Site icon Vocasia

Mengenal Bentuk Kekerasan Berbasis Gender dan Cara Menghadapinya

Mengenal Bentuk Kekerasan Berbasis Gender dan Cara Menghadapinya. Sumber: unsplash.com

Banyaknya gerakan untuk mendukung dan menyuarakan bentuk kekerasan berbasis gender (KBG) atau Gender Based Violence (GBV) terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Kasus ini juga telah beredar dari jauh-jauh hari yang disebabkan adanya bentuk kekerasan berbasis gender.

Lalu, apa pengertian dan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender? Bagaimana cara menghadapinya jika menjadi korban atau cara mendampingi korban? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Pengertian Kekerasan Berbasis Gender

Pengertian Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Sumber: unsplash.com

Kekerasan Berbasis Gender (KBG) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu perilaku membahayakan dan dilakukan terhadap seseorang berdasarkan aspek sosial termasuk gender. Istilah ini mencakup segala perilaku yang mengakibatkan penderitaan fisik, seksual, atau mental, ancaman untuk melakukan suatu perbuatan membahayakan, pemaksaan, dan perilaku lain yang membatasi kebebasan seseorang.

KBG menyebabkan ketidakadilan gender dan penyalahgunaan wewenang (abuse of power) akibat adanya relasi kuasa yang tidak seimbang. Siapa pun dapat menjadi korban KBG, termasuk laki-laki atau kelompok minoritas seksual. Namun, kasus-kasus yang terdengar dalam konteks KBG justru kekerasan pada perempuan lebih banyak terjadi. 

Bentuk Kekerasan Berbasis Gender

Bentuk Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Sumber: unsplash.com

Terdapat empat bentuk dalam kekerasan berbasis gender, apa saja bentuknya? Berikut penjelasannya. 

1. Kekerasan seksual

Kekerasan seksual dilakukan berupa tindakan melalui ucapan maupun perbuatan yang dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lainnya dengan melakukan perbuatan seksual yang tidak dikehendaki.

Aspek penting dalam kekerasan seksual di antaranya: (1) Aspek pemaksaan dan aspek tidak adanya persetujuan dari korban; (2) korban belum mampu memberikan persetujuan (misalnya kekerasan seksual pada anak atau individu dengan disabilitas intelegensi).

2. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah tindakan melukai tubuh, termasuk pembatasan gerak fisik, dan tidak bersifat seksual. Bentuk kekerasan fisik yang dilakukan dapat dengan memukul, mencekik, atau menggunakan senjata atau alat berbahaya, dan  tindakan pengabaian yang mengakibatkan sakit atau luka fisik.

3. Kekerasan psikis

Kekerasan psikis berupa tindakan verbal maupun nonverbal yang menyerang secara mental atau emosional. Kekerasan ini terjadi dengan cara intimidasi, merusak barang, dan pelecehan seksual secara verbal.

4. Kekerasan sosial dan ekonomi

Kekerasan sosial dan ekonomi berakibat pada penelantaran ekonomi atau pemiskinan dari korban. Kekerasan ini terjadi ketika korban memiliki akses yang terbatas atau tidak mendapatkan akses dalam pendapatan, layanan, keuangan, aset, dan kesempatan untuk memperbaiki tingkat sosial dan ekonomi.  

Bentuk perlakuan dalam kekerasan ini terjadi dengan diskriminasi, terhalangnya akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan yang digaji, termasuk penelantaran. Kekerasan jenis ini dapat menimpa anggota keluarga, komunitas, masyarakat, organisasi, bahkan institusi pemerintah.

Cara Menghadapi Kekerasan Berbasis Gender

Cara Mengatasi Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Sumber: unsplash.com

Untuk menghadapi kekerasan berbasis gender, diperlukan cara yang tepat dalam menanganinya. Dalam hal ini, kamu perlu mengetahui cara yang digunakan seumpama kamu menjadi korban atau kamu mendampingi korban kekerasan berbasis gender. Berikut cara-cara yang dapat dilakukan.

