Istilah hard skill dan soft skill sudah banyak dikenal, terutama bagi fresh graduate dan pencari kerja. Memang, istilah tersebut merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari Curriculum Vitae (CV) yang dilampirkan ketika akan melamar pekerjaan.
Namun, tahukah kamu perbedaan kedua skill tersebut? Mengapa kedua skill tersebut sangat diperlukan untuk masuk ke dunia kerja? Simak paparan di bawah untuk menemukan jawabannya!
Baca Juga: 5 Berkas Yang Harus Disiapkan Untuk Melamar Pekerjaan
Apa Itu Hard Skill dan Soft Skill?
Hard Skill
Hard skill secara umum diartikan sebagai keterampilan yang dapat diukur dan diukur. Keterampilan tersebut biasanya disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang ingin digeluti. Skill ini berhubungan dengan kecerdasan intelegensi.
Misalnya, apabila ingin menekuni bidang data analyst secara profesional, maka keterampilan yang dibutuhkan memahami bahasa pemrograman, seperti SQL, Oracle, dan Python. Berbeda halnya apabila ingin menekuni bidang copywriting yang memerlukan pemahaman mengenai perbendaharaan kata yang mumpuni dan keterampilan menulis.
Biasanya, penguasaan keterampilan ini dapat dipelajari dan dikembangkan melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan perusahaan, atau sertifikasi. Kemudian, ijazah, sertifikat pelatihan, atau penghargaan akan didapatkan sebagai bukti dari penguasaan skill setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Soft Skill
Secara umum, soft skill mengacu pada keterampilan interpersonal seseorang atau dapat berupa kepribadian. Keterampilan ini tidak dapat diperoleh dengan mengenyam pendidikan atau melakukan pelatihan, melainkan dengan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain serta berkontribusi di lingkungan sekitar.
Setiap bidang pekerjaan tentu melibatkan banyak orang di dalamnya. Untuk itu, diperlukan keahlian bersosialisasi, bekerja sama, dan komunikasi yang mumpuni. Spektrum tersebut termasuk dalam keterampilan ini. Berbeda halnya dengan hard skill yang dapat diasah melalui pembelajaran di suatu ruangan, soft skill lebih diutamakan untuk aksi nyata di kehidupan sehari-hari. Skill ini juga berhubungan dengan kecerdasan emosional.
Misalnya, ketika ingin melatih kemampuan komunikasi, maka dapat langsung terjun ke lapangan, seperti mengikuti komunitas, mengikuti suatu proyek, event, atau kelompok belajar. Hal itu membuktikan bahwa untuk memiliki keterampilan interpersonal diperlukan aksi nyata dan praktik langsung di kehidupan sehari-hari.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada bidang tertentu, dapat dipelajari dan terukur, serta dapat dibuktikan melalui sertifikat atau dokumen lainnya. Sedangkan, soft skill merupakan karakter yang membangun kualitas seseorang dan sulit dibuktikan karena bersifat pribadi dan subjektif.
Contoh Hard Skill dan Soft Skill
Hard skill tentu akan membantu bidang pekerjaan yang digeluti karena sifatnya yang spesifik pada bidang tertentu. Berikut contoh keterampilan tersebut:
- Bahasa pemrograman, seperti SQL, Oracle, dan Python
- SEO/SEM marketing
- Kemampuan berbahasa asing
- Digital marketing
- Network security
- UI/UX design
- Copywriting
- Microsoft Office (Word, Powerpoint, Excel)
Tak hanya hard skill, keterampilan lain yang mampu membantu pada bidang pekerjaan, yaitu soft skill. Berikut contoh keterampilan tersebut:
- Kemampuan berkomunikasi, seperti kemampuan bernegosiasi, persuasi, dan lainnya
- Berpola pikir kritis, seperti kreativitas, memiliki rasa ingin tahu, dan lainnya
- Kepemimpinan, seperti kemampuan manajemen konflik, kemampuan supervisi, dan lainnya
- Berkelakuan baik, seperti jujur, sabar, kooperatif, dan lainnya
- Bekerja dalam tim, seperti kemauan berkolaborasi, empati, dan lainnya
- Etos kerja, seperti memiliki dedikasi tinggi, kemampuan multitasking, dan lainnya
Mengapa Hard Skill dan Soft Skill Penting di Dunia Kerja?
Berdasarkan paparan di atas dapat terlihat seberapa penting kedua skill tersebut. Baik skill yang mengacu pada kecerdasan intelegensi atau kecerdasan emosional, keduanya sama-sama dibutuhkan di dunia kerja. Tanpa adanya skill yang spesifik pada bidang pekerjaan yang dipilih, tentu pekerjaan tak dapat diselesaikan. Begitu pula apabila skill tersebut tidak diselaraskan dengan karakter yang baik dan kemampuan menyesuaikan diri di lingkungan pekerjaan.
Ketika melamar pekerjaan terdapat kualifikasi yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan. Hal itu berarti perusahaan ingin merekrut seseorang yang memiliki keterampilan sesuai dengan lowongan yang tersedia. Setelahnya dalam proses wawancara, perekrut akan mengajukan pertanyaan yang dapat menentukan kelayakan seseorang untuk posisi yang dilamar. Keadaan ini memerlukan kemampuan berkomunikasi yang baik. Perekrut juga akan menilai karakter pelamar sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak.
Baca Juga: Berikut Skill Yang Harus Dikuasai Sebelum Memulai Karir
Sewaktu mulai bekerja pun, kedua skill tetap diperlukan, terutama skill beradaptasi di lingkungan. Hal itu dikarenakan apabila seseorang mampu beradaptasi dan menjalin komunikasi dengan baik akan membantu orang tersebut menghasilkan hasil pekerjaan yang memuaskan. Kemampuan ini juga berpengaruh pada proses perkembangan dan pemertahanan diri selama bekerja.
Atas dasar paparan di atas, maka dapat disimpulkan kedua keterampilan tersebut memiliki peran yang sama penting dalam dunia kerja. Tentu, akan menjadi sebuah keuntungan apabila menguasai kedua keterampilan tersebut.
Bagi kamu yang ingin meng-upgrade kualitas diri dengan mempelajari kedua keterampilan tersebut dapat bergabung dengan vocasia. Vocasia menyediakan berbagai kursus untuk mengasah hard skill dan soft skill dengan harga yang terjangkau dan dipandu oleh mentor yang kompeten di bidangnya. Yuk, gabung dengan vocasia!