Pernahkah kamu mendengar istilah forecasting dalam bisnis? Jika belum, berarti kamu harus menyimak artikel ini dengan bersungguh-sungguh. Apa itu forecasting? Forecasting adalah tahapan yang sangat penting sebelum melakukan proses produksi. Tanpa melakukan forecasting, perusahaan akan kesulitan dalam menentukan jumlah produksi. Hal ini berpotensi menyebabkan kehilangan keuntungan besar hingga mengecewakan konsumen. Yuk simak rangkuman informatif berikut!
Apa Itu Forecasting?
Forecasting adalah salah satu metode yang diterapkan pada tahap perencanaan bisnis guna mengendalikan produksi di tengah ketidakpastian di masa depan. Forecasting juga disebut sebagai alat bantu untuk mengadakan perencanaan yang efektif dan efisien. WIlliam Stevenson dalam bukunya yang berjudul Operation Management (2009) menjelaskan bahwa forecasting merupakan dasar dalam menentukan arah keputusan perusahaan di masa depan. Lebih lengkap, forecasting memberikan informasi mengenai permintaan di masa depan yang dapat menentukan budgeting, kapasitas produksi, persediaan, pengadaan barang dan jasa hingga rantai pasok.
Hal serupa juga dijelaskan oleh Satinder Mullick, dkk dalam tulisannya di Hardvard Business Review bahwa forecasting adalah alat untuk mengatasi segala jenis potensi masalah yang dapat terjadi akibat anomali permintaan, baik musiman maupun perubahan ekonomi secara global.
Kegiatan forecasting umumnya dilakukan oleh bagian pemasaran sehingga hasilnya kerap disebut sebagai forecasting atau ramalan permintaan. Hasil ramalan tersebut kemudian digunakan sebagai dasar perusahaan menentukan aktivitas, misalkan memperkirakan jumlah permintaan pelanggan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengerahan sumber daya untuk proses produksi produk.
Baca juga: 7 Cara Membuat Action Plan
Tujuan dan Fungsi Forecasting
Secara umum, fungsi forecasting adalah sebagai pedoman perusahaan dalam menentukan kebijakan efektif dan efisien di masa depan. Lebih jelas, berikut adalah beberapa tujuan dan fungsi forecasting.
- Sebagai acuan bagi perusahaan untuk setiap kebijakan.
- Menjaga stabilitas perusahaan.
- Sebagai kajian terhadap kebijakan perusahaan yang berlaku di masa lalu dan masa sekarang serta bagaimana pengaruhnya untuk masa depan.
- Mempersiapkan solusi strategi jikalau menghadapi masalah di masa depan.
- Bahan pertimbangan pembuatan business plan.
Jenis-jenis Forecasting
Ada beberapa jenis forecasting yang perlu kamu ketahui, yaitu:
A. Berdasarkan Waktu
- Jangka panjang: menggunakan analisis waktu yang relatif lebih lama, biasanya berlangsung selama dua tahun lebih.
- Jangka menengah: analisis waktu tiga bulan hingga dua tahun.
- Jangka pendek: analisis untuk jangka waktu nol hingga tiga bulan.
B. Berdasarkan Fungsi dan Tujuan
- General business forecasting: secara keseluruhan, mulai dari ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lainnya yang bersifat makro.
- Sales forecasting: memperkirakan jumlah produk yang bisa dipasarkan di masa depan berdasarkan data penjualan sebelumnya.
- Demand forecasting: bertujuan untuk mengetahui estimasi permintaan dan kondisi pasar.
- Financial forecasting atau capital forecasting: bertujuan untuk memperkirakan modal yang dikeluarkan di masa yang akan datang.
C. Berdasarkan Ketersediaan Data
- Kualitatif: data-data yang bersifat subjektif karena berdasarkan analisis dan sudut pandang yang berbeda-beda. Data kualitatif dapat diperoleh melalui wawancara, penyelidikan, diskusi, dan sejenisnya.
- Kuantitatif: data-data yang berupa angka dan bersifat objektif. Setiap badan usaha, terutama perusahaan besar biasanya mempekerjakan profesional yang khusus mengelola data kuantitatif.
Baca juga: Apa Itu Marketing Plan? Simak Penjelasan dan Cara Membuatnya di Bawah Ini!
Metode Forecasting
Metode forecasting dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Dalam berbisnis, kedua metode ini wajib untuk diketahui. Metode kualitatif dilakukan dengan pengumpulan pendapat dan analisis dekriptif, sedangkan metode kuantitatif didasarkan pada hitungan matematis.
A. Forecasting Kuantitatif
Ada beberapa teknik forecasting kuantitatif yang umum digunakan, yaitu:
1. Time Series
Metode time series atau deret waktu adalah metode forecasting yang didasarkan pada data-data, suatu variabel, dan kesalahan di masa lampau sesuai dengan urutan waktu (hari, minggu, bulan, dan tahun). Terdapat dua alat analisis untuk menerapkan metode ini, yaitu: pemulusan (smoothing) dan dekomposisi (decomposition).
