Pers mengandung dua arti. Arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala. Surat kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala. Melainkan juga mencakup media elekronik auditif dan media elektronik audiovisual berkala. Radio, televisi, film, dan media on line internet.
Sementara pers dalam arti luas disebut media massa. Secara yuridis formal, seperti dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999. Bahwa pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. Meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar. Serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran
yang tersedia.
Bedasarkan buku Jurnalistik Indonesia (2017). Jenis dan wilayah sirkulasi, segmentasi pasarnya, pers dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok. Berikut dibawah ini pemaparannya, simak yuk!
- Baca Juga : 6 Landasan Hukum Pers Nasional, Beserta Penjelasannya
- Baca Juga : 11 Bahasa Jurnalistik Pers, Lengkap Beserta Penjelasannya
5 Jenis Wilayah dan Sirkulasi Pers
1. Pers Komunitas
Dalam hal ini, pers komunitas memiliki jangkauan wilayah sirkulasi yang sangat terbatas. Biasanya hanya mencakup satu atau beberapa desa dalam satu kecamatan. Kebijakan pemberitaan pers komunitas lebih banyak diarahkan untuk mengangkat berbagai potensi dan masalah aktual di desa atau kecamatan setempat. Fungsi yang lebih banyak dikembangkan pada pers komunitas adalah penyebarluasan informasi dan edukasi.
Selanjutnya, fungsi koreksi disentuh juga, hanya dilakukan secara sangat hati-hati. Begitu pula dengan fungsi rekreasi. Lebih banyak dipengaruhi pertimbangan keanekaragaman materi isi media daripada agenda pemuasan kebutuhan khalayak pembaca. Mereka tidak mau merusak harmoni. Dalam kerangka ini, jalinan komunikasi dan interaksi di antara warga selalu dijadikan kata kunci.
Kemudian, pers komunitas bisa juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan khalayak pembaca yang berada dalam lingkungan suatu organisasi, instansi, perusahaan. Baik swasta maupun pemerintah. Misalnya pers kampus, bisa disebut sebagai pers komunitas. Segmentasi pembacanya hanya sebatas warga kampus walaupun jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu orang. Secara bisnis komersial, pers komunitas menjanjikan selama dikelola secara profesional.
2. Pers Lokal
Dalam hal ini, pers lokal hanya beredar di sebuah kota dan sekitarnya. Salah satu ciri pers lokal ialah 80 persen isinya didominasi oleh berita, laporan, tulisan, dan sajian gambar bernuansa lokal. Motivasi dan ambisi pers lokal adalah menjadi “raja” di kotanya sendiri. Selanjutnya, pers lokal bisa disebut sebagai kamus dan cermin berjalan sebuah kota karena apa pun peristiwa dan fenomena tentang kota tersebut, pasti dijumpai di dalamnya. Sebagai contoh, mulai dari nomor-nomor telepon penting sampai dengan tempat-tempat barang loakan termasuk buku-buku tua, dapat dijumpai dengan mudah pada halaman-halaman media pers lokal.
Uniknya, di Amerika, 85% lebih dari surat kabar yang dibaca orang Amerika diterbitkan di kota-kota kecil dan menengah. Dengan tiras sekitar 50 ribu eksemplar per harinya, atau yang lebih kecil lagi dengan tiras sekitar 25 ribu eksemplar. Sedangkan sejumlah harian yang terbit di desa-desa hanya memiliki sirkulasi 5000 eksemplar per hari. Kebijakan redaksional pers lokal lebih bertumpu pada pengembangan dimensi kedekatan geografis dan kedekatan psikologis (proximityi dalam segala dimensi dan implikasinya.
Kemudian, pers lokal bisa juga disebut sebagai buku harian berwarna sebuah kota. Di Indonesia, pers lokal dewasa ini tumbuh bagai jamur di musim hujan. Kecenderungan demikian merupakan dampak positif dari reformasi dan era otonomi daerah. Benar kata teori politik, pers hanya akan tumbuh subur di atas tanah yang dipupuk dengan sistem politik, demokratis. Aspirasi, transparansi, dan bahkan aneka imajinasi serta fantasi masyarakat, otomatis menyeruak ke atas permukaan melalui pintu kesadaran-kesadaran kultural dan intelektual. Baik secara individual maupun secara struktural. Ini tentu saja amat melegakan hati kita.
