Apakah kamu pernah mengalami kesulitan dalam mememtakan ide sebuah produk? Bagi kamu yang bekerja menjadi product development atau desain produk pasti sibuk dalam mempersiapkan perencanaan dan dokumen-dokumen produk yang akan dibuat. Dokumen-dokumen yang berkaitan tentang desain produk dan berbagai hal terkait produk tadi umum disebut product requirement document atau PRD.
Lalu apa itu PRD?, apa fungsi dari PRD itu sendiri? Jika kamu belum memahami tentang PRD, simak penjelasan berikut!
Pengertian Product Requirement Document (PRD)
Dilansir Productplan PRD dapat didefinisikan sebagai dokumen persyaratan produk di mana hal itu digunakan untuk mengomunikasikan kemampuan apa yang harus disertakan dalam rilisan produk kepada tim pengembang dan pengujian. PRD umumnya lebih banyak digunakan dalam konteks metode waterfall di mana definisi produk, desain, dan pengiriman produk dilakukan secara bertahap dan berurutan.
Product Requirement Document atau PRD adalah adalah dokumentasi yang dibuat oleh Product Manager dalam proses pengembangan produk, untuk mengkomunikasikan detail fitur atau kapabilitas dari produk yang akan dirilis. Secara khusus, PRD berisi tentang strategi, fungsionalitas, rancangan, dan tujuan produk secara menyeluruh. Hal ini perlu dipahami oleh manajer produksi dan seluruh tim pengembang produk.
Baca juga: Belajar Mengenal User Persona Dalam Desain Produk
Aspek Penting Dalam PRD
1. Tujuan
Fungsi utama dalam PRD adalah menjelaskan produk yang akan dibuat, dimulai dari tujuan, fitur dan kegunaannya. Oleh karena itu, tujuan adalah kompenen penting dalam PRD. Ka,u harus tahu alasan membuat produk ini beserta tujuannya
2. Fitur
Aspek berikutnya yang juga penting adalah menjelaskan setiap fitur dalam PRD. Bahkan fitur kecil pun harus dijelaskan agar pengembangan produk lebih optimal. Contoh atau gambaran yang sekiranya dapat mempermudah, seperti ahli gizi yang berperan penting dalam memproduksi makanan merk A.
3. UX Flow
PRD juga wajib memiliki catatan UX (user experience) flow, untuk menggambarkan workflow desain secara keseluruhan. Memang, mayoritas orang baru mengurus desain UX dari fitur-fitur di dalam situs setelah PRD disetujui. Akan tetapi, ada baiknya komponen ini dimasukkan terlebih dahulu. Dengan begitu, product manager bisa memastikan bahwa tujuan untuk peluncuran produk sudah terpenuhi.
4. Persyaratan Sistem atau Lingkungan
Komponen lain yang harus ada dalam product requirement document adalah persyaratan sistem atau lingkungan.Apakah produk ini nantinya akan dijalankan di sistem pengoperasian Windows, atau hanya di Safari dan Firefox saja. Apakah user bisa melakukan navigasi dengan satu jari dalam moda mobile? Dalam komponen ini, semua hal tersebut dipastikan sudah ada rincian dan kejelasannya.
5. Asumsi, Batasan, dan Ketergantungan
Komponen kelima adalah asumsi, batasan atau tantangan, dan juga ketergantungan yang ada. Isi komponen ini dalam product requirement document adalah daftar perkiraan perilaku user, tantangan yang ada, dan elemen yang membuat desain produk fungsional. Contoh elemen yang dimaksud adalah ketergantungan pada Google Maps untuk memberi arahan, ketika kamu membuat aplikasi untuk pejalan kaki.
Baca juga: 7 Kemasan Ramah Lingkungan Yang Buat Produkmu Makin Keren
Fungsi Product Requirement Document (PRD)
Selain berperan penting dalam pengelolaan dan pengembangan produk, PRD juga memiliki fungsi lain diantarany:
- PRD menggabungkan setiap langkah dalam gambaran lengkap dari suatu produk dengan pilihan untuk memasukkan atau mengecualikan beberapa fitur dan mendeteksi potensi masalah di waktu yang tepat
- PRD membantu visualisasi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengembangan proyek atau produk
- PRD membantu tim pengembang untuk memahami anggaran yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk
- PRD secara khusus membantu mewujudkan sinergi dan rasa pengertian yang komprehensif antara klien dengan tim pengembang
Perbedaan PRD dengan MRD
Meski seringkali tertukar, namun sejatinya PRD dan MRD (Marketing Requairement Document) amatalah berbeda. Secara definisi, MRD merupakan dokumen yang menggambarkan peluang pasar secara menyeluruh. Hal ini meliputi ukuran pasa, jenis pelanggan atau target, dan pesaing.
MRD juga berfungsi untuk membantu manajer produk dalam proses konsolidasi riset pasar, sehingga hal ini dapat merujuk pada keinginan dan kebutuhan pelanggan dari produk yang akan dibangun.
Tips Membuat Product Requirement Document (PRD)
1. Diskusi dan sinergi
Seperti yang telah dijelaskan sebeleumnya bahwa subjek dari PRD adalah klien dan juga tim pengembang. Sebelum proses pengembangan dilakukan, membuat PRD harus dikembangkan dan disepakati bersama. Adanya kesepakatan antar pihak dapat didiskusikan dengan menejer produk, tim pengembang, dan juga klien. Keinginan dan kesesuaian klien perlu disesuaikan juga dengan sumber daya teknis yang dimiliki tim pengembang
2. Pemantapan dan Pembagian Kerja
Seperti halnya pengerjaan proyek secara umum, PRD juga mencakup pemantapan bagian-bagian produk yang akan dikerjakan beserta pembagian tim kerja pada tiap-tiap sub bagian. Adanya pemantapan dan pembagian kerja yang tercantum dalam PRD akan memudahkan tim pengembang untuk fokus pada bagian kerjanya dan meminimalisasi potensi kecacatan atau revisi.
3. Evaluasi
Meski dibuat untuk meminimalisasi revisi, namun PRD bukan berarti tertutup untuk evaluasi. Adanya persyaratan dalam pengembangan produk tentunya juga tetap terdapat risiko di dalamnya. Proses evaluasi dilakukan dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah dan kesepakatan antar pihak agar perbaikan yang dilakukan tidak keluar dari jalur produksi.
Baca juga: 8 Tips Membuat Desain Kemasan Yang Baik Dan Menarik
Nah, itu dia penjelasan mengenai Product Requairement Manager atau PRD. Semoga bermanfaat.