Pernah mencoba menanam tumbuhan dengan cara hidroponik? Pasti kamu akan langsung terbayang tumbuhan yang tumbuh dengan media air. Selada adalah contoh tumbuhan yang sering dibudidayakan secara hidroponik. Hasil dari budidaya hidroponik terbukti bernilai tinggi dan ekonomis. Mau tau lebih tentang apa itu hidroponik? Yuk, simak rangkuman Vocasia di bawah ini!
Baca Juga | 7 Peluang Usaha Agrobisnis Yang Patut Kamu Coba!
Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu hidro dan ponos. Hidro artinya air, sedangkan ponos artinya kerja atau daya. Secara harfiah hidroponik artinya memberdayakan air.
Menurut Wulansari (2015), hidroponik adalah sistem budidaya yang mengandalkan air atau bercocok tanam tanpa tanah. Pada dasarnya bertanam secara hidroponik mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bertanam dengan media lainnya. Selain itu, teknik ini juga bisa dilakukan di lahan yang terbatas dan lebih ramah lingkungan dengan hasil tanaman yang unggul secara nutrisi.
Tanaman hidroponik adalah salah satu inovasi dari cara bercocok tanam dengan menggunakan tanah. Cara menanam hidroponik menurut beberapa pakar agronomis MDPI menyatakan ternyata lebih banyak memberikan nutrisi pada tumbuhan. Hal ini dikarenakan kandungan hara justru lebih cepat tertransfer menuju ke akar.
Baca Juga | Pengertian Budidaya Beserta Manfaatnya
Menanam tanaman hidroponik saat ini pun semakin banyak dilirik oleh para pelaku bisnis maupun para ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang produktif. Tak hanya untuk mengisi waktu, metode hidroponik yang satu ini juga dapat memaksimalkan fungsi lahan yang Anda miliki. Selain mempercantik ruangan, Anda juga bisa mendapatkan ruangan dengan sirkulasi yang lebih segar.
Jangankan di kota-kota besar, dilingkup sentra pertanian alih fungsi lahan menjadi pemukiman sudah tidak dapat terelakkan lagi. Sehingga, sistem menanam hidroponik menjadi pilihan yang paling tepat untuk model usaha pertanian saat ini.
Baca Juga | 6 Tips Mudah Merawat Tanaman Hias Gantung
Sejarah Hidroponik
Ternyata teknik menanam yang satu ini sudah dikenal sejak dahulu, tepatnya sejak tahun 1627. Saat itu terdapat tulisan dari Francis Bacon yang menuliskan tentang hidroponik. Ia menjelaskan bahwa tanaman juga bisa ditanam dengan media lainnya selain tanah yaitu menggunakan media air.
Baru di tahun 1699 dilakukan penelitian yang lebih lengkap tentang hidroponik ini, yang saat itu dilakukan oleh John Woodward. Namun hasilnya berbeda, hasil dari tanaman yang ditanam dengan hidroponik ini lebih bagus dengan menggunakan air yang keruh dibanding air yang bersih/jernih. Maka dari itu, Ia menyimpulkan bahwa air yang digunakan untuk menanam tanaman tidak memiliki cukup nutrisi untuk membuat tanaman itu menjadi subur.
Baca Juga | Selada Hidroponik, Ketahui Cara Menanam Yang Mudah Dan Keunggulannya
Ternyata dari hasilnya ditemukan 9 elemen nutrisi yang diperlukan oleh tanaman supaya tanaman tersebut menjadi subur. Peneliti yang menemukan hal itu adalah Julius von Sachs dan Wilhelm Knop.
Kemudian dibuatlah nutrisi yang di dalamnya terdapat 9 elemen nutrisi yang diperlukan oleh tanaman, yang berupa larutan. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 1859-1865. Penelitian tersebut akhirnya menjadi cikal bakal munculnya hidroponik, karena masih ada elemen lainnya selain tanah yang mampu menjadi pengganti unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.
