Pernahkah kamu melihat satu kelompok yang setelah melakukan suatu kegiatan mereka kemudian menyerukan sesuatu secara bersamaan dengan kompak? Kalimat atau kata yang mereka sering sebut atau seruan itu disebut juga dengan jargon. Lalu, apa fungsi jargon sebenarnya?
Fungsi jargon ialah untuk mengikat persatuan serta memberi bumbu-bumbu semangat kepada para anggotanya untuk terus melakukan kegiatan-kegiatan mereka dengan semangat. Selain itu, jargon juga memiliki fungsi sebagai ikon untuk lebih diingat dan dikenal orang-orang. Tidak hanya itu, jargon juga berfungsi sebagai pengganti kata-kata rahasia yang hanya dapat dimengerti oleh suatu kelompok yang membuat jargon tersebut.
Sobat Vocasia ingin tahu lebih jelas tentang jargon? Tenang, Vocasia telah menyiapkan rangkuman lengkap mengenai jargon. Simak artikel di bawah ya!
Baca Juga | Apa Itu Trademark? Berikut Penjelasan Dan Contohnya
Pengertian Jargon
Jargon adalah kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok tertentu. Bahasa slang termasuk jargon. Arti kata jargon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jar.gon [n] kosakata khusus yg digunakan di bidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Dengan mengetahui banyak kosa kata dapat memudahkan kamu dalam berkomunikasi maupun dalam menyampaikan pendapat yang ingin disampaikan kepada orang tertentu.
Baca Juga | Mengenal Payment Gateaway, Ketahui Manfaat Dan Cara Kerjanya
Kata-kata tersebut sering merupakan kata sandi atau kode rahasia untuk kalangan tertentu, bukan untuk umum, atau hanya bisa dimengerti kalangan tertentu. Tiap profesi dan bidang keilmuan (kedokteran, ekonomi, geologi dan sebagainya), juga komunitas tertentu, memiliki jargon sendiri yang hanya dipahami kalangannya.
Baca Juga | Apa Itu Resiko Usaha? Pengertian, Contoh, Jenis, Dan Solusinya
Kamus Google Translate menyebutkan, jargon adalah kata atau ungkapan khusus yang digunakan oleh profesi atau kelompok tertentu dan sulit dipahami orang lain. Dengan begitu, jargon juga dapat disimpulkan sebagai kata-kata khusus yang bersifat teknis yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok tertentu dan hanya dipahami kalangan terbatas. Itulah sebabnya, wartawan dilarang menggunakan jargon dalam penulisan berita, karena jargon sulit dipahami orang awam (umum).
Baca Juga | Apa Itu Product Market Fit? Pengertian Dan Manfaatnya
Contoh Jargon
Tiap lembaga atau kementrian pemerintah memiliki jargon sendiri-sendiri dan hampir tiap hari mereka memproduksi jargon, baik dalam bentuk istilah-istilah baru maupun akronim/singkatan baru. Ini sebagian contoh jargon:
- Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah istilah Kementrian Kesehatan
- Kereta Luar Biasa (KLB) adalah istilah di PT Kereta Api.
- Peserta Didik adalah istilah yang dipopulerkan Kementrian Pendidikan.
- FYI, IMHO, Gan, No Afghan, YW adalah jargon kalangan pengguna internet, khususnya media sosial.
- Penyidikan & Penyelidikan adalah dua hal berbeda–istilah hukum, kalangan polisi, jaksa.
- Aljamiah adalah jargon di UIN SGD Bandung. SGD sendiri jargon bagi kalangan perguruan tinggi Islam.
- SP adalah Sales Promotion, bisa juga Surat Peringatan.
- UKM adalah Unit Kegiatan Mahasiswa, tapi juga Usaha Kecil Menengah.
Baca Juga | 10+ Contoh Iklan Kreatif
Sebagai contoh, di dunia pendidikan ada istilah “peserta didik” untuk menyebut “siswa” atau “murid”. Penerimaan siswa baru di sekolah pun kini disebut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Contoh lain, di kepolisian, khususnya reserse dan kriminal, ada istilah “curas” (pencurian dengan kekerasan), “curat” (pencurian dengan pemberatan), DPO (Daftar Pencarian Orang), dan sebagainya.
Dalam bidang ekonomi, contoh jargon yang hanya dipahami mendalam kalangan ekonom atau ahli ekonomi antara lain inflasi, deflasi, moneter, devaluasi, dan sebagainya. Itulah contoh-contoh jargon. Jika sering digunakan, khususnya oleh media massa, maka jargon pun lambat-laut akan dipahami umum.
Baca Juga | Menghadapi Tantangan Era Ekonomi Digital, Sudah Siap?
Wartawan senior Farid Gaban pernah menyoal media yang keranjingan memakai jargon. Dalam rubrik bahasa Majalah Tempo (2008) ia menulis: “Para wartawan sendiri makin sering memproduksi jargon, mengganti kata sederhana dengan istilah rumit. Kata ‘pasca” yang merupakan terjemahan dari post’ dalam jurnal-jurnal ilmiah, misalnya, makin sering dipakai untuk menggantikan kata ‘setelah’ secara tidak tepat.”
“Jika pernah mendengar judul berita ‘beban rakyat bertambah berat pasca-kenaikan harga elpiji’, kita boleh khawatir kelak orang akan mengatakan ‘perutku mulas pasca-makan rujak’.”
Itu dia penjelasan singkat mengenai jargon. Semoga artikel Vocasia dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kamu, ya. Semoga kamu sukses selalu!
Baca juga|