Konsep Public Relations (PR) sangat dekat dengan kehidupan sosial. Antara PR dan perusahaan pun mempunyai irisan yang sama, yaitu terkait citra dan reputasi. Kemudian konsep PR sendiri memuat prinsip kemanusiaan. Termasuk menghargai hak dasar manusia dan mengedepankan etika dan moral.
Berdasarkan sumber buku Public Relations (2016). Berikut adalah penjelasan mengenai konsep dasar Public Relation. Simak dibawah ini, ya!
Baca Juga : Mengenal 5 Jenis dan Kelompok Stakeholder di dalam Perusahaan
Public relations dan Humas
Hubungan masyarakat (humas) merupakan terjemahan bebas dari Public Relations. Kata public yang diartikan sebagai ‘masyarakat’ sebenarnya kurang tepat. Alasannya, masyarakat mempunyai cakupan yang amat luas, bersifat heterogen dan tidak terkait satu sama lain. Mari kita bandingkan dengan, misalnya makna kata publik dalam public opinion, public speaking, public figure, public sphare dan public corner.
Makna public dalam istilah tersebut tentu berbeda-beda, yakni heterogen dan tidak terkait satu sama lain. Sementara itu, makna public dalam kata public relations mempunyai makna homogen dan lebih spesifik. PR sendiri dapat diartikan sebagai bagian kelompok masyarakat yang memiliki minat. Perhatian dan kepentingan yang sama terhadap suatu objek, institusi, organisasi atau lembaga tertentu. Keterkaitan antara institusi dengan yang terlibat dan mempunyai kepentingan tertentu. Baik secara individual maupun kolektif menjadi perhatian dalam public relations. Keterkaitan antara organisasi dengan publik dapat menyangkut hubungan kedekatan psikologis emosional, hubungan kedekatan tempat (locality), kepentingan ekonomi bisnis dan sebagainya.
Sementara itu, kesalahan juga terjadi terkait pemahaman humas dengan PR. Istilah humas seolah-olah domain instansi pemerintah, sedangkan PR domain swasta. Alasannya, humas dinilai tidak memiliki target audience yang spesifik. Serta alasannya, masyarakat berkonotasi orang-orang yang tersebar, impersonal, heterogen dan tidak semua terkait dengan kepentingan swasta. Istilah PR dimaknai lebih fokus, yaitu terkait, mempunyai kepentingan, minat, perhatian langsung atau tidak langsung dengan aktivitas sebuah organisasi.
Perbedaan tersebut dicerminkan oleh asosiasi yang dilahirkannya. Misalnya, orang-orang PR membentuk PRSI (Perhimpunan Public Relations Indonesia) untuk tingkat nasional. Untuk tingkat internasional, terdapat asosiasi International Public relations Association (IPRA). Sementara itu, orang-orang humas (instansi pemerintah) mendirikan PERHUMAS atau BAKOHUMAS. Meskipun dimaknai berbeda, PR sudah jamak diartikan sebagai hubungan masyarakat. Namun, meskipun terdapat perbedaan, sudah seharusnya kita tidak mempertentangkan kedua istilah tersebut. Kedua istilah tersebut tetap berusaha menjembatani organisasi dan publik.
Perbedaan Praktik Kerja PR dan Humas di Masyarakat
Sayangnya, dalam praktik di masyarakat, PR dan humas mempunyai perbedaan tentang kinerja. PR perusahaan swasta dengan nama besar misalnya. Biasa menyusun program kerja disertai strategi dan anggaran yang besar untuk mendukung kerja mereka. Perusahaan tidak keberatan mengeluarkan dana besar untuk menggelar suatu event berskala internasional. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan perhatian publik.
