Site icon Vocasia

Defisit: Fenomena Permasalahan Pada Kondisi Keuangan

Jurusan Ilmu Ekonomi. Sumber: pexels.com

Keterampilan dalam mengelola keuangan perlu dimiliki oleh setiap orang. Terlebih jika kamu merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mengelola keuangan perusahaan, lembaga, atau negara sekalipun. Penting untuk membuat perhitungan dan daftar hal-hal yang menjadi prioritas. Apabila kamu tidak bisa memperhitungkannya secara bijak, kamu justru akan mengalami defisit.

Pengertian Defisit

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, defisit adalah kekurangan (dalam anggaran belanja). Sederhananya defisit ialah kondisi dimana jumlah pengeluaran melebihi jumlah pendapatan. Mungkin istilah ini sering kamu dengar saat menonton berita mengenai kondisi ekonomi keuangan negara. Tetapi tidak menutup kemungkinan defisit juga dapat terjadi pada sebuah lembaga atau bahkan seorang individu.

Dalam ekonomi sebuah negara, terdapat dua jenis defisit yang bisa terjadi yaitu defisit anggaran dan defisit perdagangan. Defisit anggaran terjadi ketika pemerintah melakukan belanja yang besarnya melebihi jumlah pendapatan yang diterimanya dalam suatu periode tertentu. Sementara, defisit perdagangan terjadi ketika nilai impor suatu negara lebih tinggi daripada nilai ekspor yang dilakukannya.

Baca Juga | Apa Itu Venture Capital? Pengertian, Jenis, Cara Kerja, Dan Contohnya Untuk Bisnis

5 Faktor Penyebab Terjadinya Defisit

Terdapat beragam faktor penyebab terjadinya defisit. Untuk itu kamu dapat memahaminya dalam uraian di bawah.

1. Nilai Tukar Mata Uang yang Lemah

Negara-negara berkembang, seringkali melakukan pinjaman kepada pihak luar negeri untuk membiayai kebutuhan pembangunan. S<etiap kali ada perubahan nilai mata uang asing, negara peminjam akan terkena dampaknya sebab pinjaman uang dari luar negeri tersebut dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran utang dihitung dengan mata uang negara peminjam.

Baca Juga | 5 Alasan Dibalik Dolar AS Sebagai Penguasa Mata Uang Di Dunia! Kamu Sudah Tahu?

2. Pembangunan Negara

Faktor berikutnya ialah pembangunan negara. Untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara, pemerintah harus bisa melakukan pembangunan di berbagai bidang secara cepat. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Baca Juga | Mengenal Koperasi Simpan Pinjam (KSP): Pengertian, Tujuan, Fungsi Dan Perannya

3. Daya Beli Masyarakat yang Rendah

Rendahnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa seperti BBM, sembako, listrik membuat pemerintah harus memberikan subsidi atau harga rendah agar masyarakat kecil mampu membelinya. Apabila dilakukan jangka panjang, pemberian subsidi ini akan memicu terjadinya defisit pada kas negara.

Baca Juga | Apa Itu Kreditur? Ketahui Pengertian, Peran, Manfaat, Jenis, Dan Contohnya

4. Pengeluaran saat Inflasi

Inflasi yang terjadi secara mendadak akan menyebabkan pengeluaran pemerintah berantakan dan melebihi dari yang telah dianggarkan. Alhasil, pemerintah harus melakukan revisi pada APBN dan mengeluarkan biaya besar untuk menutupi kelebihan biaya yang terjadi akibat inflasi.

Baca Juga | Memahami Konsep Time Value Of Money

5. Realisasi Penerimaan Negara Tidak Mencapai Target

Setiap kali APBN disusun, pemerintah tentunya telah membuat rencana sumber keuangan negara. Namun, tidak jarang realisasi penerimaan negara tidak mencapai target sehingga banyak program yang terbengkalai. Sehingga pemerintah harus menutup kekurangan tersebut dan melakukan revisi APBN.

Dampak Terjadinya Defisit

Saat mengalami defisit, ada baiknya kamu harus segera mengatasinya dengan baik. Apabila dibiarkan terlalu lama hal tersebut akan membuat kondisi keuangan akan semakin buruk. Adapun beberapa dampak negatif lainnya, yaitu:

Baca Juga | Apa Itu Carding? Waspadai Kejahatan Penipuan, Wajib Tahu!

Cara Mengatasi Defisit Anggaran

Adapun untuk mengatasi defisit anggaran, pemerintah dapat melakukannya dari dua sisi, yakni sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Baca juga | Apa Itu Split Bill? Metode Pembayaran Yang Sering Jadi Masalah Saat Kencan Pertama, Ini Solusinya

Exit mobile version