Jika kamu tertarik untuk membudidayakan pohon matoa, maka kamu telah melakukan hal yang tepat dengan mengeklik artikel ini. Berikut adalah pengertian serta langkah-langkah untuk membudidayakan matoa agar cepat berbuah.
Penjelasan Mengenai Matoa
Pometia pinnata adalah nama latin untuk buah matoa. Matoa sendiri berasal dari kawasan hutan Papua. Dulu, orang harus mencarinya ke dalam hutan untuk bisa menikmatinya. Namun, kini matoa telah banyak dibudidayakan di kebun, pekarangan, bahkan hampir di setiap wilayah Indonesia. Permintaan pasar yang tinggi membuat buah yang satu ini menjadi salah satu peluang bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat.
Buah matoa terkenal dengan rasanya yang manis dan buahnya yang berwarna putih seperti buah kelengkeng. Kulitnya yang keras membuatnya tahan terhadap hama dan penyakit sehingga banyak yang menyukainya. Selain itu, untuk alasan kesehatan, buah ini dapat mengurangi sel kanker, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan menyehatkan jantung.
Cara Menanam Buah Matoa
Berikut ini adalah langkah-langkah menanam buah matoa yang perlu kamu perhatikan agar cepat berbuah.
1. Pembibitan
- Melalui Biji Buah Matoa
Menanam buah matoa bisa dimulai dengan memetik buah yang benar-benar matang dan sehat. Namun, kamu harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan biji tersebut. Hal ini karena buah matoa berbuah hanya dua kali dalam setahun yang mana jumlah biji pada pembuahan kedua umumnya lebih sedikit dari pada pembuahan yang pertama. Karena itu, lebih baik membeli benih dari toko tanaman agar lebih mudah dan praktis.
Pilih benih yang baik dan matang dari beberapa benih matoa yang telah kamu kumpulkan. Untuk mengetahuinya, cuci benih matoa di bawah air mengalir dan rendam benih selama 15-30 menit. Buang biji yang mengapung ke atas air karena ini menandakan bahwa biji tersebut kosong. Sementara itu, ambil biji yang sudah direndam dan jemur di bawah sinar matahari agar tidak busuk.
Baca juga: Pengertian Budidaya Beserta Manfaatnya
- Melalui Cangkok
Selain melalui biji buah matoa, pembibitan juga bisa dilakukan melalui proses cangkok. Pilih induk pohon matoa yang sehat, kuat, produktif, dan tahan penyakit. Selanjutnya, kamu bisa memilih batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda untuk kemudian memotong kulit dari batang tersebut guna menghilangkan kambiumnya. Setelahnya, tutupi dengan tanah atau sabut kelapa, lanjutkan dengan menutupinya dengan plastik, lalu ikat dengan tali. Tunggu hingga pada cangkokan keluar akar-akar yang baru, lalu masukkan ke dalam polybag. Nantinya, bibit yang sudah mulai tumbuh dan siap tanam bisa ditanam di tanah permanen.
2. Melakukan Penanaman dalam Media Penyemaian
Untuk tahap pembenihan pohon matoa sebaiknya menggunakan pot atau polybag sebab dengan cara ini kamu tidak akan kesulitan merawat tanaman dan mudah untuk memindahkan benih saat sudah cukup umur. Gunakan campuran tanah dengan pupuk kandang atau kompos sebagai komposisi media penyemaian pohon. Kemudian isikan ¾ bahan tersebut ke dalam polybag. Buat lubang sedalam 3-5 cm dan tempatkan benih ke dalam media tanam tersebut.
Baca juga: Cara Budidaya Ikan Arwana Untuk Pemula
Sirami benih yang ditanam untuk melembabkan media tanam, lalu letakkan di tempat teduh hingga benih mulai berkecambah. Biji matoa umumnya berkecambah dalam waktu sekitar dua minggu, sehingga perlu disiram setiap hari selama disemai. Pastikan penyemaian tetap lembab, tetapi jangan terlalu basah. Sementara itu, kamu bisa menyiapkan satu polybag lagi untuk memisahkan setiap tanaman yang mulai tumbuh.
3. Memindahkan Kecambah ke dalam Polybag yang Lebih Besar
Saat kecambah sudah berumur tiga minggu atau tingginya sekitar 10-15 cm, pindahkan ke polybag lain yang lebih besar. Gunakan campuran tanah dan pupuk yang sama dengan perbandingan 2:1, lalu tanam kecambah-kecambah tersebut di polybag yang berbeda-beda. Memindahkan kecambah ke media baru harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan menarik kecambah langsung dari tanah, tetapi goyangkan dan gemburkan terlebih dahulu agar tidak putus.
Jika kamu memindahkan kecambah ke lokasi yang lebih besar, bibit matoa dapat tumbuh dengan lebih cepat sebab akar matoa akan menerima oksigen yang cukup dari lingkungan yang cukup luas. Selain itu, kamu juga bisa menambahkan pupuk dan air secukupnya selama pertumbuhan. Kemudian tunggu hingga bibit berumur lima bulan atau setinggi minimal 40-50 cm sebelum dipindahkan ke lahan permanen.
Jika kamu mengambil benih dari proses cangkok, maka kamu bisa melewati langkah 2 dan 3.
4. Tahap Rehabilitasi
Sebelum kamu menanam bibit matoa di tanah permanen, sebaiknya kamu mempersiapkan tanaman terlebih dahulu agar nantinya tidak stres. Cobalah untuk memberikan sinar matahari yang cukup agar tanaman dapat menyesuaikan diri. Tempatkan bibit secara bertahap di bawah sinar matahari langsung, dari beberapa jam hingga sehari penuh. Sementara itu, sambil mempersiapkan tanaman kamu bisa menyiapkan tanah atau lubang secukupnya untuk menanam bibit matoa.