3. Pers Regional
Merupakan pers yang berkedudukan di ibu kota provinsi. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh kota yang terdapat dalam suatu provinsi tersebut. Sejak 19 ketika era reformasi mulai digulirkan, pers regional menghadapi tantangan sangat berat dan persaingan sangat tajam. Dengan tumbuh menjamurnya pers komunitas dan pers lokal di tiap-tiap kota. Kemudian, pers regional tidak lagi menjadi pemain tunggal seperti dalam era Orde Baru. Sebaliknya pers regional seperti terkepung. Kebijakan redaksional pemberitaan pers-pers lokal dan pers komunitas. Ternyata banyak diarahkan untuk melemahkan kalau tidak disebut mematikan, pers regional yang selama tiga dasawarsa sebelumnya malang-melintang menjadi raja pers di provinsi setempat.
Dalam situasi normal, kebijakan redaksional pers regional tidak jauh berbeda dengan pers lokal. Hanya wilayahnya lebih luas atau yang tercakup dalam suatu provinsi. Motivasi dan ambisi pers regional adalah tetap selamanya menjadi raja di wilayah suatu provinsi. Ini berarti, pers regional masih tetap tidak akan beranjak dari teori proximity dengan cara membangun. Selanjutnya mengembangkan kedekatan geografis dan kedekatan psikologis serta sosiokultural dengan khalayak serta kultur daerahnya. Karena itu, jangan kaget kalau mereka sengaja mengiklankan diri sebagai media Aceh, media Sumbar, media Sumsel, media Banten. Kemudian media Betawi, media Sunda, media warga Jateng, media arek-arek Jatim. Sampai ke media Papua.
Jadi, pers regional dalam beberapa hal berbeda tajam dengan pers nasional. Ketika pada pers nasional isu-isu primordial, isu-isu etnis, atau sekat-sekat geografis sudah dianggap tidak relevan lagi. Justru pada pers regional persoalan seperti itu diangkat layaknya primadona. Artinya, mereka tak mau tercerabut dari akar sosial ekonomi dan budaya wilayah provinsinya.
4. Pers Nasional
Merupakan pers yang lebih banyak berkedudukan di ibu kota negara. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh provinsi, atau setidak-tidaknya sebagian besar provinsi yang berada dalam jangkauan sirkulasi. Melalui transportasi udara, darat, sungai, dan laut. Untuk memenuhi tuntutan distribusi dan sirkulasi, pers nasional lebih banyak mengembangkan teknologi sistem cetak jarak jauh.
Kebijakan redaksional pers nasional lebih banyak menekankan kepada masalah, isu, aspirasi, tuntutan, dan kepentingan nasional. Secara keseluruhan tanpa memandang sekat-sekat geografis atau ikatan primordial seperti agama, budaya, dan suku bangsa. Sebagai contoh, konflik Aceh, kerusuhan Ambon, isu-isu penegakan hukum, demokratisasi, hak asasi manusia, keadilan dan kesejahteraan. Senantiasa menjadi sorotan pers nasional. Isu-isu semacam itu bahkan tidak hanya berlaku secara nasional tetapi juga menjangkau wilayah serta kepentingan masyarakat global secara universal.
5. Pers Internasional
Hadir di sejumlah negara dengan menggunakan teknologi sistem cetak jarak jauh dengan pola pengembangan zona atau wilayah. Sebagai contoh, kita di Indonesia membaca majalah Times, Newsweek atau surat kabar harian International Herald Tribune edisi Asia. Sementara warga Inggris menikmati Times atau International Herald Tribune edisi Eropa. Cover story (cerita sampul) tentang presiden kita, misalnya, tidak akan ditemukan untuk Times edisi Eropa. Karena di sana presiden kita, menurut perspektif berita, tidak laku dijual. Boleh jadi, cover story edisi Eropa justru mengangkat temuan terbaru sekitar misteri kematian Puteri Diana.
Wilayah sirkulasi pers internasional lebih banyak terpusat di ibu kota negara dan beberapa kota besar negara setempat. Masuk dalam satelit pengaruhnya, baik secara politis maupun secara industri dan bisnis. Surat kabar International Herald Tribune misalnya, hanya beredar di lingkungan terbatas di Batam, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Surat kabar ini dicetak dengan menggunakan sistem cetak jarak jauh di salah satu percetakan terkemuka di Jakarta.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai lima jenis wilayah dan sirkulasi pers. Bagaimana menurutmu ? komen dibawah ya!