Site icon Vocasia

Selada Hidroponik, Ketahui Cara Menanam Yang Mudah dan Keunggulannya

Cara menanam tanaman dewasa ini sudah sangat modern, sehingga bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara untuk memulai bercocok tanam adalah hidroponik. Hidroponik di Indonesia sudah mulai banyak dikenal dan digunakan oleh para petani.

Hidroponik adalah metode tanam yang menggunakan air agar tanaman tidak ditanam di tanah seperti biasanya. Namun banyak juga pecinta tanaman atau masyarakat yang lebih memilih menanam tanaman dengan menggunakan hidroponik. Bertani hidroponik adalah usaha untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi.

Cara Menanam Selada Hidroponik

Berikut adalah cara menanam selada hidroponik:

1. Tahap Semai Selada Hidroponik

Langkah pertama, potong rockwool dengan ketebalan 2-3 cm menggunakan gergaji besi. Rockwool dipotong menjadi 18 bagian. Caranya adalah mengiris bagian yang pendek menjadi 3 bagian dan untuk yang panjang menjadi 5 bagian.

Irislah rockwool sedalam 1 cm saja agar masing-masing bagiannya tidak terpisah. Potong secara perlahan dan rapi agar proses semai dapat diterapkan dengan nyaman, sesuai pada setiap bagian di rockwool yang telah dibuat. Setelah tahap pemotongan selesai, kini lubangi rockwool dengan tusuk gigi sedalam 0,5 cm.

Cara lain bisa juga menggunakan tusuk sate. Masukkan satu-persatu benih ke dalam lubang. Satu lubang diisi satu benih.

Tipsnya agar lebih mudah, semprot tusuk gigi menggunakan sprayer dengan air agar benih dapat menempel, sehingga pemindahannya akan lebih mudah. Pindahkan rockwool pada alas atau nampan, kemudian basahi menggunakan air biasa hingga semua bagian rockwool menjadi lembab atau basah. Kini rockwool sudah bisa diletakkan di tempat yang kiranya cukup untuk mendapatkan pancaran sinar matahari, selalu jaga rockwool saat proses semai berlangsung agar tetap lembab dan tidak mengalami kekeringan.

Pemanen bisa langsung mengikuti perkembangan pada tahap semai. Hari pertama, masih di awal tunas belum tampak atau muncul ke atas. Namun, sudah terlihat berwarna putih-putih dari dalam lubang.

Hari kedua, tunasnya akan mulai naik meski masih pendek. Hari ketiga barulah tanaman selada mulai memunculkan daunnya yang kecil-kecil dan berwarna hijau muda. Hari ketiga sampai hari keenam, daunnya akan semakin naik dari lubang dan yang tadinya masih bersembunyi atau kurang muncul, kini telah tampak dan merata. Sampai pada hari ke sembilan dan sepuluh, tanaman selada akan melalui tahap selanjutnya.

2. Tahap Pindah Tanam Selada Hidroponik

Sepuluh hari setelah melewati tahap semai, tanaman selada sudah siap untuk dipindahkan. Daunnya pun telah bertambah jumlahnya meski ukuran masih tidak berbeda jauh. Kira-kira tiga sampai empat helai daun yang berukuran kecil.

Namun, yang paling terpenting selada tetap segar dan sehat. Apabila satu bagian dari rockwool tidak dapat bertumbuh dan masih terlalu kecil, itu artinya tidak bisa ikut dipindahkan. Untuk pemindahannya, siapkan netpot yang sudah dilengkapi dengan sumbu dan flanel.

Selain itu, siapkan juga sistem hidroponiknya berupa bak plastik berbentuk persegi empat yang cukup untuk menopang netpot. Penutupnya sudah dilubangi sebagai tempat netpot dan penyalur dari air nutrisi di bawahnya. Kepekatannya kira-kira 300-500 ppm dan untuk memastikannya, pembudidaya bisa mengukurnya dengan TDS meter.

Untuk memindahkan tanaman selada yang masih kecil, pisahkan setiap bagian rockwool dengan garis yang sudah dibuat pada tahap semai. Rockwool yang dipotong dengan gergaji besi, kedalamannya 1 cm. Pisahkan menggunakan cutter.

Dalam pemisahan ini, Anda juga bisa melakukan seleksi dan pemilihan tanaman terbaik untuk dipindahkan. Setelah terpisah, masukkan satu-persatu ke dalam netpot sampai menyentuh kain flanelnya. Ulangi cara tersebut sampai semua lubang pada media baru akhirnya terpenuhi. Pastikan pula ukuran kain flanel sudah pas dan menyentuh dasar dari air nutrisi supaya penyalurannya tidak terhambat.

3. Tahap Pembesaran Selada Hidroponik

Pada tahapan ini, pembudidaya selada hidroponik dapat lebih mengamati bagaimana selada akan bertumbuh besar hingga panen. Sebaiknya, pengecekan juga dilakukan setiap 1-2 hari agar dapat memastikan kepekatan airnya, apakah sudah berkurang atau masih cukup. Jika ternyata berkurang, segera tambahkan pekat nutrisinya.

Hari ke sebelas sampai keenam belas, daun akan mulai melebar dan lebih besar daripada yang sebelumnya. Pada hari ke tujuh belas, kepekatan airnya ditambahkan menjadi 800 ppm. Lalu, apabila air nutrisinya sudah kotor atau keruh, segera ganti dengan yang baru. Meski pertumbuhannya memang lebih lambat daripada tanaman cabai atau bayam, selada menunjukkan warna daun yang paling segar.

Di hari ke 20-21, daunnya akan mulai keluar dari batasan netpot. Untuk dua hari selanjutnya, air nutrisi kembali diganti menjadi 1.000 ppm. Seperti sebelumnya, jika kotor harus lekas diganti dengan yang bersih. Dari hari ke 27-30, daun selada sudah besar dan lebih mudah pula untuk diserang hama.

Penyakitnya juga harus diperhatikan agar pemanenan tidak gagal. Di hari ke-31, air nutrisi kembali ditingkatkan menjadi 1.200 ppm. Perlu diingat bahwa mulai dari hari ke-30 sampai saat panen, air nutrisi harus diperiksa setiap hari karena akan cepat habis. Semakin besar tanamannya, penyerapannya juga semakin bertambah!

4. Pemanenan Selada Hidroponik

Hari ke-32 sampai 33, daun selada sudah besar dan lebar, sudah memenuhi ukuran standar. Artinya, selada sudah siap untuk dipanen. Biasanya, masa panen untuk selada ketika menginjak usia 35-40 hari. Namun, pemanenan tetap disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Jika menanamnya sendiri, pemanenan sudah dapat dilakukan ketika memasuki usia 30 hari.

Keunggulan Selada Hidroponik Dibandingkan Selada Biasa

Memang apa saja sih manfaat dari model penanaman hidroponik terhadap sayuran? Eitss…jangan meremehkan pengaruh dari perbedaan cara bercocok tanamnya ya! Faktanya, ketika membandingkan antara selada konvensional dengan hidroponik, terdapat perbedaan yang cukup signifikan:

Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk membudidayakan selada hidroponik? Semoga artikel Vocasia dapat membantu Anda.

Baca juga: Hidroponik: Pengertian, Sejarah, Kelebihan & Kekurangan, Dan Langkahnya

Exit mobile version