Sebagian menganggap bahwa iklim dan budaya organisasi tidak berbeda. Sementara sebagian lainnya menganggap bahwa secara konseptual keduanya berbeda. Bahkan ada sebagian yang lain lagi yang mencoba mengintegrasikan konsep iklim organisasi, dan budaya organisasi. Dengan satu asumsi bahwa keduanya berbeda hanya karena sudut pandang yang berbeda. Sehingga kedua konsep tersebut sesungguhnya bisa disatukan.
Berdasarkan sumber buku Komunikasi Organisasi Lengkap (2014). Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara budaya organisasi dengan iklim organisasi.
- Baca Juga : Definisi dan Konsep Kunci dari Komunikasi Organisasi
- Baca Juga : 4 Aliran Komunikasi Formal dalam Organisasi
Perbedaan antara Budaya Organisasi dengan Iklim Organisasi
Berbeda dengan konsep budaya organisasi yang berakar pada disiplin ilmu antropologi dan sosiologi. Domain konsep iklim organisasi adalah disiplin ilmu psikologi. Secara historis, konsep iklim organisasi sudah mulai dikenal dalam lingkup bidang studi psikologi industri sejak tahun 1939. Melalui tulisan Lewin, Lippit, dan White. Yang berjudul Patterns of aggressive behavior in experimentally created social climates. Meski pada saat itu Lewin Lippit dan White belum memberi definisi maupun ukuran-ukuran atau dimensi iklim organisasi. Bahkan kata iklim masih dalam tanda petik. Namun bisa dikatakan bahwa tulisan di atas yang intinya membahas hubungan antara gaya kepemimpinan. Dengan iklim sosial merupakan awal dan munculnya konsep iklim organisasi.
Biasanya, iklim organisasi dipahami sebagai satu set kondisi organisasi yang bersifat objektif. Sebagai interpretasi individual yang bersifat subyektif, dan sebagai karakteristik sebuah organisasi. Buku kedua adalah Motivation and organizational climate, ditulis oleh Litwin dan Stringer. Disini Litwin dan Stringer, mengatakan bahwa iklim organisasi memiliki 9 dimensi yaitu. Struktur, reward, risiko, warmth, support, standard conflict, dan identity.
Terlepas masih adanya perbedaan dalam memahami iklim organisasi. Sejak kedua buku di atas diterbitkan. Tulisan tentang iklim organisasi terus bermunculan pada lingkup bidang studi organisasi. Bahkan seperti dikatakan Reichers dan Schneider, pada awal tahun 1980-an. Ketika konsep budaya organisasi baru mulai diperkenalkan, konsep iklim organisasi sudah mencapai tahap kemapanan. Namun setelah itu perhatian para teoritisi organisasi terhadap konsep iklim organisasi cenderung menurun.
Penyebabnya barangkali karena mereka mulai mengalihkan perhatiannya pada bidang studi baru-budaya organisasi. Karena sejak semula studi iklim organisasi berakibat pada disiplin ilmu psikologi. Maka sangat tidak mengherankan jika penelitian-penelitian yang berkaitan dengan iklim organisasi. Pada umumnya menggunakan pendekatan yang biasa digunakan dalam penelitian psikologi.
Perbandingan antara Budaya Organisasi dengan Iklim Organisasi
Dibandingkan iklim organisasi, konsep budaya organisasi memiliki sejarah perkembangan yang berbeda. Sebagaimana kita ketahui, konsep budaya organisasi mengakar pada disiplin ilmu antropologi ilmu sosiologi. Kedua disiplin ini menggunakan logika yang berbeda dibandingkan dengan disiplin psikologi dalam memahami manusia dan lingkungannya. Jika disiplin psikologi cenderung memahami manusia sebagai individu. Maka antropologi dan sosiologi memahami manusia sebagai bagian dan lingkungan (masyarakat) yang tidak dapat dipisahkan.
Oleh karenanya penelitian budaya organisasi yang berakibat pada disiplin antropologi dan sosiologi. Cenderung menggunakan teori konstruksi sosial (social construction theory) sebagai landasannya. Aplikasi dan teori ini menegaskan bahwa fenomena lingkungan internal organisasi. Hanya bisa dijelaskan dengan menganggap bahwa organisasi adalah sebuah sistem sosial dengan segala atribut-atributnya.
Penutup
Kesimpulannya, baik iklim maupun budaya organisasi sesungguhnya berupaya untuk mengungkap hubungan antara aktor (orang-orang di dalam organisasi). Dengan lingkungan internalnya meski cara yang digunakan untuk mengungkapkannya berbeda. ltulah sebabnya ada sekelompok teoritis seperti Denison misalnya yang mengakui. Bahwa terdapat perbedaan antara konsep iklim dan budaya organisasi. Namun di saat yang sama mereka juga mengakui bahwa perbedaan tersebut hanya karena perbedaan perspektif. Tetapi esensi kedua konsep tersebut sesungguhnya sama.
Dalam pandangan mereka terjadi overlapping antara konsep iklim dan budaya. Sehingga keduanya perlu diintegrasikan. Salah satu alasan mengapa kedua konsep tersebut perlu diintegrasikan adalah adanya pergeseran metode yang digunakan dalam penelitian budaya organisasi. Jika selama ini model penelitian budaya organisasi dengan pendekatan kuantitatif dianggap tabu, sekarang sudah tidak lagi. Tidak adanya halangan untuk menggunakan metode kuantitatif. Bisa diartikan pula bahwa penelitian budaya organisasi hampir tidak ada bedanya dengan penelitian iklim organisasi.
Denison, salah satu seorang teoritis organisasi mewakili kelompok integrator. Lebih jauh mengatakan bahwa kesamaan antara budaya dan iklim organisasi bukan hanya tampak dipermukaan. Tetapi juga sampai pada isu-isu sentral dari kedua teori tersebut. Content dan substansinya, metodologi dan epistemologinya, serta yang melandasinya. Pandangan Denison yang menegaskan tentang kesamaan konsep iklim dan budaya organisasi dan berbeda hanya perspektifnya saja. Karena fenomena organisasi, bagi kedua konsep ini tidak didefinisikan dengan cara berbeda. Baik iklim maupun budaya organisasi memberikan perhatian yang sama, pada lingkungan internal organisasi.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai perbedaan antara budaya organisasi dengan iklim organisasi. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel lainnya, ya!