Site icon Vocasia

Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara Berita

Wawancara Berita(pexels.com/alex gren)

Teori wawancara tidak banyak gunanya. Selama kita tidak pernah terjun kelapangan mempraktikkan teknik, jenis, model, pola, dan bentuk-bentuk wawancara secara langsung. Harus diingat, inti wawancara adalah pertanyaan. Dari pertanyaan itulah kita akan memperoleh jawaban yang diinginkan. Tetapi masalahnya, bagaimana pertanyaan itu dibuat dan disusun secara logis dan sistematis?

Berdasarkan sumber buku Jurnalistik Indonesia (2017). Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara berita terdiri atas berbagai bentuk. Berikut adalah penjelasannya secara lengkap. Simak dibawah ini, ya!

Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara Berita

1. Pertanyaan Terbuka

Maksud dari pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas dan bebas. Luas dan bebas, artinya penjawab dapat menentukan sendiri bagaimana bentuk jawaban dan sepanjang apa jawaban itu hendak diberikan. Biasanya dengan pertanyaan terbuka ini penjawab lebih santai. Tetapi kadang-kadang juga dapat membuat penjawab kelabakan hendak memulai jawaban dari mana.

Bagi penanya, ada keuntungan lain dengan pertanyaan yang menghendaki jawaban bebas ini. Yaitu dia dapat mengutip beberapa keterangan penting, yang mungkin dapat diminta penjelasan kembali. Kelemahan pertanyaan ini adalah besar kemungkinan penjawab akan memberikan keterangan yang panjang dan berbelit. Sehingga dapat menghabiskan waktu dan dapat membosankan. Contoh: Bagaimana rencana kerja Saudara setelah ditunjuk menjadi Dirjen Pendidikan Tinggi?

2. Pertanyaan Hipotetik Terbuka

Dalam hal ini, pertanyaan hipotetik terbuka hampir sama gayanya dengan pertanyaan terbuka, baik kelemahannya maupun kekuatannya. Yang membedakannya hanya struktur pertanyaan itu sendiri. Pada pertanyaan hipotetik terbuka, penanya dapat membuat pertanyaan lebih luas. Dengan memberikan beberapa keterangan untuk menyesuaikan dengan situasi wawancara. Contoh: Tadi Saudara jelaskan bahwa Saudara tidak tahu-menahu tentang penyelewengan yang dilakukan oleh bawahan Saudara. Sepengetahuan saya, sistem pengawasan melekat di kantor Saudara selama ini sudah ada. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya?

3. Pertanyaan Langsung

Pada pertanyaan langsung dimaksudkan untuk pertanyaan yang menghendaki jawaban singkat, dan Kadang-kadang dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Kebanyakan pertanyaan langsung ini berharga karena dapat langsung singkat. Tetapi kelemahannya, pertanyaan semacam ini beberapa hanya mengungkapkan sedikit hal saja. Bagi beberapa penjawab, pertanyaan semacam ini tidak hanya diberikan jawaban singkat. Tetapi diberikan pula beberapa keterangan tambahan. Contoh: Apakah Saudara ikut dalam rombongan presiden ke Cina yang baru lalu?

4. Pertanyaan Tertutup

Merupakan pertanyaan yang membatasi ruang gerak penjawab, bahkan kemungkinan jawaban telah tersedia. Penjawab tinggal menentukan salah satu pilihan jawaban itu. Kekuatan pertanyaan semacam ini, jawaban mudah dipahami, dapat menghemat waktu. Kelemahannya, pertanyaan semacam ini akan menjadi gangguan bila pilihan jawaban yang telah disediakan tidak ada yang disukai oleh penjawab. Sehingga dia terpaksa memberikan keterangan di luar jawaban yang telah disediakan. Contoh: Bagaimana ukuran perusahaan yang sedang Saudara pimpin sekarang. Perusahaan besar, menengah, atau kecil?

5. Pertanyaan Beban

Merupakan pertanyaan yang menimbulkan beban berat bagi penjawab disebabkan.tidak ada jawaban yang benar. Namun menuntut jawaban.emosional. Pada pertanyaan beban semacam ini jarang digunakan. Karena akan menimbulkan beban emosional kepada penanya dan penjawab. Contoh: Kalau bendungan raksasa yang direncanakan itu gagal. Apakah Anda akan mengundurkan diri dari Dirjen Pengairan?

