Sebagian besar orang beranggapan bahwa lingkungan kerja yang tidak sehat ialah hal yang sepele, dimana kita harus bisa membawa diri kita sendiri agar tak terjerumus atau bahkan harus bertahan demi gaji yang didapatkan dari pekerjaan tersebut karena susahnya mencari pekerjaan baru yang bergaji cukup besar.
Padahal dengan bertahan pada lingkungan kerja yang tidak sehat pada level tertentu itu justru menyiksa diri sendiri, lho. Yang mana diri kamu ialah modal utama untuk bisa bekerja, lantas bagaimana mungkin bisa memberikan kinerja terbaik kalau pelakunya tak nyaman dengan lingkungan tempat bekerja? Coba pikirkan deh. Biasanya sih faktor utama dari tak sehatnya lingkungan kerja ini berasal dari bos yang otoriter hingga rekan kerja yang egois atau tak bisa diajak kerja sama sehingga menjadi beban berat bagi kehidupan pekerjaanmu.
Maka dari itu, pada level tertentu dari tidak sehatnya lingkungan kerja yang diibaratkan sudah banyak dampak negatifnya daripada dampak positifnya dari bertahan, alangkah lebih baiknya untuk meninggalkan lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan psikis bahkan fisikmu itu, ya. Coba simak penjelasan terkait ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat di bawah ini sebagai bahan pertimbanganmu dalam mengambil keputusan.
1. Tidak Ada Demokrasi
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa seorang CEO ialah pemimpin tertinggi yang ada di sebuah perusahaan, ya. Dimana ketika Sang CEO bersikap over dominan tentunya semua pihak tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan di sinilah akar dari lingkungan kerja yang tidak sehat, nih. Yang mana sesuai dengan hukum alam bahwa tak ada manusia yang selalu benar, maka dari itu perlu berhubungan sosial agar bisa saling bantu sesuai kemampuannya masing-masing, ya.
Pun dalam sebuah pekerjaan dalam perusahaan besar, tentunya merekrut beberapa orang sesuai dengan keahliannya masing-masing agar bisa memberikan hasil kerja semaksimal mungkin karena paham akan proses pengembangan di bidangnya. Namun, saat sang CEO over dominan hingga menjadi diktator tentunya si ahli di bidang masing-masing tak mungkin bisa berpendapat karena semua pendapat hanya berasal dari suara CEO. Lantas, kalau sejatinya saran dari pekerja di ahli tertentu itu lebih baik dari kebijakan si CEO yang terjadi bukan hanya hasil kerja yang bermasalah, tapi juga si pekerja itu jadi tak nyaman mengerjakan sesuatu yang bukan dari idenya, ide yang sejatinya linear dengan tujuan kerja.
2. Birokrasi Ribet
Kebayang bukan kalau birokrasi dipegang oleh orang egois yang hanya mau keuntungan secara pribadi saja? Tak mau ribet dengan dampak yang akan terjadi jika mempermudah birokrasi? Coba bayangkan apakah kamu tengah mengalaminya. Misalnya saja nih, untuk kebutuhan membeli alat bekerja yang sudah rusak atau tak layak pakai akan selalu ribet urusan adminstrasi ini dan itu yang pada akhirnya tak mendapatkan dana? Padahal dengan alat kerja yang lebih baik atau baru itu bisa memberikan hasil kerja yang jauh lebih maksimal atua demi keamanan dan keselamatan pekerja saat alat kerja itu sudah rusak atau tak layak pakai. Tentunya dengan birokrasi yang rumit ini akan terjadi lingkungan kerja yang tidak sehat karena pekerjanya jadi tak nyaman karena tiap hal penting harus menunggu keputusan birokrasi yang tidak jalan-jalan atau kelempar sana dan lempar sini.
3. Pilih Kasih
Coba pikirkan apakah di perusahaanmu terdapat rekan kerja si penjilat yang jadi kesayangan si bos? Umumnya banyak terjadi, nih. Dari adanya pekerja favorit bos ini munculah suasana pilih kasih yang menyebakan lingkungan kerja jadi tak sehat. Rasionalnya bagaimana mungkin kita bisa bekerja sesuai dengan porsi kita kalau selalu terjadi pilih kasih, yang ada kamu mendapatkan over job sedangkan si pekerja favorit bos jadi sangat teramat ringan pekerjaannya. Hingga pada akhirnya perusahaan jadi lomba menjilat si bos agar ia bisa memenagkan hati bos, tentunya bekerja seperti ini sibuk untuk tujuan pribadi yang bisa menghambat hasil kerja perusahaan dan otomatis kamu akan terimbas dampak negatif dari orang-orang penjilat seperti ini.
4. Nggak Ada Istirahat
Secara logika kamu inginnya bekerja singkat dengan gaji yang tinggi bukan? Iya pastinya. Hal serupa juga berlaku bagi konsep perusahaan yang maunya pekerja kerja lama dengan gaji seminimal mungkin, tentunya hal itu untuk mengutungkan perusahaan denagan pemerasan atas kinerjamu, ya. Maka dari itu, sebagai jalan tengahnya ialah adanya kontrak kerja yang setimpal anatara jam kerja dengan gaji yang didapatkan, tidak boleh lebih dan tak boleh kurang.
Sayangnya, setelah masuk kerja tentunya sebagai pekerja harus taat pada atasan, dimana saat atasan berdalih demi kepentingan bersama, maka kamu diminta untuk bekerja eksta, dipersulit izin cuti, bahkan hari libur dijadiakan hari kerja tanpa adanya gaji tambahan. Hal ini bukan hanya soal uang saja, tapi juga tentang kemanusiaan yang mengarah pada kamu juga butuh istirahat secara fisik dan mental. Maka, bekerja tanpa istirahat tentunya salah satu ciri bahwa lingkungan kerjamu itu tak sehat, ya.
Jangan lupa juga untuk mengikuti media sosial Instagram Vocasia untuk mengetahui update dan informasi terbaru mengenai kursus-kursus menarik dan edukatif yang pastinya sangat berguna untuk kamu!
Kamu bisa menikmati segala kursus online dari berbagai topik yang sedang kamu butuhkan dengan potongan harga khusus hanya di Vocasia . Ingat bahwa dunia semakin cepat berkembang tanpa menunggu kesiapanmu, kalau bukan dari sekarang kamu menyiapkan kemampuan diri atau menjadikan diri lebih mahir akan suatu hal, lantas menunggu kapan lagi? Segera cek dan temukan kursusmu hanya dengan klik tautan dibawah ini!.
Leave a Reply