- Smoothing: forecasting dengan prinsip rata-rata dari kesalahan masa lalu (averaging smoothing past errors) dengan cara meningkatkan persentase kesalahan prediksi sebelumnya (percentage of the errors) yang diperoleh dari perbedaan nilai sebenarnya (actual value) dengan nilai forecasting-nya (forecasting value).
- Decomposition: forecasting dengan membagi data time series menjadi beberapa komponen, seperti tren, musiman, siklus, dan pengaruh random, lalu mengombinasikan prediksi dari komponen tersebut, kecuali pengaruh random.
2. Metode Kausal
Metode prediksi kausal adalah model forecasting sebab-akibat antara permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain yang dipandang dapat memengaruhi. Misalnya, permintaan terhadap baju baru kemungkinan berkaitan dengan budaya daerah, hari raya, taraf kehidupan masyarakat, jenis kelamin, dan lainnya. Data dari variabel-variabel tersebut dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menentukan validitas dari model forecasting yang diusulkan. Metode kausal biasanya dipakai ketika variabel-variabel penyebab sudah diketahui.
Baca juga: Studi Kelayakan Bisnis: Pengertian, Tujuan, dan Aspek
B. Forecasting Kualitatif
Metode kualitatif didasarkan atas subjektifitas manusia. Latar belakang pendidikan, intuisi, emosi, dan sebagainya kemungkinan besar memengaruhi forecasting. Ada beberapa teknik forecasting kualitatif yang umum digunakan, yaitu:
1. Survei Pasar
Teknik survei pasar dilakukan dengan cara meminta pendapat dari konsumen potensial mengenai rencana pembelian produk pada saat periode pengamatan berlangsung. Data dapat diperoleh melalui wawancara dan kuesioner.
2. Opini dari Eksekutif
Teknik opini dari eksekutif dimaksudkan adalah dengan meminta pendapat dari kelompok kecil yang terdiri atas manajer produksi, manajer keuangan, manajer teknik, manajer pemasaran, dan manajer logistik. Pendapat-pendapat tersebut kemudian digabungkan dengan model statistik.
3. Gabungan Tenaga Penjualan
Gabungan tenaga penjualan adalah teknik menggabungkan prediksi dari tenaga penjualan di daerah masing-masing yang kemudian digabungkan pada tingkat provinsi dan nasional. Prediksi-prediksi tersebut berasal dari orang yang memang sudag mengenal daerahnya secara langsung.
4. Metode Delphi
Metode delphi mirip dengan metode kuisioner, yaitu dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Namun, jawaban kuesioner metode Delphi terlebih dahulu disederhanakan sebelum diserahkan kepada ahli untuk forecasting. Keunggulan metode ini adalah hasil yang dikeluarkan akurat dan profesional. Akan tetapi, proses forecasting membutuhkan waktu yang cukup panjang dari membuat kuesioner hingga memperoleh hasil forecasting.
Baca juga: Cara Menjadi Pengusaha Sukses dari Nol
Perbedaan Forecasting dan Planning
Sampai pada tahap ini, mungkin kamu bingung apa yang membedakan forecasting dengan planning. Keduanya memang mirip tetapi sesungguhnya jelas berbeda. Forecasting adalah analisis untuk memperkirakan hal apa yang mungkin terjadi dalam periode tertentu, sedangkan planning adalah kumpulan target apa saja yang hendak dicapai dalam periode tertentu. Singkatnya, planning merupakan hasil dari forecasting. Segala jenis perencanaan perusahaan dapat dirancang setelah dilakukan estimasi atau forecasting. Hasil forecasting dimanfaatkan sebagai pedoman dalam planning atau perencanaan bisnis untuk masa depan.
Demikianlah ulasan singkat tentang apa itu forecasting, jenis, tujuan dan fungsi, serta metode-metodenya. Haruskah seorang pebisnis memahami forecasting? Jawabannya, kembali lagi kepada kesediaan pebisnis tersendiri. Namun, tidak bisa ditampik bahwa forecasting sangat penting, terutama di tahap persiapan bisnis. Tahap awal ini sesungguhnya sangat krusial karena merupakan dapur alur bisnis.
Menyaksikan realitas bahwa masih banyak pebisnis yang belum menerima pendidikan profesional, Vocasia membawa solusi atas fenomena tersebut. Bersama Vocasia kamu bisa belajar cara menjadi pebisnis handal walaupun tanpa gelar sarjana terkait. Bagaimana caranya? Konsentrasi, simak, dan resapi ilmu yang ditransfer oleh ahlinya di bidang bisnis. Ayo ikuti kursus praktis Vocasia! Cocok banget untuk kamu yang berambisi menjadi pebisnis profesional! Miliki kursusnya sekarang juga!
Baca juga: 7 Cara Tepat Membuat Bisnis Plan untuk Bisnis Kamu