Catcalling adalah sebuah fenomena yang erat kaitannya dengan orang dewasa bahkan remaja. Beberapa orang merasa bangga ketika menjadi korban catcalling, sebab perbuatan tersebut kerap kali dianggap sebagai tanda diri korban menarik di mata orang lain. Padahal catcalling sendiri bukanlah sebuah pujian namun sebuah pelecehan seksual.
Dalam melakukan tindakan catcalling, biasanya para pelakunya akan berbicara dengan nada yang ramah dengan gestur yang terlihat seperti menggoda. Pelaku catcalling ini dapat melakukan aksinya, baik itu seorang diri maupun berkelompok seperti saat sedang bersama teman-temannya.
Pada dasarnya, catcalling adalah bentuk objektifikasi. Fenomena ini sendiri tidak harus menggunakan bahasa kasar atau dianggap cabul atau menyinggung. Terkadang fenomena catcalling ini pun bisa bersifat fisik atau seksual dan cenderung lebih sering dilakukan ketika laki-laki berada dalam kelompok daripada ketika mereka sendirian. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan catcalling itu? Apa contohnya dan bagaimana cara menghadapinya? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Selalu Waspada! Ini Dia 5 Cara Mencegah Kekerasan Seksual Pada Perempuan
Apa Itu Catcalling?
Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual yang masuk ke dalam jenis street harrasment, yaitu melontarkan kata-kata komentar sensual dengan nada yang menggoda, dan biasanya dilakukan di tempat-tempat umum. Sedangkan untuk pelaku dari tindakan ini, biasa disebut sebagai catcaller.
Dilansir dari laman University of Missouri-Kansans City, biasanya catcalling sendiri dilakukan dengan berbagai macam cara dan oleh berbagai macam golongan. Catcalling pun bisa dengan siulan ketika pelaku melihat tubuh korban dan memanggil dengan nada menggoda, atau melempar komentar berbau seksual pada orang lain.
Pada sebuah penelitian yang pernah dilakukan, telah menyatakan jika tidak sedikit catcaller yang menganggap panggilan-panggilan tersebut hanyalah sebuah keisengan atau lelucon saja. Tidak hanya itu, dalam penelitian juga dijelaskan jika sebagian kecil dari catcaller melakukan catcalling atas dasar kebencian terhadap kaum wanita secara berlebihan (misoginis) atau adanya sikap menolak feminisme.
Baca juga: Mengenal 15 Bentuk Kekerasan Seksual yang Penting Diketahui!
Contoh Catcalling
- Melontarkan kalimat layaknya pujian, misalnya “Selamat pagi, Cantik”, “Wangi banget sih, mau pergi ke mana?”, “Kamu cocok deh pake baju warna terang”, dan “Wah, rapi banget hari ini, mau aku antar?”.
- Memberikan gestur yang terkesan vulgar, misalnya seperti bersiul, berkedip, memberikan tatapan yang penuh dengan nafsu, menjulurkan lidah, menggigit bibir bawah, melambaikan tangan, hingga mengeluarkan suara seperti sedang ciuman.
- Melontarkan kalimat-kalimat yang sensual, contohnya “Bagus banget sih badannya, nengok dong”, “Tambah besar aja hari ini”, dan “Eh itu apa yang menonjol, ups”.
- Menghalang-halangi jalan korban atau menguntit hingga ke tujuannya.
- Melakukan hal-hal yang terkesan menyindir, seperti batuk, menghembuskan angin hingga terdengar suara, dan juga berdeham.
Baca juga: Kenali Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), Contoh dan Upaya Menyikapinya
Cara Menghadapi Catcalling
Nah, sekarang bagaimana sih cara agar kamu bisa menghindari atau melawan pelaku catcalling? Berikut ini kami rangkumkan lima tindakan yang bisa kamu ambil untuk menghindari atau melawan pelaku catcalling.
- Katakan dengan tenang namun dengan intonasi yang tegas kepada pelaku, jika tindakan atau sikap mereka tidak bisa diterima.
- Beri tatapan yang tegas dan tajam secara tiba-tiba, hal ini akan membuat pelaku tersentak dan tidak menyangka bahwa kamu berani melakukan reaksi semacam itu.
- Apabila si catcaller mengikuti atau membuntuti langkahmu, usahakan untuk tetap ada di tempat-tempat yang ramai agar kamu dapat meminta bantuan orang lain apabila tindakan pelaku dirasa mulai membahayakan.
- Bila perilakunya berulang, maka buatlah laporan catcalling tersebut ke petugas keamanan setempat maupun pihak yang berwenang. Jangan lupa untuk minta perlindungan dari pihak terkait.
- Jangan sendirian dan usahakan untuk selalu menghindari lokasi atau tempat di mana si pelaku sering melakukan tindakan catcalling.
Baca juga: Apa Itu Bullying? Pengertian, Jenis, dan Cara Menghadapinya
Apabila kamu korban catcalling, tidak perlu ragu ataupun malu untuk melaporkan tindakan catcalling yang kamu terima. Hal ini karena sudah ada undang-undang catcalling yang berlaku, yakni Pasal 315 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 8, Pasal 9, Pasal 34, Pasal 35 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Memang tidaklah mudah menghindari apalagi mencegah tindakan catcalling. Akan tetapi, membiarkan tindakan tersebut dan tidak mengambil langkah tertentu, justru akan membuat para catcaller semakin menjadi-jadi. Nah, itu dia penjelasan mendalam mengenai fenomena catcalling. Semoga membantu, ya!
Leave a Reply