Cara bercocok tanam dengan air pada akhirnya akan menghasilkan tanaman yang sama bagusnya dengan tanaman yang ditanam dengan menggunakan media tanah. Hasil penelitian tersebut juga menjadi penegasan bahwa teknik menanam tidak hanya menggunakan tanah saja, tapi bisa menggunakan media lainnya seperti air. Selain itu, teknik hidroponik ini pun menjadi teknik menanam yang terbilang modern.
Baca Juga | 10 Cara Memulai Usaha Hidroponik
Masuk ke abad 19, penelitian dari hidroponik ini semakin meluas karena ditemukan cara budidaya baru yang dinamakan hidroponik. Tetapi namanya belum hidroponik. Saat itu nama budidaya tanam yang baru ini masih budidaya perairan atau ada juga yang menyebutnya aquaculture.
Penelitian tersebut ditemukan oleh William Frederick Gericke, yang saat itu berhasil menanam tomat dengan metode hidroponik dengan ukuran tinggi tanamannya yang mencapai 25 cm. Akhirnya Willian Gericke menerbitkan buku yang isinya mengenai teknik, nutrisi, media dan hal lainnya tentang hidroponik yang sangat lengkap. Dari situlah cara menanam atau budidaya dengan hidroponik ini semakin meluas dan berkembang pesat, termasuk penanaman hidroponik di Indonesia yang juga mulai banyak digunakan oleh para petani dan orang biasa.
Baca Juga | 7 Cara Budidaya Burung Murai Batu, Dijamin Sukses!
Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik
Kelebihan sistem hidroponik:
- Penggunaan lahan lebih efisien
- anaman berproduksi tanpa menggunakan tanah
- Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih
- Penggunaan pupuk dan air lebih efisien
- Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah
Baca Juga | 8 Cara Budidaya Jamur Tiram Di Rumah Untuk Pemula, Untung Banyak!
Kekurangan sistem hidroponik:
- Investasi awal yang cukup mahal.
- Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia.
- Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik yang cukup sulit.
Baca Juga | Jurusan Agroteknologi: Informasi Kuliah, Prospek Kerja, Hingga Gajinya
Langkah Melakukan Hidroponik
Berikut adalah langkah-langah budidaya sayuran dengan metode hidroponik dan media tanam arang sekam:
1. Siapkan Bahan-bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah tray untuk penyemaian, benih sayuran, arang sekam, dan polybag.
Baca Juga | 9 Jurusan Kuliah Yang Cocok Untuk Berbisnis
2. Tahap Pembenihan
- Masukkan arang sekam ke dalam tray
- Masukkan benih satu per satu ke dalam lubang tanam
- Taburkan lagi arang sekam secukupnya untuk menutupi benih
- Siram benih dengan semprotan agar media tanam tidak terhambur
- Tutup dengan plastik hitam selama dua hari
- Setelah dua hari, buka tutup plastik dan biasanya benih sudah tumbuh
- Berikan sinar Matahari untuk bibit, namun jangan terlalu terik
- Lakukan pernyiraman rutin sampai dua minggu
Baca Juga | 7 Kemasan Ramah Lingkungan Yang Buat Produkmu Makin Keren
3. Tahap Pindah Tanam
Setelah bibit sayuran berumur dua minggu, biasanya sudah berdaun lengkap dan siap untuk tahap pindah tanam. Untuk pindah tanam, lakukan dengan hati-hati agar bibit tidak rusak.
Baca Juga | Kenali Polutan, Zat Yang Menyebabkan Pencemaran Lingkungan
4. Tahap Pembesaran
Setelah bibit dipindahkan ke dalam rak hidroponik, tugas selanjutnya adalah melakukan perawatan dalam tahap pembesaran hingga siap panen. Dalam sistem hidroponik, perawatan tanaman sangat mudah. Cukup perhatikan ketersediaan air nutrisi yang ada di dalam pipa paralon tempat penanaman. Lakukan pengecekan secara rutin setiap tiga hari sekali. Ketika air hampir habis, tambahkan lagi air yang sudah diberi nutrisi.
Baca juga |