Siapa sih yang tidak suka dengan puisi? Kadang ketika membaca atau mendengarkan puisi, seseorang bisa sampai terbawa perasaan, lho. Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Bahkan terkadang puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya.
Bukan hanya sekedar karya sastra belaka, puisi juga bisa dijadikan sebagai media sederhana untuk mengapresiasi perjuangan pahlawan. Misalnya seperti puisi bertemakan pendidikan yang dapat ditujukan untuk mengenang para pahlawan pendidikan, sebagai ungkapan terima kasih kepada guru-guru yang telah mengabdi di dunia pendidikan, pun bisa sebagai media untuk mengkritisi dunia pendidikan pada dewasa ini.
Nah di bawah ini kami telah rangkumkan 11 contoh puisi pendidikan pendek yang menyentuh hati untuk kamu, lho. Tapi sebelum itu, ada baiknya kamu mengetahui dulu pengertian puisi beserta jenis-jenisnya, yuk!
Baca juga: Hasilkan Karya Terbaik dengan Lakukan 8 Tips Menulis Puisi!
Pengertian Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik. Sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.
Beberapa para ahli dalam bidang sastra telah menjelaskan pengertian puisi, salah satunya adalah H.B Jassin, menurut beliau puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
Adapun ciri-ciri dari puisi secara umum di antaranya sebagai berikut:
- Penggunaan diksi umumnya memiliki unsur yang indah dan berupa diksi kiasan.
- Penggunaan diksi lebih memerhatikan rima serta persajakan agar menghasilkan bunyi yang indah.
- Dalam penulisannya menggunakan bait-bait yang di dalamnya terdiri dari beberapa baris.
- Pengunkapan alur, tokoh, dan sebagainya tidak begitu diperlihatkan.
- Penggunaan diksi majas cukup banyak.
Baca juga: Pengertian Pantun: Jenis dan Contohnya
Jenis-Jenis Puisi
Sebenarnya terdapat beberapa jenis puisi. Nah, kalau jenis-jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, ialah terdiri dari puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Kita bahas satu per satu, ya!
1. Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif terbagi menjadi dua, yaitu balada dan romansa. Perbedaan dari keduanya yaitu kalau balada adalah jenis puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa maupun tokoh pujaan. Contoh puisi balada ini pernah ditulis oleh W.S. Rendra yang berjudul Balada Orang-Orang Tercinta. Sementara romansa adalah jenis puisi yang bercerita tentang kisah percintaan, dan diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.
2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi lirik dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I karya Asrul Sani.
Selanjutnya, serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian serenada ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya W.S. Rendra. Kemudian, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang dapat ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan. Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.
3. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang sebaliknya. Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku. Sementara itu, puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya, puisi yang berjudul Aku Tulis Pamplet Ini karya W.S. Rendra.
Baca juga: Cara Mudah Menulis Cerpen Untuk Pemula
11 Contoh Puisi Pendidikan Pendek Beserta Maknanya
1. Diponegoro – Chairil Anwar, 1943
Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang
Makna puisi diponegoro:
Contoh puisi tentang pendidikan di atas merupakan buah karya tokoh terkenal yakni, Chairil Anwar. Puisi pendidikan moral karakter yang berjudul “Diponegoro” ini menggambarkan mengenai sosok Pangeran Diponegoro yang seolah hidup kembali untuk melawan keadaan genting di masa kini.
Kegentingan di masa kini yang dimaksud tentu saja bukan perang di masa lalu. Bukan perang yang telah dilalui oleh pahlawan nasional tersebut. Akan tetapi, akibat dari situasi itulah yang menjadi titik fokus sang penulis. Sebuah perjuangan melawan penindasan di masa kini. Penulis seolah mengirimkan kembali jiwa dan semangat Pangeran Diponegoro kepada para pemuda ke dalam puisi tersebut.
Jika beliau berbekal pedang dan keris, maka seharusnya para pemuda mampu memiliki senjata berjuang yang tentu menyesuaikan dengan zaman. Yakni, ilmu pengetahuan. Puisi pendidikan karakter moral ini mengajarkan bahwa kita perlu memiliki semangat juang yang membara demi bangsa dan negara.
2. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa – Ruhama, 2019
Kulihat kau berbuat Kutiru apa yang kau buat Kudengar kau berbicara Kuucap apa yang kudengar Kucoba merasakan apa yang kau rasa Meskipun lelahmu tak kau rasa Pahlawanku.. Orang tuaku di sekolah Jangan bosan untuk terus mendidik dan mengajar kami Ilmu yang kau beri menjadikan kami manusia berbudi Menjadikan kami siap menjalani kehidupan Tetaplah menjadi panutan Pahlawan tanpa tanda jasa Tapi jasamu tetap terkenang
Makna puisi pahlawan tanpa tanda jasa:
Puisi di atas bermakna guru yang tidak lepas dari dunia pendidikan karena seorang gurulah yang sangat berjasa dalam mentransfer ilmu. Tidak hanya sekadar mentransfer ilmu, seorang guru juga harus mampu mendidik.
Guru merupakan penolong dalam kegelapan. Guru sendiri adalah profesi yang amat mulia, di mana mengajari setiap murid untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu. Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, harus memiliki kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa.
3. Buku – Andika Risky, 2014
Buku Kau hanyalah benda yang terdiam kau hanyalah barang yang ringan tapi dibalik dirimu.. Terdapat ilmu yang bermanfaat Kuukir ribuan kata-kata Yang terukir dibadanmu Yang terdiam Ku ratapi hidup denganmu Walaupun kau tidak dapat bicara Kau ajarkanku… apa itu sebuah kehidupan Yang bisa mengubah hidupku Ntah bagaimana jika dirimu tidak ada Dunia ini akan menangis Karena kau adalah guru yang terdiam
Makna puisi buku:
Puisi dengan judul “Buku” di atas memiliki pesan di mana buku adalah benda mati, akan tetapi di balik diamnya itu dia mampu memberikan ilmu dan dapat diajak untuk berkomunikasi. Lebih dari itu lewat buku seseorang dapat belajar tentang kehidupan.
Kemudian bayangkan bagaimana apabila buku tidak ada di dunia, mungkin saja mendapatkan ilmu tidak akan semudah seperti saat ini. Untuk itu alangkah baiknya mulailah membiasakan diri membaca buku setiap hari, sebab dengan membaca, wawasan kamu pun akan bertambah.
4. Penaku – Lia Nur Aini, Gunung Kidul
Penaku… Setiap hari kugunakan dirimu Kugoreskan tintamu Kupinjamkan dirimu Kadang kuhabiskan drimu Penaku… Kau ku gunakan untuk mencurahkan isi hatiku Kau ku gunakan untuk mencurahkan ilmuku Dan ku gunakan dirimu untuk menceritakan kisahku Penaku… Kau selalu kubawa kau selalu menemaniku Tetapi… Aku tak pernah berterima kasih padamu Aku tak pernah memperhatikanmu Maafkan aku penaku… Tanpamu aku tak dapat mengisi hidupku
Makna puisi penaku:
Penaku adalah sebuah puisi tentang menuntut ilmu. Di mana menceritakan pena yang digunakan dalam setiap kesempatan, untuk mencurahkan tulisan, mencatat ilmu dan lain sebagainya. Namun kadang manusia lupa atau bahkan tidak pernah berterima kasih pada benda satu ini, padahal jasanya begitu besar.
5. Taman Ilmu – Ruhama, 2019
Taman yang berisi ilmu Taman yang dikunjungi manusia yang haus ilmu Taman yang berisi manusia-manusia bermutu Tak mengenal bangunanmu sekokoh apa Tak mengenal tubuhmu sereot apa Tapi ilmu yang kau tamping Tak pudar dengan segala cecar
Makna puisi taman ilmu:
Taman Ilmu, sebuah puisi pendidikan pendek dan singkat, meskipun begitu puisi ini memiliki makna yang sangat dalam. Di mana Taman Ilmu tersebut ialah sekolah, tempat kita belajar mengais ilmu dari masa kecil, mungkin bisa jadi hingga saat ini. Kenangan-kenangan di Taman Ilmu akan tersusun rapi hingga akhir nanti, sebab tempat itu merupakan tempat kedua setelah tumah untuk belajar.
Baca juga: Meski Pemula, Ikuti 14 Cara Menjadi Penulis Novel Ini Agar Langsung Banyak Pembaca
6. Indah Hariku – Asty Kusumadewi
Di saat semuanya begitu membosankan Kau memberikan sebuah cahaya terang Kau menunjukan bagaimana sebuah ilmu Bermanfaat bagi seluruh muridmu Kau ajarkan angka-angka yang rumit Kau berikan aku segalanya yang belum kutau Aku ingin berterima kasih Kepadamu guruku, guru terbaikku Dengan hadirnya dirimu dalam kehidupanku Dari buta menjadi nyata Aku bisa menulis, mewarnai, dan bercerita Indahnya hariku setelah ilmu yang kau ajarkan padaku Sangatlah bermanfaat bagi duniaku
Makna puisi indah hariku:
Puisi di atas bermakna tentang berterima kasih kepada guru yang telah mengajarkan segala ilmu yang bermanfaat. Menceritakan bagaimana hari-hari indah setelah guru memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa-siswinya.
7. Anak Anak Belajar dari Kehidupannya – Dorothy Law Nalte
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih saynag dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Makna puisi anak-anak belajar dari kehidupannya:
Pesan dari puisi tersebut, bahwa seorang anak akan hidup tergantung bagaimana ia dibesarkan serta mendapatkan perlakuan yang seperti apa. Apabila seorang anak dibesarkan dengan pujian maka ia akan tumbuh dan belajar menghargai. Kemudian apabila seorang anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan tumbuh dengan rasa keadilan.
Kemudian bagaimana jika seorang anak dibesarkan dengan hal-hal yang kurang baik, bahkan terkesan negatif? Tentu ia akan tumbuh dengan membawa perasaan tersebut. Semoga dari puisi ini kita dapat mengambil pembelajaran bahwa pendidikan dari rumah lebih penting ketimbang pendidikan yang diberikan dari luar.
8. Realita Pendidikan – Nur Hafizqi
Pendidikan itu apa? Dia yang hanya peraihan gelar dibelakang nama kita Proses menduduki bangku-bangku yang perlahan naik tingkatan Ajang pembuangan uang orang tua Ajang perlombaan gengsi-gengsi anak bangsa Pendidikan itu apa? Yang mencium tangan ayah ibu pergi menambah ilmu yang katanya guna masa depan Yang merengek menagih uang jajan Yang menyisahkan tenaga demi yang katanya masa depan Yang pergi sekedar bercanda gurau memamerkan kemewahan Di mana fungsi pendidikan sejati? Pada akhir nama yang terlampir huruf apa-apa saja Status siswa dan mahasiswa yang ntah apa-apa saja Pengisi persyaratan bekerja yang ntah apa-apa saja Atau pada perombakan intelektual yang mengisi kemerdekaan Negara
Makna puisi realita pendidikan:
Puisi di atas ditujukan sebagai pesan agar ada baiknya bahwa pendidikan tidak hanya dijadikan sebagai rutinitas belakang, sebagai pengisi naikan tingkat/gelar pada jenjang pendidikan. Orang-orang yang berpendidikan diharapkan mampu membantu perwujudan pendidikan itu sendiri. Membantu agar pendidikan mampu mengubah pribadi menjadi lebih baik serta membentuk menjadi kaum intelektual sesungguhnya.
Walau pada nyatanya akan timbul pertanyaan, kaum intelektual sesungguhnya itu yang bagaimana? Kembali bertanya pada diri, kita bersekolah untuk apa? Selain menambah semangat, pertanyaan tersebut dapat memotivasi diri dalam menikmati pendidikan. Tidak hanya itu, dalam puisi di atas kamu juga diajak untuk bernostalgia, tentang kemerdekaan.
9. Pesan dari Guru – Ruhama, 2019
Kulihat dari kejauhan Ia memarkir sepeda tuanya Kulihat keringat berkilap di dahinya Kudengar suara napasnya yang terengah-engah Kucium aroma keringat yang berbaur dengan parfumnya Tersungging senyum manis dari bibirnya Bibir yang selalu mengucap kata-kata mutiara Bibir yang tak henti mendoakan siswanya Bibir yang mengeluarkan ilmu untuk diajarkan kepada siswanya Suatu hari, Ia pernah berkata, “Anak-anakku, kita memang hidup di desa Terpencil.. Jauh dari ramainya ibu kota Tapi… Jangan pernah kalian merasa kerdil Bangkitlah… Bergeraklah… berjuanglah… Hancurkan kebodohanmu Raih cita-citamu Bangkit dari tidurmu dan gapai mimpi indah itu Aku memang orang tua yang sudah sepuh Tapi cintaku pada kalian takkan pernah lusuh”
Makna puisi pesan dari guru:
Pesan dari Guru adalah sebuah puisi yang mengisahkan nasehat seorang guru kepada muridnya. Di mana ia memberikan pesan meski tinggal jauh dari kehidupan, akan tetapi semangat untuk menggapai cita-cita harus diglorakan. Ketika berbicara tentang sebuah cita-cita, tidak akan ada sekat di dalamnya. Mau itu masyarakat kota ataupun desa, mereka sama-sama memiliki mimpi dan cita-cita.
