Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup berdampingan, dan berinteraksi dengan manusia lain di dalam sebuah lingkungan yang disebut masyarakat. Selain itu, manusia adalah individu-individu yang bisa berpikir dan bertindak secara independen dalam merespons situasi yang ada di sekitarnya. Cara pandang manusia terhadap situasi dalam lingkungan sosialnya inilah yang kemudian disebut sebagai opini atau pendapat. Sebuah opini pada akhirnya akan dimanifestasikan dalam bentuk sikap, pilihan, dan tindakan dari individu secara perseorangan maupun kelompok.
Opini publik didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan pribadi atau kelompok terhadap suatu hal atau fenomena tertentu.Pada penerapannya, opini publik memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan mengubah kehidupan sosial bermasyarakat. Dari sini kita akan melihat bagaimana opini publik mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Hal itu bisa dilihat dari tiga ranah kekuatan opini publik yakni, sosiologis, psikologis, dan secara politis. Dilansir dari buku Opini Publik (2019), berikut dibawah ini adalah penjelasan mengenai tiga kekuatan opini publik dalam aspek kehidupan. Simak yuk!
3 Kekuatan Opini Publik dalam Aspek Kehidupan
1. Sosiologis
Dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu memelihara dan meningkatkan kehidupan yang harmonis di antara sesamanya. Sebagai anggota masyarakat. Manusia juga akan meningkatkan kerja sama dengan manusia lain sebagai anggota kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuannya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Tindakan-tindakan manusia dalam memelihara kehidupan itu akan berpengaruh terhadap kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Karena itu, dalam berhubungan dengan manusia lain tindakan-tindakan manusia itu perlu memperhatikan lingkungan yang berhubungan dengan permasalahan yang timbul. Hal itu terjadi karena setiap manusia mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan yang muncul.
Pengaruh kelompok atau organisasi juga akan turut mewarnai pandangannya terhadap masalah-masalah yang menimpanya, apalagi jika masalah itu mengandung hal yang kontroversial. Persoalan atau masalah yang dapat menimbulkan bermacam opini itu biasanya berhubungan dengan masalah lainnya karena krisis juga menimbulkan menyangkut kepentingan umum. Krisis tidak berdiri sendiri, tetapi pengaruh pada bidang-bidang lainnya. Berbagai masalah dalam kehidupan sosial bisa mendatangkan perbedaan-perbedaan opini jika muncul atau dibicarakan orang.
Persoalan-persoalan sosial menyebabkan timbulnya opini di kalangan masyarakat yang secara sosiologis tidak bisa selesai dalam waktu yang singkat. Timbulnya opini dalam mengatasi permasalahan, akan mengundang banyak opini lain di kalangan para pakar. Selain itu, opini publik yang didukung oleh kelompok-kelompok lain di luar kelompoknya sendiri. Tentunya akan memberikan kekuatan terhadap individu atau kelompok dalam merespons permasalahan yang ada. Sementara persoalan itu sendiri sampai saat ini belum terpecahkan. Imbasnya di bidang sosial makin terasa, dan hal ini menyebabkan timbul kembali permasalahan-permasalahan sosial serta budaya yang lain. Karena itu, opini publik secara sosiologis mempunyai kekuatan di masyarakat. Karena setiap individu atau kelompok masing-masing akan berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain.
- Baca Juga : 4 Faktor Pembentukan Citra Sebuah Perusahaan
- Baca Juga : 5 Fungsi Utama Pers beserta Karakteristiknya
2. Psikologis
Menurut Leonard Dobb (1950), opini publik merupakan sikap orang-orang mengenai suatu hal atau peristiwa. Sikapnya bisa bersifat pribadi maupun kelompok. Menurut Dobb, jelas bahwa dalam sikap seseorang pasti akan turut berpengaruh keseluruhan latar belakang orang tersebut. Dengan demikian, jika seseorang akan melahirkan opini terhadap suatu permasalahan. Sikap orang tersebut adalah hasil rangsangan dari dalam
dirinya sendiri sehingga apa pun dari orang itu. Misalnya pendidikan pengalaman, perasaan, dan pengetahuannya akan turut memberi warna terhadap opininya. Kemudian, opini yang dihasilkan dari sekumpulan orang itu bisa berubah menjadi opini publik.
Astrid Soesanto (1975) menyatakan bahwa manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mendasarkan tindakannya sebanyak mungkin atas pendapat umum (opini publik). Menurutnya, antara opini publik dan sikap-sikap pribadi mempunyai hubungan yang erat. Pengalaman pribadi manusia menentukan sikapnya, dan sikapnya itu bergantung juga pada pengalaman yang terjadi di dalam masyarakatanya sendiri. Yaitu lingkungan yang memberi norma-norma tentang segala sesuatu yang benar dan salah pada individu. Jadi, secara psikologis sikap seseorang akan memengaruhi segala opini yang dihasilkannya.
Opini publik muncul jika ada permasalahan atau persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak atau kelompok tertentu. Masalahnya itu sendiri yang menghendaki pemecahan yang segera. Karena jika masalah yang timbul itu tidak diselesaikan, akan menyebabkan masalah-masalah lain yang lebih rumit dan kompleks. Permasalahan yang menyebabkan adanya individu-individu yang merasa kurang puas/tidak senang terhadap masalah yang muncul mengakibatkan timbulnya opini yang juga bermacam-macam.
3. Politis
Dalam lingkup politik, opini publik dapat dibentuk oleh perilaku tokoh-tokoh politik. Kemampuan berkomunikasi para tokoh politik merupakan kunci pokok keberhasilan membentuk opini publik & berbagai lapisan masyarakat. Pihak pemerintah tentu selalu menginginkan adanya opini publik yang mendukung segala kebijakan pemerintah. Karena dengan segala usaha akan selalu menciptakan suasana seperti yang diharapkannya. Hal itu dilakukan pemerintah agar masyarakat pada umumnya tetap mendukung dan melaksanakan semua program yang telah disiapkan yang ditetapkan melalui undang-undang. Pemerintah mengharapkan agar publik yang mempunyai kekuatan dalam opininya tetap berpihak dan mau menjalankan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha-usaha pembangunan.
Dalam perspektif penyelenggara negara. Opini dari individu- individu yang dominan dalam masyarakat yang kemudian menjadi opini publik perlu dipertahankan agar tetap dapat mendukung pemerintah. Publik yang dimaksud dalam kegiatan politik, misalnya kaum cendekiawan yang kebanyakan berasal dari kampus, kaum profesional sesuai dengan bidangnya. Pemuka agama dengan organisasi keagamaanya, kaum wanita dengan organisasinya, dan sebagainya. Opini dari publik-publik khusus tersebut tidak bisa diabaikan oleh pemerintah Menyepelekan opini dari mereka bisa mengakibatkan kurangnya dukungan.
Pemerintah dengan aparat terkait tinggal meneliti dan mempelajari opini-opini tersebut, kemudian menyusun program perbaikan atau cara-cara penanggulangan dengan segera. Respons yang positif dan pemerintah secara terbuka diperlukan agar publik yang memberikan opininya merasa diperhatikan. Memang ada opini publik dari kelompok kelompok khusus itu tidak selamanya didukung oleh fakta yang benar. Tetapi itu tidak menjadi persoalan karena opini itu bukan suatu fakta kebenarannya perlu diteliti.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai tiga kekuatan opini publik dalam aspek kehidupan. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa komen dibawah ya!
- Baca Juga : 7 Ciri-ciri Komunikasi Massa Menurut para Ahli
- Baca Juga : Pengertian dan Sejarah Perkembangan Opini Publik