Menjadi seorang supervisor adalah tugas yang cukup berat. Pasalnya, ia harus memastikan berjalannya pengembangan kapasitas tiap pegawainya. Hal tersebut dilakukan guna mencapai tujuan perusahaan, yakni meningkatkan pendapatan atau income. Namun, ada dan tidaknya supervisor bergantung pada perusahaan masing-masing.
Supervisor tidak diperlukan jika dirasa perusahaan masih berskala kecil. Akibat lingkup yang cukup minim, maka tidak memerlukan penghubung antara pegawai dan pemilik perusahaan. Sebaliknya, bagi perusahaan dengan lingkup besar, posisi tersebut menjadi hal yang cukup krusial.
Apakah tugas supervisor hanya sebagai perantara pegawai dan pemilik perusahaan? Jawabannya, tentu saja tidak. Masih banyak tugas dan tanggung jawab lain yang diemban olehnya. Artikel ini akan membahas jawaban lengkap atas pertanyaan di atas. Simak hingga akhir, ya!
Baca juga: 5 Posisi Dalam Perusahaan Dengan Gaji Paling Tinggi Di Indonesia
Apa itu Supervisor?
Sebelum memahami tugas dan tanggung jawabnya, kamu perlu mengenal apa itu supervisor. Supervisor atau penyelia adalah posisi yang berwenang menjadi perantara antara pegawai dan pemilik perusahaan. Tidak hanya itu, ia diharuskan untuk memastikan tercapainya tujuan dari bisnis yang dikelola. Para penyelia juga diperbolehkan untuk melakukan arahan demi kelancaran aktivitas pekerjaan.
Ketiga wewenang yang dimiliki tidak menjadikannya bebas untuk menentukan strategi, lho. Strategi hanya dibuat oleh seseorang yang bertanggung jawab atas peran tersebut. Supervisor hanya diperbolehkan untuk merancang teknik implementasi strategi yang tepat. Teknik -teknik tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan aktivitas kerja oleh para pegawai.
Baca juga : 5 Cara Ampuh Menghadapi Atasan yang Suka Menuntut
Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor
Tugas umum penyelia terbagi atas tugas-tugas lain yang lebih spesifik. Kelima tugas supervisor adalah sebagai berikut:
1. Memastikan adanya supervisi
Salah satu tugas penyelia adalah memastikan adanya supervisi. Mereka harus melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap kinerja pegawai. Kegiatan pengawasan dan pengontrolan yang dilakukan berupa penentuan target, identifikasi masalah, dan evaluasi. Apabila terdapat masalah yang timbul dalam aktivitas kerja, supervisor bisa melakukan identifikasi. Saat inti permasalahan ditemukan, barulah implementasi solusi dapat dilakukan. Fase tersebut akan berulang hingga kualitas kerja para pegawai meningkat dan target bisnis tercapai.
Baca juga : Pentingnya Mengenal Budaya Organisasi Dalam Perusahaan
2. Menyampaikan deskripsi pekerjaan
Supervisor juga memiliki tugas untuk menyampaikan deskripsi pekerjaan kepada para pegawai. Arahan luas dan bersifat kasar yang diberikan, harus diterjemahkan dalam kalimat-kalimat yang berhubungan dengan aktivitas kerja. Ia harus memberikan arahan yang mudah dicerna agar pekerjaan menjadi optimal. Hal-hal yang perlu dideskripsikan berupa strategi, perencanaan, dan bentuk aktivitas kerja para pegawai. Tak hanya itu, instrumen pengukur keberhasilan kerja juga perlu disampaikan. Dengan demikian, para pegawai akan mengerti batasan-batasan dari lingkaran pekerjaannya.
Baca juga : Mengenal Konsep Kaizen Dalam Produktivitas Kerja
3. Memberikan arahan
Arahan yang diberikan supervisor harus sampai ke pegawai dengan baik. Apabila tidak, supervisor juga akan mendapatkan konsekuensi dari pihak atasan. Tak heran, jika supervisor sering kali dinilai tegas, kaku, dan ditakuti. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk memenuhi tanggung jawab yang diembannya. Ia harus memastikan bahwa kinerja pegawai dilakukan dengan benar dan mencapai target. Oleh karena itu, arahan terkait tugas, strategi, dan pemecahan masalah harus disampaikan dengan akurat.
Baca Juga : Apa itu Target Market?
4. Mengelola aktivitas pegawai
Tiap perusahaan pasti memiliki target dan tujuan yang ingin dicapai. Pengelolaan karyawan yang baik merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meraihnya. Supervisor memiliki kewenangan untuk mengelola aktivitas karyawan dengan cara terbaik yang mereka bisa. Kinerja pegawai tidak akan baik dan tepat tanpa adanya pengelolaan yang maksimal. Pengelolaan yang dapat dilakukan berupa rekomendasi dan arahan. Rekomendasi dan arahan yang diberikan berhubungan dengan kontribusi pegawai dalam hal mencapai tujuan perusahaan.
5. Memberi motivasi
Berkaitan dengan beberapa tugas supervisor di atas, pemberian motivasi juga perlu dilakukan. Arahan, pengelolaan, dan penyampaian tugas tidak akan berlangsung baik tanpa adanya motivasi. Motivasi yang dilakukan dapat berupa pemberian support. Sebagai seseorang yang lebih dekat dengan pegawai, pasti mengetahui keadaan para pegawainya. Sudah sepantasnya sesama rekan kerja saling memberi support satu sama lain. Apalagi memiliki tujuan yang sama, yakni berkontribusi dan mengusahakan tercapainya tujuan perusahaan.
Bagaimana? Masih menganggap bahwa supervisor adalah pribadi yang kaku? Tentu tidak lagi, bukan? Kini kamu sudah mengetahui bahwa yang dilakukan merupakan tugas dan tanggung jawab atas posisinya. Tujuan atas tugas tersebut juga untuk menyejahterakan perusahaan, lho. Seorang pekerja yang baik adalah mereka yang bekerja maksimal terhadap tugas yang diembannya. Pastikan kalau kamu juga seperti itu, ya!
Baca juga : Quarter Life Crisis: Arti, Penyebab, Dan Cara Mengatasinya
Baca juga : Tugas dan Peran Administrasi Marketing