang berhubungan dengan skema warna, kamu dapat membuat keputusan yang baik dalam melakukan branding yang efektif melalui sebuah desain.

Jadi, teori warna dalam desain adalah ilmu dan seni dalam menggunakan warna. Hal ini menjelaskan bagaimana cara manusia memandang warna dan efek visualnya dari pencampuran warna tersebut sampai kontras warna satu dengan lainnya.

Baca juga| 10 Ciri-ciri Logo yang Baik, Benar, dan Menarik

Color mixing wheels meanings properties tones combinations with explanations and circle schemes set infographic poster vector illustration

Color Wheel

Color wheel merupakan roda yang menggolongkan warna dalam tiga kelompok, yaitu warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. Color wheel atau roda warna ditemukan oleh Isaac Newton pada tahun 1666. Nah, untuk memahami color wheel, simak penjelasan di bawah ini!

1. Warna Primer

Primer color atau warna primer diartikan sebagai warna yang tidak bisa dibuat dengan cara menggabungkan dua warna atau lebih. Warna primer terdiri dari warna kuning, biru, dan merah. Tiga warna tersebut merupakan warna pigmen yang tidak bisa dicampur dan dibentuk oleh kombinasi warna lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa warna primer merupakan warna dasar. Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai tiga warna dasar dalam warna primer.

Kuning

Warna kuning sering dianggap sebagai warna yang mampu memberikan kesan terang, hangat, dan berenergi. Kuning juga bisa dikaitkan dengan kebahagiaan. Warna kuning juga dapat berarti harapan.

Biru

Warna ini biasanya digunakan untuk mewakili ketenangan dan tanggung jawab. Biru juga ternyata bisa mewakili perdamaian dan memiliki konotasi spiritual dalam berbagai budaya. Salah satunya adalah Virgin Mary yang menggunakan jubah biru sebagai lambang spiritual.

Biru muda sering dikaitkan dengan suasana yang santai dan menenangkan. Sementara itu, biru cerah memiliki arti bisa memberikan energi dan rasa menyegarkan. Namun, biru dengan pigmen yang lebih kuat seperti biru tua akan sangat baik untuk pembuatan website perusahaan yang mengutamakan kekuatan.

Merah

Warna merah sering berkaitan dengan cinta, peperangan, gairah, dan api. Merah juga memiliki efek fisik kepada seseorang, yaitu bisa meningkatkan tekanan darah, meningkatkan metabolisme tubuh, hingga pernapasan.

Pada beberapa negara, merah memiliki asosiasi yang berbeda-beda. Contohnya adalah negara Tiongkok yang mengartikan merah sebagai representasi kemakmuran dan kebahagiaan. Hal ini juga bisa digunakan untuk menarik keberuntungan.

Dalam budaya timur, warna merah digunakan untuk pengantin wanita pada hari pernikahan sebagai harapan untuk mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.

2. Warna Sekunder

Color wheel yang selanjutnya adalah warna sekunder, jenis warna ini bisa dibuat dengan menggabungkan dua atau tiga warna primer yang ada. Berikut ini adalah beberapa contoh warna sekunder:

3. Warna Tersier

Tersier dapat dikatakan sebagai teori warna yang jauh lebih rumit daripada warna primer maupun sekunder. Warna tersier merupakan hasil pencampuran dari warna primer dan sekunder.

Namun, yang perlu diingat adalah tidak semua warna primer yang ada bisa digabungkan dengan warna sekunder, begitu juga sebaliknya. Warna tersier sendiri terdiri dari merah-orange, kuning-orange, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, dan merah-ungu.

Baca juga| 15+ Tools Corel Draw Dan Fungsinya Untuk Desain Grafis

Image: Freepik

Skema Warna

Selain teori warna dan roda warna, kamu juga harus mempelajari skema warna untuk pengimplementasian warna pada sebuah produk maupun brand. Skema warna dikembangkan oleh desainer melalui roda warna yang ada. Nah, berikut adalah pembagian skema warna dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Monokrom

Skema warna monokrom secara umum menggunakan variasi rona yang sama. Skema monokrom sangat sederhana dan bisa menghasilkan tampilan yang akan memberikan kesan elegan pada produk maupun brand. Monokrom sendiri sering dikaitkan dengan warna hitam, putih, dan abu-abu.

2. Complementary

Skema warna complementary menggunakan warna berlawanan dari roda warna, seperti warna merah dan hijau. Umumnya, dasar teori warna akan memberikan pencitraan yang sangat kuat, sehingga bisa terlihat dengan jelas.

Namun, jika kamu menggunakannya secara berlebihan, malah bisa membuatnya terlihat membosankan. Menggunakan skema warna complementary dalam pemasaran bisnis akan menawarkan kontras yang tajam dan diferensiasi yang jelas antar gambar.

3. Triadic

Skema warna triadic menggunakan tiga warna yang tersebar secara merata pada seluruh color wheel. Warna yang digunakan kemungkinan bukanlah warna merah cerah, melainkan warna yang bisa mempertahankan kontras cukup tinggi.

Skema warna triadic digunakan dalam pemasaran untuk menciptakan kontras visual dan harmoni secara bersamaan, bisa membuat setiap item menonjol ketika membuat keseluruhan gambar yang muncul. Skema warna triadic menggunakan tiga warna yang berjarak sama pada roda warna. Misal, dua kombinasi warna dari tiga warna primer, yaitu merah, biru, dan kuning atau tiga warna sekunder yakni, hijau, ungu, dan jingga,

4. Analog

Selanjutnya adalah skema warna analog yang menggunakan perpaduan antara warna primer dan sekunder secara umum bisa memberikan kesan yang nyaman. Sementara dalam bisnis, skema analog ini bukan hanya nyaman dilihat, namun juga bisa mengajak konsumen untuk mengambil tindakan. Salah satunya adalah mengajak untuk membeli produk yang ditawarkan.

Warna ini saling berdampingan pada roda warna, yaitu warna merah, orange, dan kuning. Ketika kamu membuat skema warna analog, maka satu warna akan mendominasi, satu lainnya akan mendukung, dan yang terakhir akan menjadi aksen.

Baca juga| Color Palette : Apa Itu, Fungsi, Tips Dan Toolsnya

Nah, itu dia penjelasan mengenai teori warna yang perlu kamu pelajari. Kamu bisa mengaplikasikan teori warna dalam bisnis untuk melakukan kegiatan branding. Penggunaan teori akan membantu membangkitkan kesan dari produk atau brand yang kamu tawarkan.

Exit mobile version