Tahukah kamu, ternyata training tidak hanya dilakukan sebelum kita memasuki dunia kerja. Ada perusahaan-perusahaan yang memang menerapkan pelatihan setelah karyawannya diterima kerja, disebut juga dengan on the job training. Sejumlah perusahaan menganggap on the job training adalah suatu keharusan untuk diselenggarakan, namun banyak juga yang merasa tidak memerlukannya. Sebenarnya, apa itu on the job training? Yuk simak bahasannya hingga tuntas!
Pengertian On The Job Training
Singkatnya, on the job training adalah pelatihan yang diberikan kepada para karyawan guna meningkatkan performa kerja. Karyawan yang diikutkan dalam pelatihan bisa karyawan baru maupun karyawan lama yang baru ganti divisi karena dirasa membutuhkan training tertentu. Karyawan yang mengikuti on the job training tidak lantas dibebaskan dari tugas kantor. Makna on the job training adalah pelatihan yang dilakukan bersamaan dengan berbagai aktivitas bekerja karyawan. Dengan kata lain, bekerja sambil latihan.
Istilah on the job training ini tidak hanya mendeskripsikan ‘pelatihan’ secara umum. On the job training maksudnya adalah pelatihan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan bekerja karyawan. Singkatnya, bekerja sambil latihan. Melalui pelatihan tersebut, diharapkan terjadi proses penyerapan skill yang ditandai dengan adanya improvement dari segi kemampuan karyawan.
Baca juga: Evaluasi Diri: Pengertian, Pentingnya, dan Cara Melakukannya
Tujuan Pelaksanaan On The Job Training
Secara obyektif, setidaknya ada tiga aspek yang menjadi tujuan penyelenggaraan on the job training oleh perusahaan, yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Memberikan ilmu pengetahuan yang cukup bagi karyawan adalah tujuan pertama on the job training. Dengan begitu akan terbentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawab yang berdampak pada optimalisasi kinerja perusahaan.
2. Perilaku (Attitude)
Setelah menuntaskan on the job training, diharapkan karyawan dapat bersikap penuh motivasi dan inovasi. Selain itu, terbentuknya juga etos kerja yang tangguh dan kedisiplinan karyawan.
3. Kemampuan (Skill)
Tentu saja muara dari on the job training adalah mengalami peningkatan kemampuan, terutama dari segi softskill dan hardskill di bidang pekerjaan karyawan tersebut.
Baca juga: Apa Itu Outsourcing? Aturan, Kelebihan, Kekurangan, dan Contoh
Bentuk On The Job Training
Beberapa bentuk on the job training yang umum digunakna perusahaan, yakni:
1. Coaching
Coaching adalah pelatihan yang di mana karyawan berpengalaman atau atasan memberikan instruksi dan demonstrasi mengenai tugas tertentu kepada karyawan.
2. Mentoring
Mentoring biasanya diberikan kepada karyawan pada jenjang manajerial. Mirip dengan coaching, dimana manajer dianggap sebagai mentor yang membimbing bawahannya dalam situasi kesulitan.
3. Rotasi Pekerjaan
Rotasi pekerjaan menyebabkan karyawan akan sering beralih dari satu jobdesc ke jobdesc terkait lainnya. Sisi baiknya, metode ini dapat membantu membunuh kebosanan dan membuat karyawan semakin memahami latar belakang pekerjaan mereka. Selain itu, metode ini juga akan membantu karyawan mengembangkan komunikasi dan kolaborasi dengan orang lain.
4. Pelatihan Instruksional Pekerjaan
Seorang pelatih akan merancang program on the job training dan menginstruksikan karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pertama, karyawan akan dipaparkan gambaran umum pekerjaan dan hasil yang diinginkan. Lalu, karyawan ditunjukkan tentang keterampilan apa yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan instruksi tersebut. Kemudian, karyawan diizinkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Pada akhir pelatihan, karyawan akan diminta untuk menyampaikan umpan balik dan diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai apapun yang muncul selama program pelatihan berlangsung.
