Ada dua macam proses yang dapat digunakan untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Proses yang pertama dinamakan “berpikir kritis-rasional” dan cara yang kedua adalah “penelitian ilmiah” (scientific research). Cara-cara berpikir kritis-rasional merupakan cara-cara perburuan kebenaran melalui pendekatan-pendekatan ilmiah. Secara sadar atau tidak bahwa cara berpikir kritis-rasional adalah asal mula gagasan mengenai proses penelitian ilmiah. Walaupun demikian, kritik-rasional dan penelitian ilmiah memiliki perbedaan prosedur dan proses satu dengan lain. Yakni berbeda bobot keilmiahan masing-masing, dan inilah yang akan dibicarakan kemudian. Berdasarkan sumber buku Penelitian Kualitatif Edisi ke-2 (2007). Berikut adalah pemaparan mengenai berpikir kritis rasional dalam penelitian. Simak dibawah ini, yuk!
Baca juga : Populasi dan Sampel dalam Penelitian Kuantitatif
Berpikir Kritis Rasional dalam Penelitian
Akal budi manusia memberi konsekuensi terhadap kemampuan manusia untuk berpikir. Karena itu, berpikir adalah salah satu aktivitas batiniah manusia. Dengan demikian akal menuntun manusia untuk berpikir, dan berpikir dengan sesungguhnya menggunakan proses berpikir. Kemudian menghubungkan satu hal dengan hal lainnya, menggunakan objek berpikir dan menghubungkannya dengan objek lainnya. Serta membuat tesa dan mengkajinya dengan antitesa, lalu menghasilkan tesis. Maka proses ini dinamakan proses berpikir kritis-rasional.
Pengakuan terhadap cara berpikir kritis-rasional ini karena kemampuan berpikir semacam ini telah banyak menghasil kan kebenaran. Meskipun kemudian belum tentu diakui sebagai produk ilmiah. Ada dua jalan yang dapat ditempuh dalam menggunakan cara berpikir rasional untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan. Cara-cara itu adalah berpikir analitis dan berpikir sintetis, sebagai berikut.
Berpikir Analitis
Pada berpikir analitis dinamakan pula berpikir deduktif. Karena orang membangun pola pikir dengan cara bertolak dari hal-hal yang bersifat umum-dari pengetahuan, teori-teori. Ataupun hukum-hukum, dan dalil-dalil. Kemudian membentuk proposisi-proposisi dalam silogisme tertentu. Oleh karena itu, perburuan-perburuan kebenaran dilakukan hanya dengan duduk dibelakang meja. Selanjutnya kemudian menemukan kebenaran itu, yaitu kebenaran deduktif.
Berpikir Sintetis
Bertolak belakang dengan jalan pikiran yang digunakan pada model berpikir deduktif. Pada berpikir sintetis berangkat dari fakta-fakta, data-data, kasus-kasus individual. Serta pengetahuan-pengetahuan yang bersifat khusus, menuju pada konklusi yang umum.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai konsep berpikir kritis rasional dalam penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat, dan jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca juga : Kebenaran melalui Penelitian Ilmiah