Saat menjadi korban

1. Mendokumentasikan kejadian

Bila memungkinkan, kamu dapat mendokumentasi kejadian untuk memberikan bukti secara kronologis yang nantinya dapat membantu proses pelaporan dan pengusutan pada pihak berwenang, seperti platform maupun kepolisian.

2. Hubungi bantuan

Carilah lingkungan, lembaga, organisasi, atau institusi terpercaya yang dapat memberikan bantuan terdekat dari lokasi tinggal seperti bantuan pendampingan hukum melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH), pendampingan psikologis seperti layanan konseling, dan bantuan terkait keamanan digital.

Saluran khusus pengaduan juga dibuka oleh Komnas Perempuan melalui telepon di 021-3903963 dan 021-80305399 atau kamu bisa melakukan pengaduan melalui surel ke mail@komnasperempuan.go.id. Silakan baca terlebih dahulu sistem penerimaan pengaduan Komnas Perempuan di https://www.komnasperempuan.go.id/

3. Lapor dan blokir pelaku

Jika kekerasan berbasis gender dilakukan dalam ranah online, korban dapat memilih opsi untuk melaporkan dan memblokir pelaku dan akun-akun yang dianggap mencurigakan, membuat tidak nyaman, atau mengintimidasi diri dari platform online yang digunakan.

Baca juga: Franchise Teguk

Saat mendampingi korban

1. Buat jaringan yang mendukung (support networks)

Kepedulian dan dukungan jangka panjang bagi korban atau penyintas dapat mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender lainnya. Hal ini akan membantu korban sembuh dari trauma yang dialami berkontribusi pada aktivisme melawan kekerasan berbasis gender.

2. Membuka ruang cerita bagi korban dan penyintas

Menciptakan wadah atau sarana bagi korban dan penyintas untuk dapat menceritakan kekerasan berbasis gender yang dialaminya, serta keberanian dan cara melaluinya dapat menjadi kekuatan dan metode penyembuhan dari luka atau trauma yang dialami. Penceritaan dapat dilakukan secara langsung dalam bentuk forum diskusi maupun digital, seperti digital storytelling (teks, foto, video, musik).

3. Kampanye solidaritas 

Kampanye solidaritas dapat menyebarkan kesadaran akan keberadaan kekerasan berbasis gender untuk membangun massa dalam memberikan tekanan pada pemerintah untuk membuat regulasi dan membangun kultur yang tidak menoleransi kekerasan berbasis gender. Kampanye ini secara langsung dapat mengakui dan memberikan validasi atas kekerasan berbasis gender yang masih banyak dilakukan di luar sana. 

Demikian penjelasan mengenai kekerasan berbasis gender dan cara menghadapinya bila menjadi korban atau saat mendampingi korban. Jangan anggap remeh kekerasan berbasis gender. Rangkul dan ciptakan ruang yang nyaman dan aman bagi orang-orang di sekitar kalian yang menjadi korban atau penyintas kekerasan berbasis gender!

Jangan lupa ikuti kami di Instagram, Twitter, Youtube dan media sosial lainnya agar tidak ketinggalan update dan informasi terbaru yang tidak kalah penting!

Vocasia merupakan platform edukasi online bersertifikat yang menyediakan berbagai kursus untuk menunjang keahlianmu dalam berbagai macam bidang. Dengan bergabung bersama Vocasia, tentunya kamu akan dapat berkesempatan untuk belajar bersama mentor-mentor yang berpengalaman banyak dalam bidangnya!

Daftarkan diri secepatnya agar bisa menikmati segala penawaran khusus di Vocasia pastinya dengan harga yang terjangkau untuk mengikuti berbagai kelas online untuk mahir dalam berbagai bidang! Segera temukan kursus terbaru dan terkini yang cocok untuk kamu ikuti hanya dengan klik tautan berikut.

Exit mobile version