5. Understudy
Jenis pelatihan umumnya diberikan oleh atasan kepada bawahan yang akan menggantikannya ketika waktu pension tiba. Dengan kata lain, atasan pension maka bawahannya mendapatkan promosi.
6. Apprenticeship
Apprenticeship adalah pelatihan yang umumnya diberikan kepada karyawan di bidang perdaganga, kerajinan, dan teknis. Pelatihan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif panjang sebelum karyawan tersebut benar-benar mahir dalam disiplin ilmu masing-masing.
Baca juga: 4 Alasan Pelatihan K3 Sangat Penting Bagi Pekerja
Manfaat Pelaksanaan On The Job Training
Perusahaan yang menerapkan on the job training tentu saja melihat adanya manfaat yang didapatkan dari proses tersebut. Adapun manfaat yang didapatkan oleh perusahaan dari penyelenggaraan on the job training adalah:
- On the job training secara tidak langsung justru menunjang pencapaian target perusahaan lebih efisien karena pelatihan yang dilakukan telah berfokus pada kebutuhan perusahaan.
- Pelaksanaan on the job training dapat membahagiakan karyawan dan membentuk loyalitas pada perusahaa karena selain memperoleh pekerjaan dan gaji, karyawan juga mendapatkan pelatihan yang bermanfaat untuk mereka.
- Tingkat keberhasilan on the job training dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam memperoleh tenaga kerja berkualitas yang nantinya mampu membawa perusahaan lebih maju.
- On the job training dilakukan dengan memberikan materi sekaligus praktik sehingga perusaaan dapat menekan biaya pelatihan agar tidak setinggi off the job training.
- Selama masa latihan, proses monitoring dan evaluasi kinerja karyawan juga akan lebih mudah dilakukan.
Baca juga: Hubungan Antara Pelatihan Kerja Dengan Prestasi Kerja
Kelebihan dan Kekurangan On The Job Training
Meskipun mendatangkan banyak manfaat, on the job training nyatanya juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
A. Kelebihan
- Dapat meminimalkan human error
- Memotivasi karyawan karena training yang diberikan bersifat relevan dengan jobdesc.
- Karyawan dapat melakukan praktik kerja secara langsung, bukan simulasi ataupun sekadar teori belaka.
- Lebih mudah disesuaikan dengan jadwal pekerjaan karena pelatihan dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.
- Tidak perlu memangkas jam kerja karena pelatihan dilakukan sembari karyawan bekerja.
- Tidak perlu mendatangkan pembimbing dari luar.
- Keseluruhan fasilitas perusahaan dapat dimanfaatkan untuk pelatihan.
- Mempererat relasi antara karyawan dengan pembimbing.
B. Kekurangan
- Terkadang kualitas pelatihan relatif rendah karena pembimbing umumnya bukan tenaga profesional.
- Pelatihan dan praktik kerja yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dapat membuat karyawan malah kehilangan konsentrasi kerja.
- Kemungkinan karyawan menjadi akibat beban pekerjaan sekaligus pelatihan dan monitoring serta sehingga motivasi kerja justru semakin melemah.
Baca juga: Skill Kerja Remote yang Harus Kamu Miliki
Suatu hari nanti, mungkin kamu adalah salah satu karyawan yang akan menerima on the job training. Kamu mungkin harus berhadapan dengan beban kerja yang berat ditambah dengan kritikan dari pembimbingmu. Eits, jangan panik, jangan khawatir. Tahukah kamu rahasia menjadikan bekerja sebagai kegiatan yang tidak membebani? Yap, menjadikan pekerjaan itu sebagai rutinitas dengan target yang jelas. Semakin clear target yang kamu selesaikan, semakin produktif juga aktivitas harianmu. Langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah dengan menyusun jadwal kerja terstruktur. Solusi ini cocok banget untuk kamu yang akan atau sedang dalam kondisi hectic karena berhadapan dengan berbagai proyek. Bagaimana caranya? Mudah saja, cari jawabannya disini!
Baca juga: Hard Skill dan Soft Skill, Apa Bedanya?