6. Pertanyaan Terpimpin

Yakni pertanyaan yang diikuti dengan arahan jawaban. Dalam pertanyaan terpimpin merupakan pertanyaan yang sangat membantu. Untuk mengetahui sampai sejauh mana penjawab setuju dengan pendapat atau pandangan penanya yang diajukan sebelumnya. Contoh: Saya melihat di daerah ini banyak.sekali industri kecil yang mempunyai semangat kerja yang tinggi. Bagaimana dan dalam bentuk apa Anda dapat memberikan bantuan kepada mereka?

7. Pertanyaan Orang Ketiga

Inti dari pertanyaan orang ketiga ini adalah isi pertanyaan yang diajukan seolah-olah merupakan pertanyaan yang datang dari orang ketiga. Kemudian  jawaban nya pun sepertinya untuk orang ketiga. Gaya pertanyaan semacam ini dibuat agar penanya terlepas dari rasa terganggu secara emosional. Sehingga perlu dialihkan seolah-olah yang bertanya itu bukan dia. Contoh: Beberapa pemimpin mahasiswa menginginkan adanya kebebasan berbicara di kampus ini. Menurut mereka, selama Anda menjadi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan. Kebebasan berbicara itu banyak dikekang. Bagaimana Tanggapan Anda?

Tujuan Wawancara Berita

Wawancara mengandung tiga dimensi: sebagai ilmu, seni, dan keterampilan. Sebagai ilmu, kita mempelajarinya dari bangku perkuliahan di kampus, pelatihan-pelatihan jurnalistik, dan dari buku-buku. Kemudian sebagai seni. Kita mengembangkan sikap kreatif melalui sentuhan-sentuhan perasaan kejiwaan kita dan kepiawaian untuk bisa masuk suasana narasumber. Selanjutnya sebagai keterampilan, wawancara hanya dapat dikuasai dengan cara terus mempraktikkannya di lapangan.

Namun sebegitu jauh, apa sebenarnya tujuan wawancara yang ingin kita capai?. Menurut Jonathan (dalam Mirza, 2000:98). Dilihat dari segi tujuannya, wawancara dapat dibedakan ke beberapa bagian. Berikut adalah penjelasannya.

1. Wawancara Faktual (the factual interview)

Jenis wawancara ini dilakukan untuk menggali, mencari, dan mengumpulkan fakta-fakta. Pertanyaan diarahkan sedalam dan setajam mungkin. Agar memperoleh fakta-fakta dan data penting yang sudah lama atau sedang dinantikan oleh masyarakat luas.

2. Wawancara Riset Pendapat (the opinion research interview)

Pada wawancara jenis ini tidak dimaksudkan untuk memperoleh dan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi, fakta, atau data penting. Karena wawancara jenis ini terutama dilakukan. Dengan tujuan untuk mengetahui apa sebenarnya yang sedang menjadi perhatian, pemikiran, dan pendapat narasumber. Narasumber yang dipilih bebas, bisa pejabat tinggi.negara, bisa intelektual kampus, bisa juga orang biasa. Seperti pengemudi becak, pemulung sampah, atau pengamen dalam bus kota.

3. Wawancara Penegasan Kredibilitas Narasumber (a well known personality interview)

Dalam wawancara jenis ini dimaksudkan untuk menguji tingkat kesahihan (validitas) sebuah informasi yang berkembang dalam masyarakat. Untuk keperluan itu, jurnalis mewawancarai pakar atau orang yang ahli dan kompeten di bidangnya. Jawaban dari sang pakar yang memiliki reputasi dan kredibilitas tinggi di bidangnya itu. Diharapkan menjadi sumber rujukan bagi masyarakat. Dengan demikian masyarakat memperoleh kepastian dan peneguhan serta pijakan dalam bersikap dan melangkah.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara berita, beserta tujuan dari wawancara berita tersendiri. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya, ya!

Exit mobile version