Tanggal:23 November 2024

Cara Unik Duta Petani Milenial Papua Barat Ajak Pemuda Berani Bertani

Berita Baru, Jakarta – Duta Petani Milenial (DPM) Papua Barat, Malahayati mengatakan bahwa DPM mempunyai tugas untuk mengajak agar para pemuda tertarik untuk bertani.

“Kita membantu regenerasi petani. Dengan adanya DPM ini, kita diangkat, kita eksis, untuk bagaimana agar pemuda mulai tertarik [bertani.red]. Sekarang kelihatan banyak pemuda yang terjun ke bidang pertanian,” katanya, saat mengikuti Seri Podcast #2, Festival Petani Milenial, bertajuk Optimalisasi Peran Petani Milenial, Selasa (26/10).

Dalam melakukan kampanye dan mengajak pemuda agar percaya diri dalam bertani, Malahayati mempunyai cara yang terbilang unik. Ia memang menggaris bawahi untuk tidak perlu muluk-muluk, cukup mengajak di sekitar lingkungannya.

“Untuk mengajak petani milenial tidak usah jauh-jauh. Teman saya, yang ada di daerah saya sendiri, saya rangkul. Ayo kita bikin hidroponik. Alhamdulillah teman saya sudah ada yang berhidroponik sekarang,” imbuhnya dalam acara yang diselenggarakan oleh The Asia Foundation (TAF) dan Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK).

Dikenal melalui produk isotonik akway, Malahayati mengungkapkan bahwa produk itu sebenarnya sering digunakan oleh masyarakat asli Papua.

“Awalnya, kayu akway dimanfaatkan oleh asli Papua dalam melakukan aktivitas di hutan, tapi ternyata kayu ini manfaatnya punya manfaat yang cukup besar terutama untuk kesehatan,” jelas Malahayati.

Karena itu, Malahayati berupaya untuk melakukan budidaya tanaman endemik akway khas Papua Barat, yaitu tidak bisa ditumbuhkan di tempat lain. “Jadi bisa menjadi satu peluang juga untuk kita menaikkan komoditas yang ada di Papua,” jelasnya.

Kekhasan lain dari akway ini adalah dari rasanya, yang menurut Malahayati lebih terasa pedas jika dibandingkan dengan kayu manis, atau tanaman sejenis. Selain itu, khasiat dari kayu akway juga baik untuk stamina tubuh.

“Kayu ini memiliki khasiat yang baik untuk menambah stamina tubuh. Terutama untuk pria yang lemah syahwat dan juga bisa menjadi kontrasepsi alami,” ungkapnya.

Namun, diakui oleh Malahayati, DPM merupakan hal yang baru bagi masyarakat. Karena itu, ia lebih memilih untuk berkampanye di sekelilingnya.

“Karena memang DPM ini termasuk baru dan struktur baru jadi dan akan di SK-kan, tahun ini keluar. Rencananya, kami akan langsung tembusin ke wilayah. Secara organisasi, dalam artian kami secara legal kami menyurat ke dinas,” ungkapnya, menambahkan pentingnya legalitas itu adalah agar bisa sinergi dengan dinas atau pemerintah setempat.

Malahayati juga menekankan pentingnya koordinasi dalam pengembangan akway. Untuk mengembangkan suatu tanaman yang endemik tidak boleh sembarangan, apalagi di daerah yang belum ada teknologi yang memadai.

“Perlu koordinasi ke daerah dulu, untuk menyurat atau menyampaikan kalau kita mau melakukan pengembangan. Tidak bisa asal kita langsung tanam kembangkan,” imbuhnya.

Malahayati mengatakan agar para pemuda jangan minder terhadap suatu pekerjaan, karena jika pekerjaan itu hanya itu kerja tidak akan berhasil terutama di pertanian.

“Jangan berfikir di pertanian itu pekerjaan yang bisa dibilang pendapatan kecil. Mungkin mereka belum tahu dan belum mencoba, hanya melihat dan mendengar. Pertanian itu beda dengan kerja,” katanya.

Kalau kerja, datang kerja dan langsung dapat gaji. Kalau pertanian kita harus melalui beberapa proses hulu sampai hilirnya ada, katanya.

“Bagi generasi muda banyak yang berfikir: “Wah, ini terlalu lama. Enak kerja kantoran. Sebulan langsung dapat gaji. Tapi jika dihitung-hitung maka gaji petani lebih besar. Saya sendiri merasakan itu,” pungkasnya.

“Perlu regenerasi petani muda untuk peduli dan menekuni dunia pertanian itu sendiri,” tuturnya.

Sektor pertanian tumbuh positif di triwulan pertama tahun 2021. Namun sektor pertanian masih didominasi kalangan usia 40 tahun ke atas.

Menurut Puput Annisa Mutiarani, pertanian tidak semata-mata mengurusi lahan saja namun juga untuk menjaga keberlangsungan sistem ekonomi. Pertanian menjadi sebuah keberlangsungan ekonomi.

“Saya merasa beberapa keresahan, salah satunya semakin hari tanah secara kuantitas dan kualitas semakin berkurang,” kata Puput, sapaan akrabnya.

Sumber Artikel : Cara Unik Duta Petani Milenial Papua Barat Ajak Pemuda Berani Bertani

Penulis : Berita Baru

Hallo! Perkenalkan, saya Yanuario Bagas Prayoga atau biasa dipanggil Kakanda Zyan. Saya adalah mahasiswa aktif Fakultas Teknologi Informasi, Program Studi Sistem Informasi di Universitas Teknologi Digital Indonesia (d.h STMIK Akakom Yogyakarta).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *