Penelitian grounded theory dilaksanakan dengan tidak berdesain. Namun tidak harus diinterpretasi sebagai bentuk penelitian yang acak-acakan. Memang penelitian seperti ini sifatnya informal dan juga dikatakan sebagai penelitian “seenaknya peneliti”. Dengan alur pikiran yang menentang tradisi berpikir dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sebelumnya. Grounded theory bertolak dari cara berpikir induktif, kemudian berpikir secara deduktif.
Karena penelitian ini menganggap data adalah inspirasi teori, kemudian bergerak membentuk teori yang menerangkan data. Kesan acak-acakan dalam penelitian ini. Akan musnah begitu saja setelah orang mengetahui langkah-langkah atau prosedur metodologis dari grounded theory. Berdasarkan sumber buku Penelitian Kualitatif edisi ke-2 (2007). Berikut adalah prosedur yang dimaksud seperti langkah-langkah berikut ini. Simak dibawah ini, yuk!
Baca juga : Tahapan Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif Verifikatif
Tahapan Pelaksanaan Penelitian Grounded Theory
1. Tahap Penciuman Lapangan
Di tahap penciuman lapangan ini adalah tahap awal dari proses grounded theory. Dan pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan untuk memulai kerjanya. Selanjutnya pada tahap ini, peneliti grounded melakukan dua periode kegiatan yang saling bergantungan. Seperti berikut, pertama, meninjau ke dalam teori-teori agung, teori-teori yang sudah mapan tentang apa yang hendak diteliti. Kemudian menghilangkan daya tarik teori-teori itu dan menjauhkan diri dari sikap ke-“taqlid”-an terhadap teori-teori dimaksud. Sikap ini harus di hidup suburkan oleh peneliti grounded agar tidak “berkacamata kuda”. Dalam kerja penelitian selanjutnya.
Kedua, pemahaman realitas sosial, dunia empiris masyarakat yang hendak diteliti adalah pekerjaan selanjutnya. Yang harus dikerjakan oleh peneliti grounded. Oleh karena itu, peneliti harus melakukan observasi I secara intensif terhadap gejala sosial pada sasaran penelitian. Kemudian mencari data pendukung (sekunder) mengenai apa yang hendak diteliti. Sampai disini, berarti peneliti harus “membuka” telinga, mata. Bahkan intuisi terhadap kemungkinan apa saja agar diperoleh data sekunder yang dibutuhkan. Masih pada observasi 1, peneliti mulai mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya peneliti membuat kategori-kategori permulaan.
2. Tahap Lapangan II
Selanjutnya di tahap ini peneliti melanjutkan observasi 1 yang pernah dilakukan dalam sop penciuman lapangan. Oleh karena itu, pada tahap ini pula peneliti melakukan kegiatan tahap sebagai berikut. Pertama, berusaha memperoleh pengertian lebih dalam tentang dunia empiris yang diteliti. Kemudian menentukan jenis-jenis data apa yang harus dikumpulkan.
Kedua, menentukan metode dan teknik pengumpulan data, baik wawancara mendalam maupun observasi partisipasi. Tidak jarang untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan peneliti. Harus melalui pentahapan lain yang membutuhkan penggunaan berbagai metode pengumpulan data lainnya. Misalnya seperti sensus, angket, dokumentasi, dan sebagainya. Kalau hal ini dibutuhkan. Maka tidak mustahil peneliti grounded mengusahakannya sebagai metode bantu wawancara mendalam dan observasi partisipasi.
Ketiga, mengklasifikasikan data sesuai dengan kategori-kategori permulaan adalah pekerjaan selanjutnya dari grounded theory. Kemudian data tersebut diinterpretasi. Untuk menentukan kategori-kategori yang relevan, dan ini berguna untuk mempertajam perumusan hipotesis.
Keempat, selanjutnya peneliti mencari hubungan antara hipotesis. Terakhir kelima, kerja akhir dari tahapan ini. Peneliti berusaha membangun generalisasi konsep-konsep yang merupakan teori-teori. Kerja ini disajikan dalam bentuk draf kasar.
3. Tahap Lapangan III
Dalam tahap ini sama saja dengan tahap review terhadap tahap-tahap sebelumnya. Namun demikian, tahap ini adalah tahapan kunci dari kerja grounded theory. Sehingga segala sesuatu sudah harus beres sebelum tahapan ini diakhiri. Pekerjaan yang harus dikerjakan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
- Mereview data yang telah dikumpulkan
- Menyusun konsep dan teori-teori yang telah dibangun. Kemudian diungkapkan bersama teori yang lain.
- Merevisi dan mengedit semua draft laporan yang telah dibuat menjadi laporan terakhir yang siap dipublikasi.
Dalam grounded theory, peneliti harus banyak mawas diri. Agar dia tidak sekadar melakukan studi deskriptif kualitatif semata atau sekadar studi eksplorasi yang membutuhkan penelitian lanjutan. Bahkan hasil grounded theory dengan data yang tidak terarah. Hanya mampu dijadikan karya jurnalis yang siap dikirim ke harian-harian yang ada. Untuk mencegah hal di atas, peneliti grounded harus dapat membaca gejala-gejala sosial yang diteliti. Dengan tepat agar mampu menyusun kategori-kategori dan rumusan masalah yang akurat.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai tahapan dari pelaksanaan penelitian grounded theory. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca juga : Metode Analisis Data Kualitatif, Beserta Penjelasannya