Perspektif implementasi teknologi komunikasi bisa berlaku untuk individu, kelompok, atau organisasi. Teruntuk implementasi bagi orgabisasi atau lembaga, pernah dikemukakan oleh para ahli. Yaitu Louis G Tornatzky dan Mitchel Fleischer dalam The Process of Technological. Mereka membagi proses implementasi kedalam tiga bagian. Dikutip dari sumber buku Perkembangan Teknologi Komunikasi (2017). Berikut adalah penjelasannya, simak yuk!
Baca Juga : 10 Fungsi Komunikasi Massa Menurut para Ahli
Implementasi Teknologi bagi Organisasi
1. Manajemen Sistem
Proses manajemen sistem adalah implementasi teknologi sebagai upaya untuk mengoptimalkan hasil sistem organisasi. Dalam tataran tertentu, pandangan ini berasal dari perkembangan teori sistem yang terbuka. Dalam konteks ini perubahan dianggap sebagai proses yang turun dari atas.
Pendapat Tornatzky dan Fleischer itu bisa dijelaskan lebih lanjut begini, implementasi teknologi ini perlu dilakukan. Agar sistem organisasi bisa berjalan lebih baik. Jika, sistem berjalan dengan baik, maka semua pun akan berjalan baik pula. Kalau orientasi organisasi pada keuntungan, maka penerapan teknologi penting dilakukan agar tercapai laba yang lebih banyak.
Sebuah manajemen sistem di perusahaan, selama ini mengaplikasikan presensi karyawan dengan mencatat dan tandatangan secara manual (fisik). Jika suatu saat ditemukan presensi dengan sidik jari dan itu dianggap lebih efisiensi bagi sistem teknologi. Alhasil sidik jari itu perlu diimplementasikan.
2. Proses Birokrasi
Di dalam proses ini, implementasi teknologi komunikasi merupakan sebuah upaya untuk mengubah kebijakan sebuah lembaga. Berdasarkan persepsi manajemen puncak. Perubahan ditentukan pembuat dan pengambilan keputusan paling tinggi. Jika dijelaskan lebih konkret pendapat Tornatzky dan Fleischer ini. Mengungkapkan bahwa sebuah implementasi pada tingkat manajemen organisasi hanya bisa dilakukan kalau ada instruksi dari atasan. Jadi jika, manajer menghendaki implementasi teknologi, semua akan mengikuti kebijakan manajer itu. Tetapi akan sebaliknya tidak akan bisa diimplementasikan. Apabila manajer tidak menghendaki. Proses karenanya berjalan top down (dari atas ke bawah).
3. Pengembangan Organisasi
Artinya, implementasi teknologi komunikasi merupakan usaha untuk memenuhi keinginan individu dan komunitas. Serta muncul karena dorongan untuk meningkatkan partisipasi. Pendapat Tornatzky dan Fleischer tersebut mengungkapkan, implementasi itu terjadi karena keinginan individu dan komunitas, bukan atasan. Keinginan tentu tumbuh karena kesadaran masing-masing individu bahwa implementasi teknologi baru itu penting dilakukan. Karena keinginan individu atau komunitas berarti adanya kemauan mereka untuk ikut terlibat lebih banyak dalam proses partisipasi.
4. Konflik/Tawar-Menawar
Di sini implementasi teknologi komunikasi merupakan proses hasil tawar-menawar yang pada akhirnya menghasilkan jalan keluar kompromistis. Sebagaimana diketahui, setiap penerapan teknologi baru menimbulkan pertentangan bagi individu atau lembaga. Perbedaan akan diimplementasikannya teknologi hanya berhenti setelah diterapkan. Itu pun hasil kesepakatan bersama. Konflik akibat perbedaan implementasi teknologi seringkali diperlukan. Supaya penerapan teknologi tersebut benar-benar melalui pemikiran yang dalam. Bukan atas desakan atasan, pengambil kebijakan, atau lingkungan sekitar.
Dari perspektif implementasi teknologi di atas lahirlah empat perspektif implementasi teknologi komunikasi. Sebagaimana dikatakan Tornatzky dan Fleischer. Berikut adalah penjelasannya.
Teknosentrik
Penerapan perspektif ini menempatkan teknologi sebagai kekuatan yang mendorong terciptanya perubahan. Disini, teknologi dianggap sebagai faktor dominan dalam proses implementasi teknologi komunikasi. Tidak heran bila perspektif ini lebih terfokus pada kapasitas dan ketersediaan teknologi komunikasi. Ketimbang kebutuhan pengguna teknologi komunikasi sendiri. Jika dijelaskan lebih lanjut, bisa dikatakan, bahwa faktor perkembangan teknologi yang lebih maju mendorong implementasi.
Sosiosentrik
Kalau, perspektif ini merupakan kebalikan dari perspektif teknosentrik. Apabila perspektif teknosentrik berfokus pada teknologi. Maka perspektif sosiometrik berfokus pada situasi sosial yang ada pada sebuah lembaga/organisasi. Munculnya perspektif ini berkat penerapan ilmu-ilmu sosial, terutama sosiologi.
Konflik
Pada perspektif ini menempatkan konflik sebagai sesuatu yang melekat pada proses pengambilan keputusan. la beranggapan bahwa terdapat beberapa sumber kekuatan lembaga/organisasi dalam implementasi kebijakan. Semua kekuatan ini, diperlukan dengan penyelesaian politik. Maka penyelesaian politik inilah kelak yang menyebabkan lahirnya keinginan untuk mengimplementasikan teknologi komunikasi.
Bisa jadi dalam masyarakat, ada dua pihak yang berbeda pendapat soal implementasi teknologi. Jika tidak tercapai kesepakatan, maka penyelesaian secara politik sangat dimungkinkan terjadi. Penyelesaian konflik secara politik bisa dimenangkan oleh kelompok mayoritas. Kelompok mayoritas tersebut berkuasa pada komunitas tertentu. Atas penyelesaian konflik itu, tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Namun demikian kekuatan mayoritas menjadi pilihan terakhir bagi penyelesaian konflik politik yang muncul.
Desain Sistem
Merupakan kombinasi ketiga perspektif terdahulu. Dengan kata lain, mengintegrasikan fokus ketiga perspektif terdahulu. Mulai dari teknologi, sistem sosial, dan politik. Karena itu, perspektif ini lebih dikenal dengan nama siklus kehidupan sistem. Bisa dijelaskan lebih lanjut, jika akan ada implementasi teknologi komunikasi. Penerapannya akan menggabungkan tiga kepentingan antara teknologi komunikasi itu sendiri, sistem sosial, dan politik. Kegiatannya mempunyai tuntutan, kepentingan dan tujuan berbeda-beda.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai proses implementasi teknologi bagi organisasi. Semoga artikel ini bermanfaat. Cek postingan lainnya juga, ya!
Baca Juga : 5 Kegiatan ini Bisa Membangun Self Awareness (Kesadaran Diri)