Coping mechanism merupakan istilah yang saat ini banyak digunakan, terutama ketika persoalan hidup mulai banyak menimpa. Dalam hidup, perjalanan tidak akan sepenuhnya berjalan dengan mulus. Terkadang, beberapa proses hidup perlu dirasakan melalui adanya persoalan atau kendala yang perlu diselesaikan. Tak jarang, dalam menyelesaikan masalah tersebut timbul gangguan atau kekacauan mental dan emosional dalam diri yang dikenal juga dengan stres.
Cara setiap orang dalam mengelola stres sangat beragam. Ada yang melakukan meditasi, menonton film, mendengarkan lagu, atau hanya bermalas-malasan sepanjang hari. Semua hal yang dilakukan untuk mengendalikan diri tersebut tidak ada yang salah. Namun, terdapat beberapa mekanisme koping tidak sehat yang sebaiknya dihindari. Cari tahu mekanisme koping yang sehat dan tidak sehat dalam paparan berikut ini.
Baca juga: Kenali Burnout Beserta Gejala Dan Cara Mengatasinya!
Apa itu Coping Mechanism?
Coping mechanism adalah kondisi mengupayakan pemecahan masalah dan pengerahan energi, sekaligus pengelolaan emosi dan ketentraman mental diri sendiri yang dilakukan secara sadar.
Upaya mekanisme koping ini akan bermanfaat untuk mengatur emosi sebagai akibat dari situasi yang mengguncang mental. Emosi tersebut dapat berupa amarah, rasa sedih, kesepian, kecemasan, bahkan depresi. Meski tidak sepenuhnya dapat menolong seseorang yang mengalami guncangan mental, upaya ini dapat dilakukan untuk menjernihkan pikiran dan bernapas sejenak dari situasi buruk yang terjadi.
Mekanisme koping juga dipercaya sebagai usaha untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, mengukur kemampuan untuk bertahan hidup serta memecahkan masalah secara lebih efektif di tengah situasi buruk yang terjadi. Oleh karena itu, setiap orang perlu memiliki mekanisme koping sesuai dengan kepribadian dan sumber stres yang terjadi untuk menyejahterakan fisik dan mental.
Baca juga: Ikigai: Sebuah Makna Tentang Hidup
Coping Mechanism yang Sehat
Coping mechanism yang sehat dapat dikembangkan dengan coping skill yang baik. Dalam memperoleh skill tersebut, Anda dapat memperhatikan dua kategori coping mechanism, di antaranya:
1. Emotion-focused coping
Coping mechanism jenis ini merupakan upaya mengurangi intensitas emosi negatif yang dirasakan sebagai respons dari stres, seperti merasa malu, cemas, takut, berduka dan frustasi.
Upaya ini dapat diterapkan pada sumber penyebab stres yang tidak bisa dikendalikan. Meski demikian, kemampuan koping ini tidak bisa mengatasi masalah jangka panjang serta masalah yang butuh penyelesaian segera. Hal tersebut dikarenakan mekanisme koping ini menggunakan metode pengalihan tanpa berpandang pada penyebab stres. Mekanisme koping jenis ini dapat membantu mengendalikan emosi ketika kehilangan seseorang atau depresi karena keadan tersebut tidak dapat diubah,
Contoh emotion-focused coping yang sehat, seperti mengeluarkan unek-unek pada sahabat atau kerabat, berdoa, meditasi, liburan, berendam, membersihkan rumah, mewarnai, memasak, yoga, menulis jurnal, menggunakan aroma terapi, dan melakukan hobi.
2. Problem-focused coping
Coping mechanism ini tidak mengacu pada emosi yang dirasakan, tetapi lebih pada akar dari permasalahan yang menyebabkan stres. Oleh karena itu, mekanisme koping jenis ini dapat diterapkan pada hal yang dapat dikendalikan, seperti masalah pekerjaan atau guncangan yang berasal dari tekanan ketika ingin mencapai tujuan.
Dalam mekanisme koping jenis ini perlu memperhatikan beberapa hal, seperti kemampuan pemecahan masalah, manajemen waktu yang baik, dan bantuan dari orang sekitar. Dapat dikatakan mekanisme koping jenis ini melibatkan untuk menyelesaikan dan mengendalikan emosi negatif yang dirasakan.
Adapun hal yang dapat dilakukan apabila ingin menyelesaikan masalah dengan metode problem-focused coping, yakni meminta bantuan dari tenaga profesional, fokus terhadap penyelesaian masalah, mengerti batasan terhadap urusan orang lain sehingga dapat membangun hubungan yang sehat, serta sebisa mungkin menghindari masalah apabila tidak terlibat di dalamnya.
Coping Mechanism yang Tidak Sehat
Coping mechanism yang dilakukan seseorang dapat mengarah pada hal-hal negatif yang akan mendatangkan masalah baru. Meski dengan cara tidak sehat seseorang dapat mengendalikan stresnya, tetapi hal-hal tersebut dapat merugikan diri sendiri dalam jangka panjang. Berikut beberapa contoh mekanisme koping yang tidak sehat.
- Meminum alkohol secara berlebihan
- Mengonsumsi obat-obat terlarang
- Tidur secara berlebihan
- Sengaja menunda makan dan minum
- Makan dengan berlebihan
- Belanja dengan berlebihan
- Terlalu berlebihan dalam berbagi cerita untuk mendapatkan atensi
- Menyakiti diri sendiri
Baca juga: Quarter Life Crisis: Arti, Penyebab, Dan Cara Mengatasinya
Memang, dalam menghadapi dan mengatasi masalah yang datang, kita akan mengalami kelelahan secara fisik dan mental. Akibatnya, tubuh merespons dengan emosi negatif yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, percayalah, setiap masalah yang datang akan beriringan dengan solusi. Begitu pula dengan perasaan kalut yang melanda ketika beberapa hal tidak sesuai seperti yang diharapkan. Ia akan datang dengan pelajaran dan proses pendewasaan.
Hidup tidak akan selamanya indah, tertata, dan sesuai harapan, tetapi akan selalu ada alasan dan harapan baru untuk bertahan, sekecil apapun itu.