Selain aktif menggelar promosi, para Public relations Officer (PRO) bekerja secara profesional. Terutama mengantisipasi kesalahpahaman antara perusahaan dengan publik. Sebelum menampung kritikan dari publik. PRO berusaha memberikan penerangan yang jujur dan objektif supaya publik dapat mengerti dan memahami. Tujuannya, supaya tidak ada resistensi dari publik ketika program perusahaan berjalan. Respons cepat dari PR perusahaan swasta dapat meredam kemungkinan terburuk yang mungkin menimpa perusahaan.
Pandangan berbeda terjadi untuk humas yang cenderung dihubungkan dengan instansi pemerintah. Humas tersebut dipandang pasif ketika menghadapi opini dan sikap publik. Kemudian, humas terkesan memberikan respons setelah ada kritik, bahkan resistensi. Misalnya, humas baru merespons setelah terjadi konflik, pemogokan, demonstrasi bahkan setelah timbul kerusuhan.
Kinerja humas pemerintah terkesan seolah-olah hanya membuat release. Kemudian mengadakan jumpa pers, menangkis informasi bernada negatif, mengkliping koran, dokumentasi dan sebagainya. Tidak jarang humas dipandang tidak mempunyai perencanaan yang melibatkan profesional. Serta tidak mempunyai program kerja yang sistematis. Padahal, esensi “hubungan” dengan “masyarakat” bersifat dua arah.
Di samping itu, pengertian relations juga bermakna bahwa pihak humas harus mengupayakan sarana dan mekanisme saluran informasi. Hal ini menyangkut arus informasi dari jajaran top manajemen kepada bawahannya (top down). Dari bawah (karyawan internal) ke pihak pimpinan (bottom up), maupun komunikasi secara horizontal internal. Dari sini sebuah relations dibangun, diciptakan dan dikembangkan menjadi hubungan harmonis dan saling menguntungkan.
Kesalahpahaman Tentang Public relations
Beberapa pemahaman yang keliru beredar dalam masyarakat terkait.pengertian PR. Berikut beberapa persepsi tentang PR:
1. Personal Relation
Untuk menjadi praktisi PR harus memiliki kemampuan membina hubungan secara pribadi. Hal ini tidak seluruhnya salah, tetapi bukan.itu saja tugas PR.
Baca Juga : 9 Produk Penulisan Naskah Public Relation, Calon PR Wajib Tahu!
2. Propaganda
Memang, akar PR adalah perang. Pada masa perang, tugas PR adalah mengirim pesan yang salah untuk mematahkan semangat lawan. Propaganda dilakukan demi kepentingan dan kemenangan satu pihak.
3. Publisitas
Hal ini sering terlihat pada lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah lebih banyak menggunakan PR sebagai press relations. Yang tugasnya hanya mempublikasikan kebijakan pemerintah, menyusun jadwal temu wartawan. Kemudian membawa wartawan turut kunjungan ke daerah-daerah.
4. Iklan Gratis
Berita yang dimuat di media sering dianggap sebagai iklan gratis. Oleh sebab itu, banyak praktisi pemasaran berupaya memanfaatkan publikasi pers. Untuk mendapatkan keuntungan beriklan secara gratis. Padahal, bukan itu tujuan PR dan berita dibuat.
Baca Juga : Yuk, Ketahui 5 Komponen dalam Komunikasi serta Hambatannya!
5. Menjual Senyum
Jika hanya “menjual senyum”, maka sebuah perusahaan pasti pasti akan kehilangan pamornya. Apalagi pada masa krisis. Salah satu pemberitaan yang sempat ramai sekitar 1 tahun adalah PR yang disamakan seperti “hostes”. Memang, berita tersebut tidak diangkat media terkemuka. Namun, paling tidak anggapan negatif tersebut masih tertancap di benak pembuat berita.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai konsep dasar dari Public Relations. Bagi kamu yang berminat untuk menjadi seorang profesional PR, kini Vocasia hadir dengan kursus Public Relation Masterclass. Kursus ini memberikan kamu akses full seumur hidup, lho. Yuk buruan gabung, cek info selengkapnya disini, ya!