5. Mempersiapkan Lahan
Meski banyak pohon matoa yang ditanam di lahan yang cukup luas, pohon ini juga bisa ditempatkan di tong bekas berukuran besar sehingga kamu tidak perlu membeli lahan baru jika ini adalah bisnis pertamamu. Caranya cukup mudah, kamu bisa memotong tong minyak menjadi dua dan buat lubang yang cukup untuk sistem drainase tanaman. Namun, perlu diperhatikan bahwa matoa dalam pot cenderung menghasilkan sedikit buah, jadi cara ini hanya direkomendasikan jika kamu benar-benar terdesak atau tidak ada lahan sama sekali.
Baca juga: Cara Budidaya Kacang Panjang Mudah dan Anti Gagal
Buatlah lubang (50 x 50) cm2 di kebun milikmu, setidaknya sedalam 50-60 cm. Setelah itu isi 2/3 lubang dengan campuran tanah dan pupuk yang sama seperti sebelumnya. Biarkan lubang di tanah selama sebulan untuk menyerap sepenuhnya pupuk yang kamu masukkan. Setelahnya, kamu bsa menggunakan lahan tersebut untuk menanam bibit matoa.
6. Memindahkan ke Lahan
Cara menanam buah matoa dan memindahkan bibit muda ke tanah kebun harus dilakukan dengan hati-hati. Usahakan untuk tidak mencabut bijinya secara langsung agar tidak merusak sistem perakaran tanaman. Buka plastik polybag dengan pisau tajam, lalu keluarkan tanaman secara perlahan. Tempatkan benih pohon di lahan yang telah ditentukan dan kemudian tutupi dengan sisa tanah dan pupuk.
7. Pengairan dan Pemupukan
Pemindahan bibit matoa lebih baik dilakukan waktu pagi atau sore hari untuk mencegah tumbuhan menjadi layu. Selain itu, berikan air secukupnya seusai bibit ditanam untuk memadatkan tanah & membuatnya kembali lembab. Upayakan untuk menyiram tumbuhan secara teratur, tetapi jangan biarkan tanaman menjadi terlalu becek agar sistem akar pohon tidak busuk. Apabila perlu masukkan pupuk cair untuk menutrisi tumbuhan agar lebih kuat.
Selain disiram secara rutin, bibit yang sudah ditanamkan tentu masih butuh nutrisi agar dapat tumbuh & berkembang. Untuk itu berikan pupuk setidaknya 2 bulan sekali selama proses pertumbuhan.
- Pupuk NPK atau (Nitrogen Phosfat Kalium) merupakan pupuk anorganik . Gunanya untuk menaikkan kadar oksigen pada tanah sehingga produksi buah dapat meningkat.
- Pupuk Urea . Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang berkadar nitrogen tinggi sehigga sangat membantu dalam masa pertumbuhan akar, batang, tunas, bunga, maupun buah pohon matoa.
- Pupuk Kandang merupakan pupuk organik/alami yang terbuat berdasarkan kotoran binatang (kotoran sapi, kerbau, kambing, dll). Walaupun alami, pupuk yang satu ini sangat berguna bagi tumbuhan matoa. Pupuk ini dapat membantu tumbuhan matoa untuk menyerap air lebih baik sehingga tanaman tidak kerung. Selain itu, pupuk kandang juga mampu menaikkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) sehingga unsur hara dalam tanah tidak mudah terbawa air & tumbuhan matoa bisa tumbuh dengan lebih maksimal.
- Pupuk Bioboost adalah salah satu jenis pupuk yang tergolong baru sebab pupuk ini berbentuk liquid/cair. Pupuk ini berisikan mikroorganisme hayati yang bisa membuat tanah menjadi lebih subur. Secara ekonomis, pupuk ini pada klaim lebih murah lantaran penggunaannya yang hanya sedikit.
8. Pemangkasan dan Perawatan Pohon
Pohon matoa merupakan tanaman yang dapat tumbuh hingga setinggi 18 meter dan memiliki diameter batang sekitar 100 cm. Kalaupun pohon ini berumur 2 tahun, tinggi batang tanaman matoa bisa mencapai 1,5 hingga 2 meter. Jadi, jika kamu tidak ingin memiliki tanaman raksasa di kebunmu, segera potong cabang-cabangnya. Selain menghilangkan cabang yang merepotkan, pemangkasan juga dapat membantu pertumbuhan cabang baru.
Kamu bisa memotong dahan pohon saat tanaman ini berumur 3 tahun. Ini akan membuat tanaman lebih lebat dengan cabang baru serta memungkinkan pohon matoa menghasilkan lebih banyak buah. Selain itu, gulma dan rumput liar di sekitar pohon harus lebih sering dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman dan pemandangan lahan di sekitarnya.
9. Tahap Panen
Pemanenan dapat dilakukan 4-5 tahun setelah tanam. Buah dipanen dengan memotong bagian bawah sulur buah dan sebaiknya dilakukan dengan gunting besi. Pemanenan dapat dilakukan 1-2 kali dalam setahun
Nah, itulah dia beberapa cara menanam pohon matoa yang bisa kamu terapkan agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika kamu ingin belajar membudidayakan tanaman tanpa harus menggunakan lahan yang besar atau jika kamu tertarik dengan hidroponik, kamu bisa mencoba mengikuti kursus mengenai basic hingga praktek budidaya tanaman dengan hidroponik berikut ini.