Menjaga Jarak antara pengamat dan objek pengamatan dirasakan perlu, terutama apabila objek pengamatan adalah manusia. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa subjektivitas pribadi-terutama pengamat. Kadang kala sulit dikendalikan apabila jarak yang terlalu rapat terjadi di antara keduanya. Apabila hal ini terjadi, biasanya menimbulkan masalah baru bagi pengamat dalam melawan subjektivitasnya itu. Ada saran pada kondisi seperti ini, yaitu sebaiknya tugas pengamat tersebut diganti dengan orang lain.
Pada objek pengamatan bukan manusia, subjektivitas bukan menjadi masalah karena sedikit kemungkinan hal ini terjadi. Mungkin bukan subjektivitas, tetapi jarak antara pengamat dan objek pengamatan itu sendiri. Yang menjadi masalah karena memungkinkan mengganggu objek itu sendiri. Hal yang terakhir ini tidak terlalu penting dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Karena fenomenanya banyak terjadi pada ilmu-ilmu eksakta.
Baca juga : Kesulitan Umum pada saat Peneliti Melakukan Observasi
Jarak antara Pengamat dan Objek Pengamatan dalam Observasi
Persoalan sekarang bagaimana menjaga jarak yang ideal antara pengamat dan objek pengamatan. Kesadaran profesi di sini menjadi pertimbangan utama. Berangkat dari kesadaran ini, maka sejak semula pengamat telah menempatkan dirinya sebagai peneliti. Yang karena tugasnya dia berada di dekat objek pengamatan dan sewaktu-waktu harus meninggalkan objek pengamatan. Lepas dari pengamat sebagai manusia, kesadaran penuh kepada profesi harus diutamakan. Membina hubungan baik bahkan sangat pribadi dengan objek pengamatan atau responden menjadi hak asasi pengamat. Namun, hal ini dilakukannya setelah keseluruhan kegiatan penelitian ini dilakukan.
Selain menjaga agar pengamat dan objek penelitian tidak terjalin hubungan yang terlalu akrab dalam tugas observasi. Kesulitan lain muncul yaitu kemungkinan penolakan objek pengamatan terhadap pengamat. Bisa saja terjadi mengingat kebanyakan pengamat adalah orang baru di tempat itu. Dengan sikap dan kegiatan yang “aneh” menurut objek pengamatan. Untuk mencegah kesukaran ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Yaitu umpamanya selalu mencegah adanya kecurigaan dari objek pengamatan terhadap tindakan pengamat. Kemudian menjaga sedemikian rupa agar kondisi dalam masyarakat tetap berlangsung wajar. Serta dibina hubungan yang harmonis dan saling kerja sama yang baik. Antara pengamat dan objek pengamatan.
Untuk mencapai hal diatas, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah menghubungi key person (tokoh masyarakat). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kecurigaan anggota masyarakat atau objek pengamatan. Mungkin juga pengamat harus mencari alasan yang tepat dan dapat diterima tentang kehadirannya di tempat itu. Pada Keadaan tertentu, yaitu masyarakat sulit diberi alasan tentang keberadaan pengamat. Maka cara “penyamaran” dapat dilakukan sebagai alternatif.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai jarak antara pengamat dan objek pengamatan dalam observasi. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca juga : Alat Bantu Observasi dalam Penelitian