Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situasional. Orang-orang kreatif memiliki temperamen yang beraneka ragam.
Wagner sombong dan sok ngatur; Tchaikovsky pemalu, pendiam, dan pasif; Byron hiperseksual; Newton tidak toleran dan pemarah; Einstein rendah hati dan sederhana (Hunt, 1982: 284).
Walaupun demikian, ada beberapa faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif (Coleman dan Hammen, 1974: 455):
- Kemampuan kognitif: Termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.
- Sikap yang terbuka: Orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimulasi internal dan eksternal; ia memiliki minat yang beragam dan luas.
- Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif tidak senang “digiring”, ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya; ia tidak terlalu terikat pada konvensi-konvensi sosial. Mungkin inilah sebabnya orang-orang kreatif dianggap nyentrik atau gila.
Butir nomor 3 membawa kita pada faktor-faktor situasional yang menyuburkan kreativitas. Para ahli sejarah mencatat bahwa ada saat-saat ketika kreativitas tumbuh subur; misalnya Islam pada zaman Abasiyah, Itali pada waktu Renaissance.
Sudah diketahui juga, di negara-negara totaliter kreativitas dalam sains dihidupkan, tetapi kreativitas dalam sastra atau ilmu-ilmu sosial dihambat.
Berpikir kreatif hanya berkembang pada masyarakat yang terbuka, menghargai kesetiaan primordial, tetapi membunuh prestasi yang menonjol, sukar untuk melahirkan perikiran-pemikiran kreatif.
Selain faktor-faktor lingkungan psikososial, beberapa peneliti menunjukkan juga adanya faktor-faktor situasional lainnya.
Maltzman (1960) menunjukkan faktor peneguhan dari lingkungan; Dutton (1970) menyebut, antara lain, terjadinya hal-hal istimewa bagi manusia kreatif; dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi dalam menumbuhkan kreativitas (Hunt, 1982:308).
“Orang mengagumi, membesarkan, dan menghargai inovator macam apa pun; tetapi juga mengabaikan, memasung, atau menghukum mereka yang terlalu inovatif atau bila gagasannya bertentangan dengan tradisi dan pendapat yang diterima banyak orang” – Hunt (1982: 312).
Baca juga :
5 Tahap Proses Berfikir Menurut Para Psikolog
6 Tips Menulis Kreatif Yang Benar Bikin Tulisan Jadi Lebih Unik!