Pernahkah kamu ingin mengungkapkan sesuatu, tapi menggantinya dengan kata lain agar terkesan lebih sopan? Jika pernah, mungkin saat itu kamu sedang menerapkan majas eufimisme. Ya, eufimisme adalah majas yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kekasaran kata dan menggantinya dengan kata yang lebih halus.
Tanpa disadari, majas atau gaya bahasa lekat dengan keseharian. Menurut Rachmad Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi (1990), gaya bahasa dapat menimbulkan reaksi tertentu untuk menimbulkan tanggapan pemikiran kepada pembaca. Salah satu majas yang sering digunakan di Indonesia adalah majas eufemisme.
Nah, supaya lebih paham, berikut pembahasan mengenai pengertian, ciri-ciri, serta contoh majas eufimisme. Simak baik-baik, ya!
Baca juga | 11+ Contoh Majas Personifikasi beserta Pengertiannya
Pengertian Majas Eufimisme
Eufemisme merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani ‘euphemizei’, yang berarti kata-kata yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar atau dianggap tidak menyenangkan. Gaya bahasa jenis ini termasuk dalam kategori majas perbandingan.
Sementara menurut Ainia Prihantini dalam buku Majas Idiom dan Peribahasa, eufemisme adalah majas yang berupa ungkapan-ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
Baca juga | 11+ Contoh Majas Litotes
Dari sini kita bisa simpulkan, majas eufimisme dapat berguna untuk menggantikan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata yang dianggap pantas atau lebih halus. Dengan kata lain, tujuan dari eufimisme ini untuk menunjukkan kesopanan dengan memperhalus gaya bahasanya. Dengan demikian, gaya bahasa ini berkaitan dengan bentuk konotasi positif sebuah kata. Sebagai contoh: tunakarya merupakan bentuk halus dari pengangguran.
Ciri-ciri Majas Eufimisme
Adapun ciri-ciri untuk mengidentifikasi kalimat bermajas eufimisme, di antaranya:
- Digunakan untuk mengganti kata yang dianggap tabu (kurang pantas diungkapkan).
- Eufimisme ini digunakan untuk mengganti kata yang mengalami peyorasi (perubahan makna yang dulunya tidak dianggap kasar kemudian menjadi kasar).
- Biasanya digunakan sebagai komunikasi dengan orang yang lebih tua agar terlihat dan terkesan lebih sopan.
Intinya, majas eufimisme ini adalah pemilihan kata untuk menggantikan kata yang dianggap kasar atau kurang pantas untuk diucapkan dari segi norma sosial.
Kumpulan Contoh Majas Eufimisme
Berikut ini contoh-contoh kalimat yang mengandung majas eufimisme.
- Mulai hari ini Bu Min menjadi asisten rumah tangga di rumah kami. (asisten rumah tangga = pembantu)
- Ibuku mengajar di kelas tunarungu. (tunarungu = tuli)
- Jember masih meduduki angka tunaaksara tertinggi di Jawa Timur. (tunaaksara = tidak bisa membaca)
- Lapisan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah sulit bertahan hidup selama pandemi. (ekonomi menengah ke bawah = miskin)
- Selama kelas berlangsung, Nia izin buang air sebanyak tiga kali. (buang air = kencing)
- Banyak buruh dirumahkan gara-gara perusahaan bangkrut. (dirumahkan = dipecat)
- Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor polisi secara paksa tanpa bukti jelas. (diamankan = ditangkap)
- Mujahidin dibebastugaskan setelah mengabdi selama lebih dari 40 tahun. (dibebastugaskan = dipecat)
- Dinas Sosial memberi bantuan pada tuna wisma. (tunawisma = gelandangan)
- Pramusaji menyodorkan menu makanan laut pada kami. (pramusaji = pelayan)
- Tunasusila kota Surabaya bersatu melawan penggusuran. (tunasusila = pelacur)
- Peserta upacara mengheningkan cipta mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang. (gugur = mati)
- Aku tidak menemukan kamar kecil di bagian barat rumah ini. (kamar kecil = toilet)
- Pramuniaga menawarkan perona bibir terbaru pada tante. (pramuniaga = sales)
- Tunanetra dan orang berkebutuhan khusus lainnya tidak mendapat fasilitas yang layak di ruang-ruang publik. (tunanetra = buta)
- Adik kurang pandai dalam pelajaran matematika. (kurang pandai = bodoh)
- Potensi dan kedaulatan pangan di desa yang dipandang sebelah mata hanya memunculkan banyak tunakarya. (tunakarya = pengangguran)
- Muncul aroma kurang sedap dari kamar kakak. (aroma kurang sedap = bau)
- Setelah berlatih bahasa isyarat selama setahun, kini aku bisa berkomunikasi dengan teman-teman tunawicara. (tunawicara = bisu)
- Di tengah pelajaran Matematika, aku izin ke belakang. (izin ke belakang = ke toilet)
- Kepala desa melarang warga buang hajat di sungai. (buang hajat = berak)
- Karena keluargaku kurang mampu, aku mendapat beasiswa Bidikmisi. (kurang mampu = miskin)
- Orang tunanetra mempunyai hak yang sama dengan orang normal yang lainnya. (tunanetra = buta)
- Masyarakat sekitar kompleks ini sudah terbiasa dengan berita miring tentang dirinya. (berita miring = hal-hal buruk)
- Semua buruh pabrik tembakau itu dirumahkan tiba- tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. (dirumahkan = di-PHK)
Itu dia pembahasan mengenai pengertian, ciri-ciri, dan beberapa contoh majas eufimisme. Semoga artikel ini dapat memperkaya pengetahuanmu, ya. Selamat belajar!
Baca juga | 50+ Contoh Majas Hiperbola Beserta Pengertiannya