10. Pendidikan di Negeriku – Nur Hafizqi
Ku lihat berdiri kokoh bangunan-bangunan penimbah ilmu Sebahagian begitu mempesonakan mata Namun sebahagian lainnya begitu reot Didalamnya terdapat ragam rupa anak bangsa Terdapat ragam macam cita-cita Ada yang begitu tulus menimbah Namun tak jarang yang berleha Bagi sebahagian waktu dan buku adalah permata Namun tak jarang yang mengacuh pada permata itu Sang saka berkibar-kibar Bak melambai pada wajah-wajah pejuang bangsa Namun sayang, lambaiannya tak terpandang
Makna puisi pendidikan di negeriku:
Pada awal membaca puisi tersebut, kamu telah mendapatkan informasi tentang kondisi bangunan sekolah yang tidak selalu layak pakai, hal tersebut digambarkan pada kata “reot”. Memang pada nyatanya, sekolah tidaklah selalu bagus, ada yang begitu bagus. Namun tidak jarang yang berada dalam kondisi memperihatinkan, padahal sekolah memiliki tujuan yang sama dalam hal mencerdaskan anak bangsa.
Tidak hanya mengungkap tentang kondisi bangunan sekolah, puisi di atas juga berisi ungkapan kekesalan, bahwa banyak para pelajar yang justru lupa dengan tujuannya bersekolah. Barang kali lupa atau sengaja berleha sebagian pelajar bersekolah untuk sekedar bermain-main tanpa menyayangkan waktu yang terbuang dengan sia-sia.
11. Siapa Pemilik Dunia Pendidikan? – Puspa Agustin, 2022
"Memakan bangku sekolahan, Aku tidaklah kenyang" katanya. Kata ia yang berlindung di antara rongsokan Ia yang tertidur dengan perut kelaparan "Perempuan sekolah tinggi untuk apa?" Tanya mereka yang telah lahir duluan. Yang konon sudah makan asam garam kehidupan Sudah lebih dulu menelan dunia yang kejam "Seorang guru honorer digaji sebesar 700 ribu rupiah selama empat bulan" Potongan kisah yang termuat dalam surat kabar. Kemudian, dari kepalaku yang kosong, Kecerdasanku yang ompong, Lahir pertanyaan, Siapa sebenarnya pemilik dunia pendidikan?
Makna puisi siapa pemilik dunia pendidikan?:
Puisi “Siapa Pemilik Dunia Pendidikan?” sebenarnya merupakan sebuah keresahan akan pendidikan yang masih belum merata, stigma perempuan berpendidikan tinggi di masyarakat, serta masih rendahnya kesejahteraan guru honorer.
Dalam puisi singkat di atas, penulis menyampaikan kebingunannya atas hak segala umat manusia yang masih dipermainkan oleh sesama manusia. Hingga penulis mempertanyakan tentang hak kepemilikan di dunia pendidikan.
Baca juga: 7 Prospek Kerja Lulusan Sastra Berpenghasilan Besar
Demikianlah uraian mengenai pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis puisi beserta 11 contoh puisi pendidikan pendek yang dilengkapi dengan maknanya. Perlu sama-sama kita ingat bahwa setiap orang berhak untuk mengecap pendidikan, karena menuntut ilmu merupakan hal semua orang. Dan sebenarnya pendidikan tak hanya bisa didapatkan di lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan formal.
Di manapun tempatnya, siapapun gurunya, apapun yang diajarkannya selama itu hal yang bermanfaat itu juga merupakan ilmu dan bagian dari proses pendidikan. Selain kumpulan puisi di atas, kamu juga bisa lho membaca puisi kehidupan, puisi Indonesia, maupun puisi motivasi agar semakin terinspirasi. Selamat menunaikan ibadah puisi!