Dalam teori jurnalistik ditegaskan, produk surat kabar dapat dibagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu news, views, dan advertising. News berarti berita, views berarti opini, dan advertising berarti iklan. Sebagai pedoman dasar, karena news adalah berita, maka apa pun yang terdapat dalam berita itu haruslah merupakan fakta. Setiap fakta berarti harus objektif. Sebaliknya views, karena views adalah opini, dan opini berarti pandangan, maka apa pun yang terdapat dalam views bersifat subjektif.
Lantas, bagaimana dengan feature? Apakah feature termasuk karya news atau karya views?. Menurut teori jurnalistik, feature termasuk ke dalam kelompok atau rumpun news. Sekadar mengingatkan lagi, news itu sendiri diklasifikasikan ke dalam dua kategori. Pertama hard news (berita berat, berita keras). Kedua soft news (berita ringan, berita lunak). Secara teoretis, feature termasuk ke dalam soft news. Harap dipahami, pengertian ringan atau lunak pada feature bukanlah pada materinya. Melainkan pada segi atau teknik penyajiannya. Pada karya feature, seberat apa pun materi yang diangkat. Khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa akan menikmatinya seringan menyentuh balon gas.
Sebagai pedoman dasar, karena termasuk ke dalam kelompok news. Maka apa pun pesan, uraian, atau cerita yang disajikan dalam feature haruslah merupakan fakta objektif. Ia bukan cerita fiktif. Atas dasar inilah, feature sering disebut sebagai penuturan rangkaian fakta yang disajikan secara naratif.
Baca Juga : Ciri Utama Cerita Feature
Bedasarkan buku Jurnalistik Indonesia (2017). Berikut adalah penjelasan arti, definisi, dan karakteristik dari feature. Simak dibawah ini yuk!
ARTI DAN DEFINISI FEATURE
1. Pengertiaan Feature
Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan kita yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau atau karangan khas. Karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang. Sebagaimana dijumpai pada berita langsung (straight news).
Apa yang dijelaskan Rivers dalam The Mass Media Reporting, Writing, Editing (1967). Mungkin bisa membantu kita untuk lebih memahami apa itu feature. Rivers menunjukkan, kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang, dan itu kita sebut sebagai berita. Di samping berita kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan yang kita sebut artikel atau opinion pieces. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang disebut sebagai karangan khas (feature).
Menurut pakar yang lain. McKinney, feature adalah suatu tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan utama 5W1H dapat diabaikan. Sedangkan Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (1957). Memasukkan feature pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment). Secara gamblang ia mengiaskan feature pada surat kabar sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia tidak memberikan kalori utama, tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Ia merupakan bagian cukup penting. Sehingga surat kabar memenuhi pula fungsi ketiga yang tidak dapat diabaikan, yakni hiburan (entertainment) di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan.
Jadi jelas, feature bukanlah menu utama surat kabar, tabloid, majalah, atau media massa. Menu utama surat kabar tetap adalah berita. Dalam teori jurnalistik ditegaskan, berita terutama berita langsung. Disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik dan rumus 5W1H. Artinya, pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu, baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian rinci serta latar belakang peristiwa. Selain itu, berita disajikan dalam bahasa laporan yang sifatnya formal, apa adanya, lugas, dan tembak langsung (to the point).
2. Definisi Feature
Penulisan feature tidak tunduk kepada kaidah pola piramida terbalik dengan rumus 5W1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif. Namun demikian, setiap karya feature harus mengandung semua unsur yang terdapat SW1H. Selain itu, feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya kreatif informal. Jadi sangat jauh berbeda dengan berita langsung (straight news) yang disajikan dalam bahasa pelaporan yang sifatnya lugas dan formal.
Definisi yang lain, di antaranya diberikan oleh Julian Harris dalam The Complete Reporter (1985). Richard Weiner dalam Webster’s New World Dictionary of Media and Communications (1990). Selanjutnya Daniel R. Williamson dalam Feature Writing for Newspaper (1975). Menurut Jullian Harris, secara umum. Arti kata feature meliputi suatu daftar panjang tentang berbagai bahan mulai dari komik sampai tulisan yang disebut kolom. Serta tidak digolongkan dalam berita lempang. Artinya, secara khusus feature adalah tulisan yang semata-mata berdasarkan daya pikat manusiawi (human interest). Kemudian tidak terlalu terikat pada tata penulisan baku yang kaku.
Menurut Richard Weiner, feature adalah suatu artikel karangan yang lebih ringan, atau lebih umum, tentang daya piket manusiawi, atau gaya hidup. Daripada berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat. Menurut Daniel R. Williamson, feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif yang dirancang terutama untuk menghibur. Serta memberitahu pembaca tentang peristiwa, situasi, atau aspek kehidupan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri dinyatakan. Feature adalah karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terinci sehingga apa yang dilaporkan hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca.
Baca Juga : Teknik Menutup Cerita Feature
Karakteristik Feature
Baca Juga : Unsur-Unsur Pokok Cerita Feature
Berikut dibawah ini 5 (lima) karakteristik feature. Bedasarkan buku Jurnalistik Indonesia (2017).
- Ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual. Berita ditulis dengan gaya laporan yang sifatnya kaku, tegak lurus, ringkas, tegas. Sedangkan feature ditulis dengan gaya menulis cerita pendek (cerpen) yang sifatnya lentur, hidup, memikat.
- Berisi tentang suatu situasi, keadaan atau aspek kehidupan yang sifatnya objektif, benar, akurat. Laporan fakta atau peristiwa pada berita bersifat tembak langsung (to the point). Sementara itu, cerita faktual pada feature menggunakan alur dan pemantik.
- Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan pihak narasumber. Liputan jurnalistik untuk berita sering dilakukan secara tiba-tiba, tak terduga, tanpa perencanaan, singkat. Sedangkan cerita feature lebih banyak direncanakan sebelumnya cukup lama.
- Bertujuan untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi tetapi sekaligus juga menghibur khalayak (informatif dan rekreatif). Laporan berita hanya menyentuh wilayah kognitif khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Sementara, cerita feature tak hanya menyentuh kognitif tetapi juga wilayah afektif khalayak.
- Rangkaian fakta atau informasi disajikan secara tidak resmi, informal. Laporan berita hanya memaparkan peristiwa secara singkat dan lugas. Sedangkan, cerita feature melukiskan peristiwa secara naratif memikat.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai arti, definisi, dan karakteristik dari feature. Bagaimana menurutmu? komen dibawah ya!
Baca Juga : Jenis Feature Dalam Berita